-03-

879 196 37
                                    

Hyeongseob terus mendorong Daniel ke pintu. Pria ini tidak akan selesai menciumi wajah Hyeongseob kalau tidak diusir.

"Telpon aku kalau kangen. Secepat kilat aku akan datang."

Setelah mengatakan itu, dia mengecup bibir Hyeongseob. Lalu benar-benar pergi.

Hyeongseob keluar dari apartemennya. Dia melihat susu dan koran masih tergeletak di depan pintu. Biasanya Guanlin sudah membereskan, sekarang sudah pukul 8 pagi, tumben sekali.

Hyeongseob membawa susu dan koran masuk. Meletakan di atas meja makan. Tidak ada makanan disana dan tidak ada tanda-tanda Guanlin sudah memasak. Sungguh aneh. Cepat-cepat Hyeongseob ke kamar Guanlin.

Benar saja, Guanlin ada disana. Tidur meringkuk. Dia masih mengenakan pakaian olahraga. Hyeongseob menyentuh kening Guanlin. Panas. Guanlin demam.

"Kau sakit, kenapa tak mengabariku!" Hyeongseob panik.

Dia segera mengambil kotak p3k. Ada kompres penurun panas disana. Segera dia tempelkan kompres itu ke kening Guanlin.

Dia membuka jaket parasut yang dipakai Guanlin. Keringatnya banyak sekali. Tubuhnya dingin, tapi keningnya sangat panas. Setelah itu, dia luruskan tubuh Guanlin, agar lebih nyaman.

Hyeongseob berpikir untuk mengganti baju Guanlin. Tapi, tangannya ditepis. Guanlin ternyata terbangun.

"Aku bisa mengganti pakaian ku sendiri."

"Kalau begitu kenapa tidak diganti dari tadi?" Omel Hyeongseob. "Kau masuk angin, bajumu basah, sementara AC kau nyalakan."

Guanlin bangkit, mendudukan diri. Membalik tubuhnya saat membuka kaos yang ia kenakan. Hyeongseob segera mengambil baju dan celana ganti.

"Cukup, kau keluar saja. Aku bisa sendiri."

Hyeongseob berdecak. Dia menghentakan kaki saat keluar dari kamar.

"Selalu seperti itu. Tidak mau dibantu." Masih melanjutkan omelan.

Hyeongseob lalu menelpon kantor Guanlin. Mengabarkan kalau Guanlin tidak bisa masuk kerja. Juga menelpon Daehwi untuk segera datang membuatkan bubur.

Hyeongseob kesal menyalahkan diri, karena tidak bisa memasak. Bahkan membuat bubur pun dia tak bisa. Padahal Guanlin harus makan dulu sebelum minum obat.

Dia melihat Guanlin keluar kamar dengan tertatih-tatih.

"Kau harusnya tidur saja," seru Hyeongseob. Mendorong Guanlin kembali ke kamar. Tenaga Guanlin cukup lemah sehingga dengan mudahnya mengikuti Hyeongseob.

Hyeongseob menyelimuti tubuh Guanlin yang sudah berbaring.

"Hari ini, kau istirahat saja. Ok?"

Guanlin tidak menjawab, matanya menelisik leher Hyeongseob. Pemandangan itu yang mengganggunya sejak tadi. Ingatannya tentang hal yang di dengarnya semalam, membuat perutnya kembali bergejolak.

"Kau tidak apa-apa kan?" Hyeongseob bingung karena Guanlin yang memalingkan wajah. Lalu menutupinya dengan selimut.

Ting tong

Bunyi bel cukup membuat Hyeongseob mengalihkan perhatian. Dia tau, itu pasti Daehwi. Cukup cepat datangnya karena mereka tinggal di gedung apartemen yang sama hanya berbeda lantai.

"Syukur lah, kau datang. Tolong masakan bubur untuk Guanlin. Dia demam."

"Kau bahkan tidak bisa masak bubur, kak?" Daehwi tertawa. Dia segera ke dapur. Mengambil beras, mencucinya, menambah kan air dan sedikit garam. Lalu meletakkannya ke rice cooker.

Quasiplatonic -GUANSEOB ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang