-10-

744 171 48
                                    

Bersikap jujur itu suatu hal yang sulit. Ada hal yang terkadang lebih baik ditutupi tapi ada juga yang seharusnya segera diungkapkan.

Yang ditutupi agar tidak menyakiti.

Yang diungkapkan juga bertujuan agak tidak menyakiti.

Itulah sebab kejujuran itu sulit, karena masih banyak orang yang memilih hidup dalam kebohongan.

Ahn Hyeongseob termasuk tipe orang yang berusaha jujur akan hidupnya. Gaya hidup yang dianutnya, bergonta-ganti pasangan tanpa ragu ia tunjukkan. Tak peduli orang lain mencaci. Tak peduli orang lain menjauhi. Ini hidupnya.

Dia membiarkan semua orang tau kesepian yang ia rasakan. Tentang ia yang tak dapat tidur tanpa pelukan serta tentang ia yang begitu menginginkan Guanlin.

Semua ia ungkapkan dengan jujur.

Sehingga ketika ia dihadapkan pada pilihan untuk mengungkapkan hubungannya dan Woojin. Dia siap membongkarnya.

Lalu kenapa ia membiarkan dirinya diancam oleh Woojin? Itu disebabkan Hyeongseob tidak ingin melukai Guanlin.

Karena lagi-lagi kejujuran tidak bisa diterima setiap orang.

Guanlin adalah tipe yang memilih tidak tau apa-apa ketimbang mengetahui kenyataan. Dia tidak segamblang Hyeongseob. Pikirannya kompleks dan lebih rapuh. Orang lain bebas mengatakan hal buruk tentang dirinya, asalkan ia tidak mengetahuinya. Teruslah tersenyum manis padanya walaupun kau ingin menghina di belakang. Lakukan saja, asal ia tak tahu.

Hyeongseob yang mengenal karakter Guanlin sejak lama, memutuskan untuk tetap mengungkapkan hal yang membuat dirinya sulit akhir-akhir ini.

Guanlin harus tau, Hyeongseob tak peduli jika dibenci, dia tidak ingin menyakiti orang yang paling ia kasihi lebih jauh lagi.

Kebusukan itu harus segera ia singkirkan. Ungkap saja sebelum bau busuk itu menjadi racun mematikan.

---

Pagi yang cerah, seperti senyum Guanlin yang menatap Hyeongseob saat ini. Tak ada tanda kelelahan pada mata indah itu walaupun baru melewati perjalanan panjang semalam.

Mata Guanlin berbinar menatap lekat tubuh mungil di hadapannya. Senyuman terukir dihiasi lesung pipi manis. Tiga hari tak bertemu kekasih membuatnya tak ingin mengalihkan pandangan dari sosok yang sangat ia rindukan ini.

"Kau tidak bekerja?" Tanya Hyeongseob, ia membantu melap kering peralatan makan pagi mereka. Meletakkan dengan rapi peralatan itu ke lemari. Hanya itu pekerjaan dapur yang Guanlin izinkan Hyeongseob untuk lakukan.

"Hari ini aku libur. Bagaimana dengan mu?" Guanlin sudah beranjak menuju ruang tengah. Tangannya mengulur meminta Hyeongseob segera mengikuti.

"Aku meliburkan diri. Pekerjaan ku sudah beres. Euiwoong dan Daehwi ku minta beristirahat. Karena ada yang ingin ku bicarakan dengan mu."

Kening Guanlin berkerut. Heran dengan ucapan Hyeongseob yang nampak serius. Tangannya menepuk sisi kosong di sebelahnya, meminta Hyeongseob segera duduk di sofa bersamanya.

Saat Hyeongseob baru duduk, saat itulah tubuh Hyeongseob ditarik, pelukan erat serta ciuman ia terima. Guanlin sudah menahan diri sejak tadi karena tidak ingin mengganggu sarapan Hyeongseob. Guanlin teramat rindu, semalam saat ia pulang Hyeongseob sudah tertidur lelap, Guanlin segan mengganggu walau hanya pelukan sehingga inilah saat yang tepat melampiaskan rasa rindu itu.

"Apa yang ingin kau bicarakan? Wajah mu terlihat serius sekali." Guanlin membelai surai hitam Hyeongseob yang sedang membenamkan wajah ke ceruk leher Guanlin.

Quasiplatonic -GUANSEOB ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang