Aphrodite

81 10 14
                                        

Keanggunan wanita itu benar-benar menyedot perhatian Raul, bak sinar mercusuar menembus riuhnya badai samudera. Mata bulatnya memberi tatapan yang hangat dan dalam. Rambutnya hitam tebal dikuncir kuda, beberapa helainya terlepas, membentuk bingkai indah pada wajah ovalnya. Tanpa sadar, ibu jari dan telunjuk Raul saling bergesekan, seakan membayangkan lembutnya rambut ikal itu dalam sebuah belaian. Bibirnya penuh dan merona. Setiap kali lidah membasahinya, Raul harus sekuat tenaga mengusir pikiran-pikiran liar yang datang.

Wanita itu beranjak dari meja dengan gemulai. Merapikan roknya sesaat sebelum berjalan ke arah meja Raul. Tubuhnya ramping dengan dada yang membentuk indah. Jantung Raul berpacu, ketika si rambut ikal itu melewati mejanya. Wangi harum segar lavender seketika memenuhi ruang udara di sekitar Raul.

"Permisi, toilet di sebelah mana, ya?"

Sayup terdengar suaranya di belakang punggung Raul. Suara sehalus beludru dengan desahan di setiap penekanan akhir kata, membuat Raul bereaksi seperti anak tujuh belas tahun yang pertama kali menonton film dewasa.

Buru-buru diteguk bir dinginnya yang sekarang lebih terasa seperti air putih. Keputusannya makan siang di Jimmy's kali ini benar-benar keliru. Raul merasa dia harus segera mandi berendam di Sungai Gangga, dan mulai memikirkan sumpah selibatnya sekali lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet My Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang