Semburat jingga tertoreh pada kanvas alam. Kemulus awan turut terpecik warna senja yang indah. Sudah dua minggu bendera merah putih berkibar menghiasi sepanjang jalan. Suara sorak kebahagian terdengar seperti alunan melodi ketika anak-anak kecil berhasil memenangkan lomba tujuh belasan.
Soedjipto menengadahkan kepalanya, menatap bulan separuh yang bertengger diam di cakrawala. Nyanyian angin menari bersama helaian rambut peraknya. Namun ia bergeming, terus mengunci pandangan pada rembulan, terpatri bak patung kuarsa terindah, tak sekalipun acuh pada rambut peraknya yang berpijar redup terpantul sinar bulan.
Kenangan 72 tahun yang lalu terus berputar-putar di kepalanya. Ia masih mengingat ketika bambu runcing berhadapan dengan senjata laras panjang, saling mengadu kekuatan.
Ia tidak akan pernah melupakannya.
Gaung desing peluru menyecap atmosfir, mengolah simfoni bersama teriakan keputusasaan dari para pejuang pribumi. Bagaimana dia bisa melupakannya? Ketika dirinya juga turut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Tubuh-tubuh tak bernyawa bergelimpangan saling menindih dan menumpuk. Udara dipenuhi bau anyir darah. Jalan di medan perang berubah menjadi merah pekat yang mengerikan. Tanah, debu, dan darah menjadi satu. Mengeluarkan aroma kematian dan keputusasaan.
Tujuh puluh dua tahun Indonesia merdeka. Menggugurkan pahlawan dari berbagai daerah di nusantara. Dan sekarang, Indonesia kembali dijajah. Bukan oleh tentara perang, melainkan dijajah oleh kemiskinan dan kebodohan.
Soedjipto menengadahkan kepalanya. Membiarkan angin membelai wajah yang sudah mulai menua.
"Aku percayakan negaraku pada para generasi muda. Aku yakin mereka pasti bisa mengeluarkan Indonesia dari lubang kegelapan," ucapnya lirih. "Membebaskannya dari kebodohan, kemiskinan, dan para koruptor."
Angin kembali berhembus. Seakan-akan menjawab perkataan pria renta itu. Cahaya senja membias ke arahnya. Tubuhnya yang renta semakin terlihat tidak berdaya di bawah langit senja.
Soedjipto akan tetap mempercayakan negara ini pada generasi muda. Karena hanya mereka yang bisa membawa perubahan bangsa Indonesia ketika para generasi sebelumnya sudah mulai lelah pada kehidupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NPC untuk Nusantara
Short StoryDari kami warga Nusantara Pen Circle untuk dirimu wahai Nusantara yang kami cinta Maaf mungkin terlambat untuk dikumandangkan sekarang, tapi tak ada kata terlambat untuk menyatakan cinta yang terpendam, bukan? Thank you covernya! @Sky-Nari