chapter 4

1K 104 27
                                    

flashback


suara tamparan itu menghiasi segala penjuru kamar mandi dikampus tiffany.suara tangan yang beradu dengan pipi itu terdengar begitu pedih.sang pelaku tak henti-hentinya memberikan berbagai jenis macam siksaan pada korbannya.

seorang gadis yang dikeroyok beberapa gadis lainnya yang merupakan teman satu kampusnyadisebuah kamar mandi.dia disiksa dengan kesalahan yang tak pernah ia perbuat.

"brengsek! sudah berapa kali kami katakan bahwa kau tak usah kegenitan pada taeyeon.kau tuli hah!!" makian itu mengalir begitu lancar dari mulut seorang gadis bernama ailee.

dia menjambak rambut gadis yang menjadi korbannya kuat-kuat membuat tiffany meringis kesakitan.tubuhnya sudah penuh dengan lebam,memar,bahkan pelipisnya sudah mengeluarkan darah karena luka robek karena pukulan gadis-gadis itu.

"kumohon hentikan" suara lirih bercampur air mata itu tak menghentikan pukulan ditubuhnya.gadis-gadis itu semakin bersemangat memukul tubuhnya yang sudah babak belur.

"mati saja kau gadis sialan!!" bentak bora. tangannya lagi-lagi menampar pipi tiffany hingga bibir gadis itu kembali berdarah.

"kumohon..hen..tikan hh" hela nafasnya sudah berat.pandangannya sudah mengabur karena rasa sakit ditubuhnya.

"taeyeon tak sudi memiliki kekasih sepertimu.dia hanya menjadikanmu mainannya,jadi kau jangan sok kecantikan.dasar wanita murahan" satu dorongan keras dikepalanya dihadiahi oleh sunye.

"kau tak pantas bersama taeyeon bitch" umpatan itu terus keluar masuk telinganya.

tiffany hanya menerima perlakuan buruk itu tanpa bisa melakukan apapun,meminta tolongpun tak akan ada yang menolongnya.

apakah salah jika dia mencintai taeyeon,hingga dia diperlakukan begitu buruk karena rasa cintanya.setelah mendengar perkataan tajam dari taeyeon tentang dia yang hanya menjadikannya bahan pertaruhan dan gadis yang bisa dipermainkannya,kini tiffany harus menerima uian lainnya.yaitu kekerasan dari para gadis yang mengagumi taeyeon.

nafas tiffany tercetak saat tangan bora menekan lehernya kuat-kuat,mata dan wajahnya memerah menahan sakit,tak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk memohon belas kasihan.

"mati saja kau hwang!!" nafasnya tersegal karena pasokan oksigen yang hilang dari paru-parunya.

tiffany tak bisa merasakan nafasnya sendiri,pandangannya sudah gelap.mungkin dia akan mati detik itu juga.

"yakk!!buka pintunya!!" gedoran keras dipintu kamar mandi menghentikan kegiatan mereka.tiffany sudah tak berdaya tubuhnya sudah tergeletak mengenaskan dilantai.


"yak!! apa yang kau lakukan pada tiffany!!" sooyoung bersimpuh disamping tubuh tiffany yang sudah tak sadarkan diri "fany-ah jebal buka matamu" dia menepus keras pipi tiffany namun tak ada respon.

"aku berjanji akan memasukkan kalian ke tahanan jika terjadi sesuatu padanya!!" ucap sooyoung tegas sebelum menggendong tiffany untuk dilarikan kerumah sakit.

tubuh tiffany sudah membiru dengan bibir yang pucar,darah segar masih menetes dikeningnya.saat sooyoung berlari dilorong dia melihat taeyeon yang berjalan bersama yoona dan juga yuri.dia melewatinya begitu saja.

"sooyoung-ah tiffany kenapa?" tanya taeyeon saat melihat tiffany digendongan taeyeon dengan luka ditubuhnya.

