chapter 3

869 97 16
                                    

Author POV


perkataan sooyoung siang tadi masih saja memenuhi isi kepala taeyeon.dia masih ingat bagaimana tajamnya setiap perkataan sooyoung padanya.bahkan siang tadi dia hanya bisa menatap sosok tiffany yang terus menempel pada sooyoung.atau sooyoung yang akan memberikan tatapan tajam padanya saat ia medekati tiffany.

taeyeon memebaringkan tubuhnya diranjang dibelakangnya,hari ini dia sangat lelah.badan maupun pikiran,namun sepertinya beban pikiran lebih menjadi masalahnya saat ini.dia mencoba memejamkan matanya namun bayangan-bayangan dari masa lalunya berputar begitu saja.seperti film yang diputar tanpa jeda dibioskop.

dia meremas kuat dadanya saat bayangan tiffany yang tersenyum hangat padanya begitu mencekiknya.dia merindukan gadis itu,namun tak lama bayangan sooyoung yang menatapnya tak suka juga terlintas disana.

jika saja waktu bisa diputar mungkin taeyeon tak akan pernah menyia-nyiakan tiffany dan tetap memaksa gadis itu untuk selalu disampingnya.namun ego mudanya waktu itu terlalu mendominasinya hingga ia melakukan hal yang sangat disesalinya kini.

taeyeon menyia-nyiakan kehadiran tiffany yang akhirnya membuatnya mengerti bahwa tuhan mengirim tiffany untuk bertemu untuk mengajarkan padanya bahwa menjaga itu tidak mudah dan melupakan itu adalah hal yang tidak mudah.

dia berusaha melupakan dan memperbaiki segala sesuatu yang telah ia rusak dan kembali menjalani hari-harinya namun ia gagal,dia telah kehilangan sosok gadis yang beberapa tahun lalu mengisi harinya dimasa kuliah.gadis yang akan dengan sukarela membawakannya bekal makan siang,menemaninya disaat ia bosan atau gadis yang akan merawatnya saat ia sakit.

inikah balasan yang harus ia dapat karena menyia-nyiakan tiffany dulu?.sungguh jika benar dia hanya ingin sekali diberi kesempatan untuk memperbaiki semua yang telah dia hancurkan.



Tiffany  POV



sesuatu dimasa lalu menjadikanku seorang gadis yang arogan.aku melakukan apapun untuk sesuatu yang kuinginkan.bertahan sekuat-kuatnya untuk sesorang.bahkan separuh warasku,ku abaikan hanya karenanya.aku menjadi sosok yang bukan aku untuk mendapatkan.aku seolah terbutakan oleh pesonanyahingga aku tak sadar aku telah masuk dalam permainan hatinya.

menulikan telinga saat orang terdekatnya mengatakan hal buruk tentangnya dan hanya mempercayai semua ucapannya.hingga apapun aku berikan untuknya.hingga suatu ketika aku tersungkur pada kenyataan yang baru kuketahui.hancur? jangan tanyakan aku betapa hancurnya aku kala itu,mengetahui orang yang aku kasihi sepenuh hatiku nyatanya hanya mempermainkan cintaku.semua usahaku tak berarti apapun dimatanya.dia tak peduli.

hari-hari patah dan kalah,kecewa dan jatuh akhirnya kulalui juga.setiap detikan waktu yang berjalan seolah terasa panjang dan begitu melelahkan.aku mencoba meraba retakannya namun semakin lama kurasa lukanya semakin dalam dari yang kukira.dia tak hanya menghancurkan harapanku,dia juga mengajarkan betapa kejamnya perasaan yang dia berikan padaku.

aku tidak peduli,meski banyak orang mengatakan aku bodoh karena terlalu mengagumimu.aku tak peduli saat kau mengacuhkanku.mengacuhkan rasa sakit saat kau terlalu dingin dengan kehadiranku.namun aku selalu ingin kehadiranku menjadi alasanmu tersenyum walau pada akhirnya kenyataan yang kudapat bbegitu menyayat hatiku.

beberapa tahun lalu hujan abu hitam itu aku lalui,meski mata tak lagi mampu berkedip karena tetesan abu yang menciutkan mata,namun air mata teteap saja membanjiri deretan kulit wajahku,sekuat kelopak mata ini membendung,sederas itu juga air mengalir.hatiku semakin tersobek lebar ketika kau dan pilihanmu menyatakan bahwa aku tak berarti apa-apa untukmu.

berjuta untaikan kata indah yang kau ucapkan hanya untuk menarikku untuk melihatmu.membuatku menyadari kehadiranmu yang memang telah kau rencanakan.membuatku terjatuh pada permainan hati yang tengah kau lakoni.hingga suatu ketika kau mengatakan bahwa semua itu hanya permainanmu untuk memenangkan pertaruhan bodohmu bersama teman-temanmu.

kau menjadikanku alat permainanmu.objek yang menurutmu menarik untuk dipermainkan dalam rentetan permainan.mempermainkan hati untuk sebuah keseangan dan ego mudamu.betapa aku masih mengingat bahwa aku hanya gadis yang kau jadikan sasaran pertaruhan bodohmu.


'kurasa aku tak lagi membutuhkanmu,tiffany'

'apa yang kau bicarakan taetae'

'jangan panggil aku dengan panggilan menjijikan itu! berhenti sekarang karena aku menjadikanmu kekasih hanya karena pertaruhan yang aku lakukan bersama yuri dan juga yoona!'


kau tak tahu betapa hancurnya aku taeyeon-ah.ucapanmu siang itu seolah menjadi badai dikehidupanku.aku tak tau lagi bagaimana caranya bernafas.aku mencintaimu tulus namun apa yang kudapatkan.jatuh,patah dan hancur.

terimakasih untuk segala luka yang pernah kau torehkan,hingga aku menjadi sosok yang lebih kuat,tangguh dan juga angkuh.aku tak akan lagi mempercayai apa itu cinta.dan menutup hantiku agar tak lagi terluka karena hal yang sama.




taeyeon POV


malam sudah larut namun kau tetap memenuhi isi kepalaku,setiap kali aku mengingatmu maka semakin besar penyesalan yang juga kurasakan padamu.mungkin benar apa yang sooyoung katakan padaku bahwa aku adalah gadis paling brengsek yang pernah ada.

seseorang yang dengan bodohnya mengabaikan gadis sebaik diirmu,gadis yang dengan tulus mencintaiku.lalu saat penyesalan itu datang aku tahu kau kini terlalu jauh untuk kembali kurengkuh dalam pelukan.

semakin malam maka semakin aku hanyut akan segala tentangmu.senyummu,tingkahmu,ucapanmu hingga gerak-gerikmu yang tak bisa lagi beranjak dari pikiranku.tahukankah bahwa aku begitu ingin merengkuhmu dan membisikan bahwa aku menyesal telah menyakitimu.

tahukahkan bahwa aku datang setelah persembunyian panjangku yang terlalu takut untuk menemuimu.aku memang seorang pecundang yang tak bisa mengatakan bahwa aku menyesal.harga diriku begitu enggan meminta untuk satu permintaan maaf.

aku tahu kedatanganku kembali sudah terlambat,disaat aku sudah begitu dalam melukai tanpa perasaan.masihkah aku mendapat satu pengampunan?.disaat aku terlalu menghabiskan waktu untuk kesenangan sementara kau mencoba bertahan dalam kegamangan dan juga kekecewaan yang mendalam.

aku terlambat untuk menyadari bahwa kau begitu berarti.hingga akhirnya aku mencoba belajar merelakanmu berkali-kali.melepasmu pergi dengan cinta yang lebih baik yang tentu akan menjaga cintamu yang tak sepertiku.sebab kau orang yang baik tiffany.aku terlalu pengecut untuk bertatap muka denganmu dan kembali mengikatmu setelah aku menyadari bahwa aku kehilanganmu.perasaan yang dulu kukira hanya sebuah permainan akhirnya menyadarkanku bahwa rasa itu memang tumbuh secara nyata untukmu setelah kau beranak dari hidupku.

terlambat memang,tapi bisakah aku memulainya kembali disaat malam yang dingin begitu mencekamku dan memaksaku untuk kembali mendapatkanmu.malam-malam dimana aku begitu merindumu.

pernah kuberpikir semua akan baik-baik saja setelah kau pergi,lalu aku melanjutkan hidupku seperti sedia kala saat aku tak mengenalmu.kau dengan cinta yang baru dan aku dengan hati yang baru.kuberanikan membuka hatiku pada seseorang yang baru yang akan menggantikan ruang kosong setelah kepergianmu namun akhirnya aku keliru melupakanmu ternyata tak semudah itu.

tanpamu aku hanyalah kumpulan rasa sepi yang enggan mati,tetapi tak mampu bunuh diri.




Author POV


"kau tak bekerja?" tiffany menggeleng sebelum menyamankan tubuhnya disofa.

pagi ini sooyoung datang keapartemennya pagi-pagi sekali.dia bahkan memasak sarapan untuk tiffany.

"wae?" tanyanya heran.

"aku hanya sedang malas saja soo,aku bosan" jawabnya tanpa mengalihkan tatapannya dari layar datar dihadapannya.

"bukan karena kim taeyeon kan?"

"tentu saja tidak!! aku hanya ingin beristrahat saja soo dan kurasa lami bisa menghandle semuanya" sooyoung hanya mengangguk.

"kajja,kita sarapan" tanpa diminta dua kali tiffany beranak dan menyusul sooyoung yang lebih dulu pergi kepantry.

"fany-ah.apa sebelumnya aku pernah mengatakan padamu kata-kata seperti ini?" tiffany mengangkat alisnya menunggu ucapan sooyoung selanjutnya.

"saat kau tidak menemukan teman yang bersedia menjaga rahasiamu.mendengarkan keluh kesahmu.dan orang-orang disekitarmu hanya ingin senangmu saja lalu menghilang disaat sedihmu.hanya ingin bagian bahagiamu saja lalu lenyap saat kau membutuhkan sebuah bahu.ingatlah bahwa aku selalu berada disisimu.memberimu pundak untukmu bersandar,seseorang yang akan menghapus air matamu saat kau kembali terluka.orang yang akan meneriakimu saat kau melakukan kesalahan.ingatlah bahwa aku sahabatmu akan selalu berada disisimu"

tiffany berkaca-kaca saat sooyoung mengatakan hal itu,dia tak pernah menyangka sooyoung akan serius pagi ini,biasanya gadis itu hanya akan berkata yang tidak masuk akal.

"karena aku menyayangimu"

tak ada yang bisa tiffany lakukan selain berhamburan memeluk sahabatnya itu "gomawo soo.jeongmal gomawo.walau aku kadang melupakan keberadaanmu disaat aku bahagia kau tetap saja berada disampingku.gomawo" isakan kecil lolos dari bibir tiffany dan sooyoung hanya bisa menepuk punggung gadis yang berada dipelukannya kini.

**


"jadi kau bertemu dengan tiffany dan juga sooyoung?" taeyeon hanya mengangguki pertanyaan yuri.

hari ini mereka memutuskan untuk bertemu dirumah taeyeon karena gadis itu meminta untuk bertemu.

"lalu apa yang mereka katakan unnie?" taeyeon menghela nafas sebelummenceritakan apa yang akan diakatakan pada kedua sahabatnya itu.

"tiffany sangat membenciku dan sepertinya akan sangat sulit meminta maaf padanya.dan si jangkung itu mengatakan beberapa hal yang membuatku semakin merasa bersalah pada tiffany" taeyeon meneguk minumannya sesaat. "dia tak akan membiarkan aku mendekati tiffany lagi".

"apa kami harus turun tangan taeng?" satu pertanyaan yuri membuat taeyeon menggeleng lemah.

"kurasa tidak,mereka tak hanya membenciku tapi membenci kalian juga" sela taeyeon cepat.

"maka dari itu unnie,kami juga harus meminta maaf pada mereka,karena kami juga ikut andil dalam permainan kala itu" ucap yoona.

"benar yang dikatakan yoong,taeng.setidaknya kami akan meluruskan apa yang terjadi.kami tak tega melihatmu yang selalu diliputi rasa bersalah tiga tahun belakangan ini" tambah yuri.

gadis tan itu hanya berdiri disela pantry sembari menyenderkan tubuhnya ditembok,sedangkan taeyeon dan yoona duduk disofa ruang tengah apartemen taeyeon.

"aku akan meminta bantuan kalian jika aku sudah tak bisa mengatasinya namun untuk saat ini aku tak mau kalian ikut campur karena keadaan yang belum memungkinkan" ucap taeyeon.

akhirnya yoona dan yuri hanya bisa mengikuti apa yang taeyeon katakan.mereka cukup prihatin melihat keadaan taeyeon yang terus seperti ini sejak tiffany menghilang dari kehidupan taeyeon.mereka sadar penyebab kepergian tiffany juga karena pertaruhan bodoh mereka kala itu yang menjadikan tiffany objek permainan mereka.


__________________________________________________________________________________



sudah satu minggu berlalu sejak kerjasama itu,taeyeon maupun tiffany bekerja begitu profesional.tak ada yang mereka bicarakan selain urusan pekerjaan dan setelah itu tiffany akan bersikap seperti orang asing kepada taeyeon.taeyeon sendiri hanya bisa pasrah,dia tak menuntut lebih baginya ia bisa melihat tiffany itu sudah cukup untuknya.

beberapa kali juga taeyeon akan bertemu sooyoung yang menemani tiffany bekerja.dan gadis itu juga tak akan beranjak dari tiffany sedikitpun.dia melihat bagaimana interaksi kedua gadis tersebut ketika bersama dan taeyeon yakin bahwa apa yang dikatakan sooyoung bukanlah bualan semata.jika gadis itu akan menjaga tiffany lebih baik kali ini darinya.

sooyoung akan terus menatap taeyeon tajam ketika gadis itu berada disekitar tiffany.dia tak melakukan apapun hanya sebatas mengawasi saja.dan itu cukup membuat taeyeon risih dan memilih menghindar tatapan mematikan itu.

namun hari ini sepertinya taeyeon dapat bernafas lega karena tak melihat tiffany datang bersama sooyoung.gadis itu hanya datang bersama lami,sekretarisnya.bagi taeyeon ini adalah kesempatan untuknya berdekatan dengan tiffany tanpa adanya tatapan tajam dari sooyoung.

"selamat pagi direktur hwang" dia menghampiri tiffany dengan senyum mengembang,namun tiffany hanya menatapnya aneh lalu memutar bola matanya.

"nona hwang,apa kau ingat bahwa nanti malam ada pesta yang diadakan oleh perusahaan kita? kau mau datang bersamaku?" tanyanya.

tiffany yang tadi hanya mengacuhkan taeyeon akhirnya menatap gadis pendek itu "datang bersamamu? cih bermimpi saja kau kim!! aku tak akan sudi datang bersamamu" ucapnya tajam.

lami yang berada disana tak menyangka bahwa atasannya itu akan berkata begitu tajam pada seorang kim taeyeon yang menurutnya adalah orang yang hangat dan juga baik.namun gadis itu hanya diam.

taeyeon tersenyum pahit mendengar jawaban tiffany "maafkan aku karena lancang mengajakmu,tapi kuharap kau akan datang nanti malam" ucap taeyeon.

tiffany hanya mendengus setelah taeyeon pergi,dia hampir saja melupakan pesta perayaan itu.dia mengutuk kepergian sooyoung kejepang hari ini yang artinya gadis itu tak bisa menemaninya kepesta sialan itu.jika dia tak datang itu tak mungkin karena semua jajaran tinggi perusahaan akan datang kepesta itu.

tiffany mendesah frustasi jika memikirkan itu.bagaimana dia menghabiskan beberapa jam dipesta membosankan itu seorang diri tanpa teman.jika dia bisa dia lebih memilih untuk tidur diranjang empuknya semalaman daripada pergi kepesta itu.


Taeyeon POV


aku menunggu kedatangan tiffany dipesta malam ini.sudah jam 8 malam namun aku belum melihatnya diballroom hotel ini.apakah dia tak datang.berkali-kali aku hanya melihat pintu ballroom berharap jika dia yang datang namun tak pula aku melihatnya.

"kurasa dia tak akan datang" aku menoleh kearah yuri yang masih setia duduk dikursi bar disebelahku.

dia memang datang malam ini karena kami mengundang beberapa kolega dari beberapa perusahaan.tak hanya yuri,yoona juga ikut bergabung namun dia sedang bersenang-senang melahap berbagai makanan.

"entahlah yul,tapi kuharap dia datang" ucapku lalu menegak satu gelas kecil wine yang sejak tadi ku genggam.

mataku berbinat saat menangkap sosoknya yang baru memasuki ruangan seorang diri,dia terlihat sangat cantik dengan gaun hitam selututnya yang sangat pas ditubuhnya.belahan dada yang rendah membuat siapa saja bisa melihat kulit putihnya yang disajikan secara cuma-cuma itu.melihatnya seperti itu aku merasa kesulitan bernafas.kulit putih mulusnya begitu menawan dibawah cahaya lampu.

tatapan kagun terlihat dari beberapa orang yang menatapnya.tak hanya tatapan kagum namun tatapan liar terlihat dari beberapa pria disana.rasanya aku ingin mendekat dan melindungi tubuhnya menggunakan blazerku dan mencolok mata-mata yang terlihat begitu bernafsu pada tubuhnya.

dia menyapa beberapa rekan bisnisnya.tak ada senyuman hanya wajah dinginnya yang dia ttampilkan.benar dia memang berubah menjadi gadis minim ekspresi dan juga sangat dingin.jika dulu dia hanya seorang gadis ceria dan hangat maka kini aku hanya bisa melihatnya sebagai seorang gadis dewasa yang dingin dan sedikit angkuh.

dia seperti pribadi yang tak bisa tersentuh oleh tangan-tangan lain yang mencoba mendekatinya,seakan ada dinding tebal yang menjaganya dari tangan-tangan itu.kurasa itulah yang dimaksud yoong kala itu,bahwa tiffany memang bukan tiffany yang dulu.

aku terus mengikuti pergerakan tiffany,hingga akhirnya aku mendekat saat tiffany sedang mengambil minuman.

"kukira kau tak akan datang fany-ah" aku berdiri dibelakangnya.

dia berbalik dan menatapku datar "aku memang tak berniat hadir,tapi lami terus saja menghubungiku" jawabnya.

"kau hanya sendiri?" tanyaku basa basi.

"menurutmu!!"

"jika kau sendiri aku bisa menemanimu,tak baik untuk gadis secantikmu berada sendirian disini dengan mata-mata liar yang seakan menatapmu penuh minat" tawarku.

dia hanya tersenyum sinis "bagiku,akan lebih bahaya jika aku berada didekatmu nona kim!! pergilah.aku tak membutuhkanmu!! dan aku lebih berterimakasih jika kau enyah dari hadapanku".

"apa kau sangat membenciku? walaupun niatku baik untuk meminta maaf padamu?" tanyaku.

dia menatapku hingga tatapan kami bertemu.disana,didalam kedua bola matanya aku masih melihat luka yang aku torehkan.membuatku tak bisa menatap bola mata hitam itu terlalu lama.

"kau sudah tahu jawabannya namun kau masih bertanya apa aku membencimu.apa kau bodoh!! tentu saja aku membencimu.sangat.membencimu" dia menekankan beberapa kata terakhirnya.

aku merasakan darahku yang seakan tak mengaliri tubuhku hanya karena ucapannya.aku kesulitan bernafas karena ucapan tajamnya yang begitu menghunusku lebih dalam dari sebuah pedang.

"tak bisakah kau memaafkanku?" ucapku lirih.

"ck permainan apa lagi yang sebenarnya sedang kau mainkan kini.kau datang kedalam kehidupanku lagi,mendekatiku lalu berpura-pura baik padaku.kali ini apalagi taeyeon.apa yang kau rencanakan" dia berucap tenang.tanpa ada emosi bermain disana. "apa yang kali ini coba kau pertaruhkan bersama teman-teman brengsekmu itu".

"fany-ah" aku memanggilnya lembut.

"berhenti memanggilku seperti itu.menjijikan!!" selanya.

dia pergi begitu saja setelah mengatakan itu dan aku hanya bisa terdiam sembari melihat punggungnya yang mulai hilang dikerumunan tamu yang lain.

"unnie" yoona datang tepat dihadapanku.dia memandangku dengan pandangan yang tak bisa kujelaskan.

"kau melihatnya?" dia mengangguk.

"kurasa kau harus menyerah unnie,dia bukan lagi tiffany unnie yang dulu" ucap yoona.

aku menatap sedih kearahnya. "aku ingin menyerah namun perasaan bersalah begitu menghantuiku yoong.bisakah kau mengerti"

"aku mengerti unnie,namun harus kau tahu dia begitu keras untuk kembali kau lemahkan kembali"

"arrasseo"




Author POV



tiffany duduk dimeja bar mencoba menenangkan dirinya dengan minuman beralkohol yang saat ini dia pesan pada bartender.

"satu vodka untuk nona manis" seorang bartender menyajikan satu gelas kecil dan sebotol vodka dihadapan tiffany.

"thanks" ucap tiffany.

"my pleasure cantik" goda bartender namja itu.


tiffany tak mengacuhkankannya,dia mulai menuang cairan hitam itu kedalam gelasnya yang sebelumnya sudah terisi es batu.dia menggoyangkan sebentar gelasnya sebelum meneguk cairan itu oneshoot.rasa pahit dan panas membakar menyerang tenggorokannya saat cairan itu berhasil memasuki tenggorokannya.

kembali mengisi gelasnya yang kosong berkali-kali,hingga dia mulai merasakan pusing dikepalanya karena cairan beralkohol tinggi itu. pandangannya mulai mengabur.dia menjatuhkan kepalanya dimeja.

"senang bertemu denganmu tiffany" tiffany mengangkat wajahnya dan menemukan siluet seorang gadis yang berdiri dihadapannya.dia tak bisa dengan jelas melihat sosok karena pandangannya buram.

"uh kau siapa?" tanyanya.

"kwon yuri!! apa kau ingat?"

tiffany tertawa sinis "kwon yuri,uh kau gadis yang sama brengseknya dengan kim taeyeon kan.gadis yang juga menjadikanku bahan pertaruhan kalian.ck kau masih hidup rupanya" ucapnya tajam.

"kau kasar sekali tiffany" ucap yuri.

"lalu,kau ingin aku bertutur lembut padamu? seperti itu.ck sampai mati aku tak akan melakukannya padamu dan teman-temanmu"  ejek tiffany.

tiffany kini bisa menatap yuri dengan jelas,memandang tak suka pada yuri yang menurutnya merusak malamnya.

"kau masih dendam pada kami karena pertaruhan itu?kumohon lupakan,itu saat kita masih sangat muda tiffany"

perkataan yuri mampu membuat tiffany marah. "begitukah menurutmu nona muda kwon? segampang itu kah bagimu untuk melupakan perbuatan sialanmu itu.apakah bagimu menyakiti perasaan orang itu wajar.kau sepertinya bukan manusia tapi iblis" ucapnya dingin.

yuri tak menyangka tiffany akan berkata kasar,dia kini percaya apa yang taeyeon katakan jika gadis ini sudah  banyak berubah.

"apa sulit bagimu memaafkan kami?" tanya yuri pelan.

tiffany mendengus "bahkan jika kau berlutut dikakiku pun aku tak akan memaafkanmu!"

dia beranjak dari duduknya sebelum tangan yuri menahannya. "kau akan menyesal tiffany" desis yuri.

"lepaskan tangan busukmu dari  tubuhku kwon!!" geramnya.

"bagaimana jika aku tak mau?" tantang yuri.

tiffany berbalik,mengisi kembali gelasnya dengan vodka lalu menyiramkan cairan itu pada wajah yuri. "kurasa ini pantas untukmu!!" dia menghempaskan dengan kasar tangan yuri.

"KAUUU!!" yuri mengepalkan tangannya karena emosi,tangannya mengepal sempurna di sisi tubuhnya.saat emosinya akan meledak taeyeon dan yoona datang.


"yul,tiffany" ucap taeyeon.

"unnie~"

"taeyeon-ssi,urus temanmu untuk tak menampakkan batang hidungnya dihadapanku,karena aku tak sudi mengotori mataku melihat kalian!!" ucapan datar itu membuat mereka terdiam.

"apa yang terjadi fany-ah?" tanya taeyeon. "yul wae?"

"berhenti memanggilku seperti itu,terdengar menjijikan ditelingaku" tiffany mendengus mengusap telinganya menunjukan jika ia terganggu.

"taeyeon-ssi sebaiknya kau dan teman-temanmu menjauh dari hidupku.aku tak mau melihat wajah kalian lagi!!" dia berlalu begitu saja meninggalkan keheningan diantara yuri,taeyeon dan yoona.

"waegeure yul? dia kenapa?" tanya taeyeon.

"berhentilah taeng,dia bukan tiffany yang dulu!" lirih yuri.

"aku tahu,tapi aku butuh maaf nya yul.karena rasa bersalah ini selalu menghantuiku" taeyeon menatap yuri. "kita pantas mendapatkan perelakuan ini.dulu kita melakukan hal yang lebih kejam dari ini".

"taeng"  panggil yuri "kumohon berhenti"








TBc


sorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang