(3)

1K 84 2
                                    

aku memutuskan untuk berjalan kearah mama yang sedang berbincang dengan saudaraku yang lain.

"Sayang, kemana saja kau ini? Kata Zach kau sangat lelah. Apa kau baik baik saja?"kata Mama khawatir.

"Ya, itu benar ma. Tetapi saat ini kalya baik baik saja."kataku menenangkan mama.

"Okaay, oh iya, mama kan sudah berjanji mau mengenalkanmu dengan anak temen mama? Tunggulah sebentar lagi, dia sedang di lift."kata mama sambil memegang pundakku.

"Baiklah, tetapi Kalya mau mengambil minuman dulu yaa? I'll be back."kataku sambil berjalan kearah minuman.

aku berjalan, mengambil segelas minuman lalu kembali ke arah mama. Tiba tibaa...

BRUK!

Semua mata tertuju padaku. Bukan karena aku yg dinobatkan sebagai miss indonesia, tetapi karena seorang lelaki yang menabrakku.

"EH! Baju gua kotor kan jadinya!!"kataku sambil membersihkan tumpahan minuman di gaun ku.

"M--maaf. Ga sengaja. I'm late" kata lelaki ini sambil menunduk yang sepertinya aku mengenalnya. Ini lelaki yg di lift tadi. Dia menaikkan kepalanya.

"LU?!" ucap kami bersamaan. Bagaimana tidak kaget. Dia adalah lelaki yang di pesawat tadi.

"Ternyata si Ceroboh."kataku.
"Lu harus tanggung jawab, Ceroboh."kataku sambil menatapnya.

"Lu panggil gua ceroboh?! Baiklah gua manggil lu, Manja."katanya.

ini ngapa malah buat panggilan.

"Lu harus tanggung jawab, Ceroboh!"marahku.

"Baiklah manjaa, gua temenin ganti pakaian."katanya.

"Tapi, itulah masalahnya. Gua cuman bawa 1 gaun doang. Gimana nih?!"semua orang sentak langsung berbicara tentangku. I can hear it. Aku bisa melihat mama sedang menyembunyikan wajahnya yang terlihat merah. 

"Tenanglah,  Kalya. Aku akan membantu."kata seorang wanita yang sedang memegang pundakku. Aku membalikkan badan lalu melihat Celyn sambil tersenyum. Dia sangatlah cantik. Kalau dia mengikuti ajang pemilihan model, dia pasti akan jadi juara pertama dan akan menjadi yang favorit.

                               +×+×+×+×

Kini aku sedang memperhatikan 2 gaun yang dipegang Celyn. Satu berwarna hitam dan satu lagi berwarna putih selutut.

"Gua usulin lu pake yang putih aja. Better si. Mungkin lu keliatan lebih cantik."kata si Ceroboh. Tapi, ada benarnya juga. Aku pun memutuskan memakai gaun yang berwarna putih.

Benar katanya, aku terlihat sangat cantik jika memakai gaun yang berwarna putih. Aku keluar dari kamar mandi. Celyn dan lelaki itu menganga lebar.

"Kau sangat cantik, Kalya"kata Celyn.  Bisa kurasakan pipiku panas. aku yakin pipiku skarang semerah tomat.

"Udah kan? Gua mau turun duluan."kata si Ceroboh sambil memasukkan hpnya kekantong yang sempat diabaikan karenaku lalu berjalan ke pintu.

"Lu ga bertanggung jawab ya?"kata ku sambil tersenyum nakal ke lelaki itu.

"Apa lagi? kan udah gua temenin lu ganti pakaian."katanya. Terlihat badannya melemas. Entah mengapa, membuatnya kesal adalah hal yang paling menyenangkan.

"Lu naik sama gua, tapi turun sendiri? Apa lu udah menyiapkan jawaban untuk orangtuaku jika mereka bertanya, 'apakah Kalya baik baik saja, Ceroboh? Ya Tuhan, aku sangat khawatir.'" kataku sambil mengikuti gaya berbicara papa.

"Lu mau jalan sendiri atau gua gendong?"katanya sambil mencondongkan bibirnya. Ya Tuhan, itu sangatlah lucu. Eh?! Apasi kal.

"Gua bisa jalan sendiri kali."kataku sambil berjalan melewatinya.

"Tidak tau diri."katanya pelan tetapi aku masih bisa mendengarnya.

                               +×+×+×+×

Kami turun, lalu kembali ke acara. Semua mata tertuju ke aku dan si Ceroboh, lagi.

gua tau gua cantik. gausa diliatin gt ah. jimayu.

"Apa?"kata Ceroboh. Semua orang pun kembali ke aktivitas masing masing. Tak lama, siCeroboh melihatku. Aku yang menyadarinya, langsung melihat ke dia, dan benar saja. Dia sedang melihat mataku. Aku mengerutkan dahi.

"Kepada para hadirin, diharapkan berkumpul kedepan panggung pelaminan bersama pasangan masing masing."kata pembawa acara. Lelaki ini langsung menarik tanganku, lalu berlari kedepan panggung.

mama aq maw diajaq qawin lary.

.ggg

Suara piano berbunyi dengan lembut. Lelaki ini memulai pergerakan. Dia menaikkan tanganku ke pundakknya lalu menempelkan dahi kami. Ini semua terasa seperti mimpi.

----------------------------------------------------

singkat banget ga si? engga kan? next chapter!

-mrs. seavey

LDR • Daniel Seavey [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang