Malam itu seperti menjadi pembicaraan terakhirku dengan Henry.
Setelah dia meninggalkanku, aku masih sibuk dengan pemikiranku sendiri. Saat aku mengejarnya dia sudah hilang entah kemana. Pesanan kami juga sudah dibayarnya.
Sudah hampir dua minggu berlalu sejak kejadian malam itu.
Dan Henry tidak pernah menemuiku lagi seperti biasanya. Aku juga sudah jarang melihatnya. Tidak, bahkan aku sudah tidak pernah lagi melihatnya sejak malam itu. Saat aku mengunjungi apartemennya dia selalu pergi entah kemana, aku mencoba menghubunginya tapi tak pernah ada balasan.
Apa dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai dia lupa untuk berbicara atau berjumpa denganku?
Sekarang aku benar - benar merasa seperti seorang Istri yang ditinggal Suaminya entah kemana. Aku mengacak rambutku frustasi,
"Ahh ini benar - benar menjengkelkan. Kenapa dia tak pernah menghubungiku? Setidaknya dia menampakkan wajahnya meski hanya sekilas. Arrgh ini membuatku gila" Aku menidurkan kepalaku di meja cafe yang kudatangi bersama Alexa dan Nicola.
"Ehey lihatlah dirimu, kau seperti gadis yang sedang menunggu pesan dari pacarmu." Aku membuka mataku mendengar perkataan Alexa, aku mengangkat kepalaku sedikit.
"Apa yang kau katakan?" tanyaku padanya.
"Maksudmu seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar?" Nicola menambahi perkataan Alexa,
"bingo!"Alexa menjentikkan jarinya,
"Kau benar - benar terlihat seperti gadis yang merindukan sang pujaan hati." lanjut Alexa. Aku kembali memejamkan mataku dan menidurkan kepalaku di meja, mencoba untuk tidak mendengarkan ocehan dua manusia di hadapanku ini.
"Tapi rei, beberapa hari yang lalu aku melihat Henry bersama seorang gadis cantik keluar dari restoran. Ehmmm restoran apa yaa, aku lupa." Ucapan Nicola sukses membuatku bangkit dari acara tidur - tiduranku.
Henry bersama seorang gadis? Hoh jadi dia berkencan ria dengan seorang gadis cantik, sementara aku disini mengkhawatirkannya? Dimana otak anak itu?
MENYEBALKAN!
"Mungkin saja mereka makan malam bersama. Bukankah makan malam bersama itu hal yang biasa?" Sergah Alexa, aku dan Nicola menatapnya bersamaan.
"Tapi jujur saja Henry dan gadis itu terlihat sangat bahagia. Kau tau bahkan mereka bergande-auww!" Nicola menghentikan ucapannya,
"Sakit al! Mengapa kau menginjak kakiku?" Ringisnya sembari mengelusi ujung kakinya yang di injak oleh Alexa.
"Ssssttt! Apa kau tidak melihat Reika terluka?" Bisik Alexa sangat pelan tapi masih bisa kudengar. Aku mengambil ponselku menyentuh layarnya, dan melihat pesan yang kukirim pada Henry.
54 pesan terkirim. 54? segila apa aku ini? Dengan cepat aku menghapus semua pesan yang kukirim untuknya.
"Aku sudah tidak peduli lagi." desisku. Kulihat ada 47 panggilan untuknya.
DAMN!
Otakku benar - benar sudah rusak. Bagaimana bisa aku menelponnya sebanyak ini selama dua minggu terkahir? Aku perlu ke Rumah Sakit, sungguh!
Kuhapus semua panggilan yang tak pernah dijawab itu. Aku benar - benar membencinya! Aku bangkit dari kursiku dan meninggalkan dua sahabatku dalam keterdiaman mereka. Pergi begitu saja tanpa mengindahkan panggilan mereka. Aku butuh pulang, aku butuh istirahat dan bahkan aku membutuhkan psikolog. Semua ini membuatku kehilangan akal sehatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause Of You
Short Story"Hampir saja aku benar - benar lupa bagaimana cara untuk melihat orang lain. Tapi seseorang dengan cepat langsung menarikku untuk melihatnya." - Reika. Cerita ini udah pernah di post sebelumnya, dan kali ini di repost setelah diperbaiki^^. Hope u li...