Oh Tuhan, itu dia. Pria tampan, rapi, dan berambut klimis. Suaranya ramah menyapa setiap karyawan di ruangan ini, kecuali diriku. Dia tak pernah menyapaku, hingga aku mengiranya mungkin lupa namaku. Aku memang karyawan baru di sini, tapi paling tidak dia kan bisa menanyakan namaku. Dengan sukarela, aku akan memberitahukannya bersama nomor teleponku.
Dia tinggi tegap bak Keanu Reeves dengan suara serenyah Ferry Fadly. Aku membayangkannya berbisik di telingaku, dan itu membuatku melayang.
Langkahnya semakin mendekati mejaku. Kulirik sekilas cermin kecil di meja, memastikan riasan yang sempurna dan tidak ada sisa cabe nyempil di gigiku.
Aku hampir pingsan ketika dia berhenti di depanku. Bau harum parfumnya tercium segar, membuatku ingin melompat ke dalam pelukannya. Butiran keringat mulai menuruni punggungku, aku terkejut bisa berkeringat di dalam ruangan full AC.
“Selamat pagi, Tania. Semoga betah bekerja di sini.”
Untuk sesaat, aku tertegun tak sanggup berkata apa-apa. Dia sudah tahu namaku? Kupandangi punggungnya yang mulai menjauh, tak sempat berkata apapun.
“Cieee … yang udah dapat plakat nama baru. Udah resmi ye jadi penghuni kantor ini.” suara cempreng Siska menyadarkanku ada benda asing di meja. Sebuah plakat nama dengan huruf kapital semua. TANIA - CS 1.