"jangan sok perhatian,ini semua karenamu brengsek!! aku tak akan pernah memaafkanmu jika sesuatu tterjadi padanya!!" acuhnya lalu meninggalkan taeyeon begitu saja.


sejak saat itu taeyeon tak pernah bertemu dengan tiffany maupun sooyoung.dari keterangan yang dia dapat mantan kekasihnya itu memutuskan untuk keluar  dari kampus.taeyeon juga sudah mengetahui siapa yang memukul tiffany dan dia tak segan-segan memasukkan gadis-gadis itu kesel tahanan atas bullying dikampus.



***


tiffany pulang kantor cukup siang hari ini,dia merasa kurang enak badan karena sejak pagi tadi kepalanya berdenyut sakit bahkan dia merasa mual setiap menit.dia memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri,berharap pening dikepalanya segera hilang.

"kau kenapa?" tanya suara rendah dari balik pintu kamar mandi.tiffany terkesiap,dia menoleh dan melihat sooyoung disana.

"soo,kapan kau datang?" tanyanya pelan.

sooyoung berjalan menuju tiffany,menempelkan tangannya didahi gadis itu " kau demam" gumamnya.

"aku hanya pusing" elak tiffany.

"tidurlah dikamar,aku akan menyiapkan makanan dan obatmu" tiffany mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya dibantu oleh sooyoung.

"tidurlah,aku akan memasak untukmu" sooyoung menarik selimut hingga sebatas dada tiffany.

'gomawo soo~" ucapnya pelan.sooyoung sangat tak menyukai nada bicara tiffany yang seperti ini.

"aku akan selalu bersamamu~ tidur tiff!" sudut bibir sooyoung terangkat,dia menepuk lembut kepala tiffany sebelum beranjak.


"apa aku bisa meminta alamat tiffany-ssi?" seorang gadis bertanya pada lami.

"uh mianhae,anda siapa?" tanya lami sopan.

"aku im yoona,aku sahabat tiffany hwang,kami sudah lama tak bertemu.aku mencarinya" bohong yoona "aku juga bekerja diperusahaan kim taeyeon"

tanpa curiga lami memberikan alamat tiffany pada yoona,yoona tersenyum puas dalam hati. "kamsamida" dia membungkukan badannya.

"jika yuri unnie tak bisa membantu,maka biarkan aku yang membantumu unnie~" yoona menginjak dalam pedal gasnya.dia harus menemui tiffany dan meminta maaf pada gadis itu.

apartemen green gangnam~ yoona membaca  alamat yang tertera dikertas itu.dia menghentikan mobilnya dan keluar dari sana untuk memasuki gedung apartemen tinggi itu.

dia bersenandung kecil saat mencari nomer kamar tiffany 108.

"tiffany hwang aku menemukanmu" ucapnya bangga.

dia menekan tombol disamping pintu,menunggu sang pemilik membukakan pintu untuknya.

"nuguseyo~" satu suara membuat yoona berbalik.

saat itu sooyoung yang membuka pintu,matanya membulat saat sosok itu berbalik "kau!!" geramnya tak suka.

"sooyoung-ah" ucap yoona.

"apa yang kau lakukan disini im yoona-ssi?" pertanyaan datar itu membuat yoona terdiam.

yoona berdehem kecil,membasahi kerongkongannya yang terasa kering.kepalanya kembali terangkat menatap sooyoung yang masih menatapnya tajam seolah mengulitinya.

"aku ingin bertemu tiffany" yoona tersenyum lebar.

"apa yang sebenarnya sedang kalian rencanakan?" tatapan sooyoung begitu tajam. "apa kalian muncul dihadapan tiffany karena ingin menghancurkannya lagi? jika itu yang ada dikepala busuk kalian,aku peringatkan kalian untuk pergi sebelum aku yang akan menghancurkan kalian" ucap sooyoung dingin.

"aku hmm maksudku kami.." yoona menimbang-nimbang kalimat apa yang harus dia katakan "aku ada keperluan dengan tiffany,dan ayolah soo bukankah kita teman,kita pernah menjadi teman dan akan selalu seperti itu"


alis sooyoung memicing.kalimat itu sungguh bagaikan sebuah lelucon.bagaimana seorang im yoona yang terkenal sombong berkata kebohongan paling bodoh.

"kau sedang bercanda? sejak kapan kita menjadi teman.dengar im yoona! akutak sudi memiliki teman sepertimu.kau dan teman-temanmu sama saja,kalian adalah perusak kehidupan seseorang!!" ucapan tajam itu terlontar begitu tajam.

"kau tak berhak mengatakan itu pada kami!!"

sooyoung tersenyum mengejek "apa kau lupa apa yang kalian lakukan dulu? haruskan aku mengingatkan daftar kelakuan busuk kalian? pergilah dari kehidupan tiffany dan kumohon jangan pernah kembali muncul dihadapannya.cukup selama ini dia berusaha menyembuhkan luka fisik,mental dan hatinya akibat perbuatan kalian.haruskan kalian kembali dan menghancurkannya?" mata sooyoung berkaca-kaca saat mengatakannya.kali ini dia memohon pada yoona agar mengerti keadaannya.

"sooyoung-ah" satu suara lain membuat yoona dan sooyoung menoleh,taeyeon berjalan pelan kearah mereka.

"tidakkah ada maap untuk kami?" tanya taeyeon.

"apa kalian pantas dimaafkan? jangan mengajakku bercanda.karena jika aku memaafkan kalian maka aku harus siap jika nyawa tiffany akan kembali terancam karena kalian."

"sooyoung-ah"

"jangan potong aku.kalian dengarkan ini baik-baik!! disaat tiffany menerima perlakuan buruk kalian yang menyakiti hati dan psikisnya,dia juga harus menerima perlakuan buruk yang menyakiti fisiknya.asal kalian tahu,disaat aku melarikannya kerumah sakit,saat itu dia kritis dan hampir mati disana.tubuhnya terluka disekujur tubuh.namun tak hanya tubuhnya yang terluka,psikisnya lebih terluka hingga dia hampir depresi karena kalian.aku hampir kehilangannya dua kali.apa kalian tahu bagaimana takutnya aku!!" teriak sooyoung.air mata sudah membasahi wajahnya.

"dia hampir mati diruang operasi saat itu,tapi aku bersyukur dia bertahan.tulang punggungnya patah karena tendangan gadis gila itu.lalu setelah dia berangsur membaik,dia seperti gadis linglung yang hanya diam dan tak pernah mengeluarkan suaranya sedikitpun,aku menangis setiap hari untuknya!! bahkan saat itu dokter mengatakan jika tiffany trauma dan depresi berat,dia bahkan hampir memotong nadinya sendiri atau dia bahkan hampir meloncat dari gedung rumah sakit saat itu.apa kalian tahu pengorbanannya untuk sembuh" sooyoung mengusap matanya kasar.

"jadi taeyeon-ssi,jauhi dia.tinggalkan dia dan jangan buat dia kembali hancur.aku tak mau lagi kehilangannya.aku bersumpah akan menyingkirkan siapapun yang mengusik hidupnya.aku tak akan membuatmu kembali menghancurkannya.lupakan dia dan lepaskan dia.jika kau hanya berniat minta maaf maka jalan terbaik untuk mendapatkan maafnya adalah kau yang tak akan pernah muncul lagi dihidupnya" ucap sooyoung tenang.

"semoga kalian mengerti,selamat siang" sooyoung menutup pintu apartemen meninggalkan taeyeon dan yoona yang hanya bisa terdiam membisu.

taeyeon sudah tak bisa berkata apapun,kenyataan yang dia dengar begitu membuatnya menyesal.dia wanita yang buruk dan tak pantas menerima maaf dari tiffany.dia membiarkan air matanya jatuh begitu saja.pikirannya kosong.dia mendengar dengan baik apa yang dikatakan sooyoung tadi.

"mianhae fany-ah.jeongmal mianhae~" dia terisak keras membuat yoona merengkuhnya.

"unnie~"

"hajima yoong~tinggalkan aku~" suaranya parau.

"unnie kajja"

"KUBILANG PERGI IM YOONA!!" bentaknya.

yoona tersentak dan meninggalkan taeyeon yang meluruh dilantai.menenggelamkan kepalanya dilipatan lututnya.

"mianhae" lirihnya.

"jeongmal mianhae~" isaknya pedih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang