B

124 24 4
                                    

"Bangsat..." chungha ngelepas dan ngelempar celemeknya sembarangan. Keringet udah ngucur diseluruh bagian wajahnya.

"Demi tuhan, gue mendingan disuruh ngedance sampe lumpuh, daripada disuruh masak kaya gini." omel chungha sambil ngelap tangannya pake serbet.

Sejeong gak bisa ngomong apa apa, dia cuma bisa ngelus ngelus bahu chungha, dengan niat nenangin, biar emosinya sedikit mereda.

"Nilai gue tuh jelek banget, je. Gue bisa gak lulus dipelajaran ini." chungha noleh lemes kearah sejeong.

"Lo harus banyak latihan." sejeong nyaut sekenanya.

Sungwoon cuma bisa geleng gelengin kepala pas ngeliat chungha marah marah sendiri.

"Lo demen ya ama chungha?" tanya ong tiba tiba.

Sungwoon langsung salah tingkah sendiri.

"Iya, udah lo jujur aja." tiba tiba jaehwan ikutan nyamber.

"Apaan si lu berdua. Kagalah, chungha mah sama kaya yang laen. temen biasa doang." sungwoon langsung pura pura beresin mejanya yang berantakan.

"Tutupin aja terus, ntar juga lama lama kebongkar sendiri." ong ketawa ngakak sambil towel towelan siku sama jaehwan.

"Chungha, setelah kamu selesai bersih bersih, kamu ke ruangan ibu ya. Ibu mau bicara sama kamu, penting." bu meri yang notabennya adalah guru tata boganya chungha, dateng ngedeketin chungha dan nyuruh chungha dateng ke kantornya, chungha cuma bisa diem sambil nganga, masalah apaan lagi nih...

"Gue dukung lo beb, sampe titik darah penghabisan, semangat dong, belom tentu sesuatu yang buruk kok." sejeong nepuk nepuk bahu chungha, ngasih dukungan.

Chungha udah ada didepan ruangan bu meri. Kalo diliat dari jendelanya, kayanya sih didalem lagi ada orang, soalnya ada yang duduk didepan bu meri, cowok pula.

"Gue tunggu dulu aja kali ya, sampe tuh orang keluar." chungha nunjuk kedalem sambil minta pendapat sejeong.

"Nggak, lo masuk sekarang pokoknya. Jangan nunda nunda, biar semuannya cepet kelar." sejeong ngedorong chungha, sampe chungha akhirnya berani ngetok pintu ruangan bu meri.

"Masuk.." dan chungha langsung masuk kedalem ruangan bu meri.

"Permisi bu." chungha senyum kikuk ke arah bu meri.

"Silahkan duduk, chungha."- bu meri

Chungha duduk manis disamping cowok yang daritadi emang ada diruangan bu meri (tamu nya bu meri)

"Ada apa ya bu?" chungha beraniin diri buat nanya keperluan bu meri manggil dia kesini, ada apa.

"Ngga ada apa apa, ibu cuma mau ngasih tau kamu kalo ibu kasih waktu kamu dua hari buat privat masak, sama minhyun, sebelum kamu remedial praktek, dengan materi yang berbeda sama ibu dihari berikutnya."

CHUNGHA NGANGA SELEBAR LEBARNYA.
bukan karena omongan bu meri barusan, tapi terlebih karena dia tau kalo cowok yang duduk disampingnya ini adalah, HWANG MINHYUN.

Temen sekelasnya, yang, ah udahlah, buat chungha pokoknya minus banget...
Males juga nyeritainnya

"Privat bu? sama, dia?" chungha nunjuk gak percaya kearah minhyun dan bu meri cuma bisa ngangguk dengan tenangnya.

"Kenapa, gak seneng? Masih untung dibantuin." Sahut minhyun.

"Chungha, ibu masih memberi kamu keringanan dan kemudahan, jadi tolong hargai semuanya." bu meri mulai ngeliat chungha sinis.

Akhirnya chungha cuma bisa nunduk sambil meratapi nasibnya.........

Tapi omongan bu meri ada benernya juga sih, masih untung dia dikasih privat sama remedial buat memperbaiki nilainya, coba kalo ngga? pasti chungha ada di daftar anak yang dipertimbangkan buat naik/ngga.

R I V A L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang