Hari ini, satu hari setelah Jennie dinyatakan koma.
Adalah hari yang berat bagi Blackpink dan Bts, terutama Jisoo dan Taehyung.
Sejak saat ini mungkin mereka harus memulai kegiatan keseharian mereka tanpa Jennie.
Yang Taehyung pikirkan adalah apa dia mampu? Tidak ada lagi tempat di mana matanya akan terpusat ketika melihat.
Tidak ada lagi senyuman yang selalu ingin dia lihat setiap saat, tidak ada lagi tawa indah yang akan ia dengar, tidak ada lagi separuh jiwanya, tidak ada lagi tulang rusuknya, tidak ada lagi pusat kehidupannya.
Saat ini Blackpink dan Bangtan lagi jalan di koridor sekolah.
Jin selalu gandengan sama Jisoo. Jisoo nya keliatan kek ngelamun.
Mereka terus berjalan dengan diam hingga ke kelas masing masing.
Hingga sampe kelas Jisoo masih ngalamun. Gak lama bel bunyi. Bu Sandara masuk.
"Pagi murid-murid..!!!" sapa bu Dara disertai senyumnya.
"Pagi bu.." jawab seluruh siswa kecuali Jisoo.
"Okay kita mulai pelajarannya..........."
Dari tadi Jisoo gak fokus, dia tetep ngalamun. Bu Dara tau itu.
"Jisoo..." panggil Bu Dara.
"Ah ya bu?" tanya Jisoo.
"Jisoo, mending kamu ke uks aja. Tenangin pikiran kamu. Ibu tahu gimana perasan kamu, perasaan mommy kamu. Tapi kita cuma bisa berdoa supaya adik kamu bisa sembuh. Sisanya Tuhan yang mengatur." kata Bu Dara ke Jisoo.
"Makasih bu.. " ucap Jisoo berusaha senyum.
"Iya.." kata bu Dara.
Jisoo pun beranjak pergi ke uks.
"Bu! Saya ikut Jisoo ya??" seru Jin berdiri.
"Kamu gak sakit kan?" tanya Dara.
"Enggak bu." jawab Jin.
"Lah trus ngapain mo ikut segala?" tanya Dara.
"Saya emang gak sakit bu fisik saya. Tapi hati saya sakit jika berjarak terlampau jauh dari neng Jisoo."
"Eaaakkk!!!!" seru sekelas.
"Dasar remaja! Duduk kamu Jin." suruh Dara ke Jin.
"Saya ngambek loh bu." kata Jin.
"Emang saya pikirin..!!" jawab Dara.
"Hahaaaa...."
Jin yang kesal pun mengerucutkan bibirnya.
"Iya harus dipikirin donk bu! Kan saya murid ibu yang paling ganteng, pacarnya murid ibu yang palin cantik." kata Jin mendumel.
"Serah. Se-bahagianya kamu aja Jin." jawab Dara.
"Iya emang sebahagianya saya, kan ibu gak ikutan bahagia." Jin mendumel lagi.
"Haduhh Jin!! Ngomong sama kamu tuh gak bakal kelar kelar!!" kata Dara.
"Yaudah bu ngapain ngomong sama saya!! Lah ngomong sama patung aja bu, cepet kelarnya.." jawab Jin.
Yang lain masih menonton debat guru-murid itu.
Konyol.
"Haduuhhh Jin. Di sini gak ada patung. Mana patungnya?? Mana??" tanya Dara.
"Ya di tempat tukang pengrajin patung lah bu, banyak tuh di sana!!" jawab Jin.
"Yaudah kamu bawa ke sini patungnya!!" suruh Dara.
"Lah ibu kan punya tangan punya kaki, ngapain suruh saya??!!" tanya Jin.
"Oh iya juga ya." kata Dara.
"Emang iya bu! Tuhan tuh udah kasih kita tubuh buat nglakuin segala sesuatu yang baik. Jadi jangan nyuruh nyuruh orang, kan bisa nglakuin. Kecuali kalo cacat mah bebas." kata Jin panjang lebar.
"Iya, maaf Jin." Dara minta maaf.
"Bu, maaf tuh kaga penting. Kalo ibu mau saya maafin... Ada syaratnya..!!" kata Jin.
"Apa itu Jin syaratnya??" tanya Dara.
"Eh.. Bentar kok saya merasa dibodohin sama Jin sih??" Dara mulai sadar tuh.
Serentak murid murid tertawa terbahak bahak.
"Saya gak bodohin ibu ko-"
"Diam kamu! Sek-"
Tung ting ting ting
'Pengumuman, ditujukan kepada seluruh guru SMA 1 Seoul untuk segera ke ruang rapat. Dan untuk para siswa pelajaran hari ini free tetapi jangan ada yang pulang duluan. Sekian terima kasih.'
Ting tung tung tung"YEEEE!!!! FREEEEE!!!!!!!!" seru sekelas.
"Kamu bebas hari ini Jin!!" kata Dara menunjuk Jin dengan wajah bersungut sungut.
Bu Dara pun keluar kelas. Gak lama kemudian Jin juga keluar mau ke kantin beliin makanan buat Jisoo.
Sesampainya di kantin...
End of part 7
Mau lanjut??
Vote + comment yang banyak!
Itu aja sih..