tres

54 10 0
                                    

Don't be a silent reader please.

"Siapa namamu?" tanya Baekhyun sambil mencengkram bahu gadis itu secara tiba-tiba. Mata gadis itu membulat. Ia takut Baekhyun ada maksud jahat karena Baekhyun terlihat menyeramkan dengan tatapan tajam itu.

Gadis itu sedikit mengerutkan dahinya. Ia seperti mengenali wajah itu, tapi dimana? Mengapa seketika ia menjadi pelupa? Padahal ia bukan tipe yang melupakan hal sekecil pun.

Gadis cantik itu memberanikan diri untuk menatap mata indah yang tengah menatapnya itu. Rasanya waktu berhenti begitu saja saat ia mempertemukan maniknya dengan manik pria di depannya ini. Rasanya tatapannya terkunci dan tak ingin lepas. Astaga, tolong sadarkan mereka bahwa mereka berdua menjadi pusat perhatian para penjalan kaki yang melewati trotoar itu!

"Hei, kau mendengarku?" tanya Baekhyun yang menyadarkan gadis itu. Ia pun mengerjapkan matanya berusaha mengembalikannya ke dunia nyata. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Yang ia lihat hanyalah para pejalan kaki yang berlalu lalang sambil memperhatikan dirinya dan pria di depannya ini. Oh tidak, ini memalukan.

"Bisakah kita berbicara sambil berjalan saja?" pinta gadis berambut panjang itu. Syukurlah, Baekhyun mengangguk, menyetujui permintaannya. Mereka pun mulai melangkahkan kaki. Baekhyun mengikuti arah jalan gadis itu pergi. Sebagai seorang pria, ia harus mengalah.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," sahut Baekhyun yang membuat gadis itu menoleh. "Pertanyaan apa?" Dengan polosnya, ia bertanya seperti itu, padahal Baekhyun sudah mengucapkan pertanyaannya dengan jelas tadi.

"Pertanyaannya, siapa namamu?" Sekali lagi, Baekhyun mengulang pertanyaannya. Gadis itu memicingkan matanya sambil mengarahkan pandangannya ke arah Baekhyun. "Untuk apa kau bertanya seperti itu?"

"Jawab saja pertanyaanku!" kata Baekhyun dengan nada yang sedikit naik. Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Ia kesal karena Baekhyun menaikan nada berbicaranya.

"Choi Mihye," jawabnya to the point. Baekhyun tidak mendengar suara kecil itu. Ia pun mengangkat tangan kirinya ke dekat telinganya. "Apa? Aku tidak mendengar."

"Namaku Choi Mihye, Tuan." Gadis bernama Mihye itu mengulangi jawabannya. Baekhyun hanya membulatkan mulutnya seakan mengucapkan kata "Oh". Ia hanya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, namun kedua netranya membulat ketika menyadari sesuatu. Baekhyun menoleh ke arah Mihye sambil memasang ekspresi terkejut. Secara tiba-tiba, ia menghentikan langkah kakinya, membuat Mihye ikut berhenti.

"Kau baru saja memanggilku dengan panggilan Tuan?" tanya Baekhyun, "Kau tidak lihat aku mengenakan seragam sekolah seperti ini?" lanjut Baekhyun sambil menunjukkan tubuhnya yang dibaluti seragam sekolah.

"Oh, maafkan akuㅡ"

"Byun Baekhyun," ucap Baekhyun spontan melihat Mihye kebingungan karena tidak mengetahui namanya.

"Oh, jadi namamu Byun Baekhyun," ucap Mihye sambil mengangguk-angguk pelan. Mereka pun kembali berjalan, tetapi kali ini tidak ada percakapan di antara mereka. Sangat canggung, itulah yang dapat mendeskripsikan keadaan sekarang ini.

Mihye melirik Baekhyun yang sedang berjalan di sampingnya dalam diam. Tak dapat dibohongi, mata Mihye sempat terkunci dengan tatapan yang diberikan Baekhyun. Dua mata itu, Mihye tidak pernah menemukan mata indah seperti itu. Jujur, ia menyukai tatapan itu. Rasanya ia ingin merasakan mata itu menatapnya lagi dan ia harap ia dapat memberhentikan waktu saat itu juga.

"Untuk apa kau menanyakan namaku?" tanya Mihye yang memecahkan kecanggungan di antara mereka berdua. Baekhyun terdiam sebentar. Mihye menoleh ke arah Baekhyun sambil menunggu jawaban. Tak lama, Baekhyun menjentikkan jarinya. Mihye yang melihatnya hanya menatapnya aneh.

libertad ¦ bbhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang