Kala itu,
aku membisu.
Sebab ia yang meracau,
dan membuat kacau.Aku pun tak tahu.
Mengapa aku percaya dia juga kamu.
Pasalnya, sudah beribu kali aku terjatuh, karna kamu dan dia.
Sepertinya pula itu tak cukup bagi hatiku tuk tunjukan sebenarnya kamu.Hati ini kian meragu.
"Dia bukan siapa-siapa aku," begitulah ucapmu.
Entah apa tujuan kamu berkata begitu,
sayangnya aku tau kalian tlah menipu.Jika kamu ingin dia,
berbalik dan kejarlah.
Jika kamu inginkan aku,
diam dan lupakanlah dia.Kepalaku memang keras,
Namun apa salah jika wanita hanya ingin menjadi satu-satunya?
Ini bukan perkara mudah
Pasalnya aku yang kian terus mengalah dan tak kunjung dapat sebongkah permataAku tak meminta banyak.
Cukup tegaslah
Jika kau tak sanggup melakukannya,
tak apa, cukup berbaliklah.Bogor, 05 Agustus 2017.
17:57
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Kamu
PuisiMaaf aku mencintaimu, dan dengan sangat terpaksa kau harus menerima resiko menjadi objek sastraku.