-04-

833 208 44
                                    

Hyeongseob, Euiwoong dan Daehwi berjalan beriringan mengikuti Editor Park Woojin. Mereka akan makan malam bersama. Ditraktir editor Park tentu saja karena webtoon buatan mereka rilis dengan rating yang bagus.

Setelah makan ramen, lalu pergi ke tempat karaoke. Disana Euiwoong dan Daehwi bersenang-senang menyanyikan lagu terbaru. Hyeongseob dan editor Park tak ikut bernyanyi hanya memberikan sorakan, sambil meminum beberapa kaleng bir.

Asyik memperhatikan Euiwoong dan Daehwi bernyanyi, Hyeongseob tak sadar duduk editor Park semakin mendekat kearahnya.

Tentu saja, Hyeongseob kaget saat menoleh ke kanan, wajah editornya itu berada di dekatnya.

"Kau seperti melihat hantu saja." Kekeh Park Woojin sembari menyesap birnya.

'kau lebih menyeramkan dari hantu.' batin Hyeongseob.

Hyeongseob memalingkan wajah. Malas melihat wajah editornya itu. Sementara yang dihindari semakin menggodanya.

"Kemana kau ingin pergi liburan?" Woojin kembali berbicara.

"London," sahut Hyeongseob malas.

"Cukup jauh..."

"Karena itulah..."

"... selesaikan episode minggu depan, lusa. Kalau bisa..." Potong Woojin.

Hyeongseob menatap Woojin tak percaya.

"Serius?"

Woojin mengangguk. Saking senangnya Hyeongseob tanpa sadar memeluk editornya. Tapi tak lama, dia langsung mendorong tubuh pria itu. Memasang wajah tak berdosa sambil merapikan rambut.

"Aku mau pulang," kata Hyeongseob tiba-tiba.

"Yah, kak!" Seru Euiwoong kecewa. "Waktu sewa ruangan masih 1 jam lagi."

"Kalian teruskan saja. Aku pulang sendiri." Sahut Hyeongseob.

Dia tidak menerima protes asistennya. Bersegera pergi karena ingin melanjutkan naskah. Sudah diberi lampu hijau untuk liburan, mana mungkin dia lewatkan.

Tapi dia tak meninggalkan tempat itu sendirian. Editor Park mengikuti langkahnya. Hyeongseob tentu saja terganggu. Dia merengut saat membalikkan badan, menatap pria itu.

"Kenapa dengan wajah mu?" Editor Park tertawa sambil menunjuk Hyeongseob.

"Kenapa mengikuti ku?"

"Aku ingin mengantarmu pulang."

"Aku bisa pulang sendiri." Sahut Hyeongseob, dia berbalik. Berjalan menuju apartemennya yang memang tidak jauh dari tempat karaoke itu.

Tapi langkahnya terhenti saat Editor Park melewatinya dan menghalangi jalan.

Hyeongseob mendengus kesal. "Apa maumu?"

Woojin mengendikkan bahu. Dia hanya menatap Hyeongseob. Tatapan yang seperti itu dulu pernah ada. Cukup lama, Woojin tidak menatap Hyeongseob seperti ini. Selama menjadi rekan kerja, mereka selalu bertengkar, berdebat dan bersilang pendapat.

Cara Woojin menatap sekarang seperti saat awal mereka memulai karir bersama-sama. Dulu, saat mereka masih akrab sebagai kawan. Ya, saat Hyeongseob masih belum mengenal kencan bebas.

Woojin menyentuh puncuk kepala Hyeongseob dengan tangan kanannya. Mengusak surai hitam legam namun halus.

Editor Park Woojin, bukanlah salah satu dari sekian banyak teman kencan Hyeongseob. Mereka murni berhubungan sebagai rekan kerja. Hyeongseob sendiri pantang mengencani orang yang menjadi teman kerjanya.

Quasiplatonic -GUANSEOB ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang