Pemuda itu adalah Aidan

113 3 0
                                    

Sebuah tas terlempar masuk ke dalam pagar sekolah dan jatuh ke tanah. Disusul dengan tubuh jangkung seorang pemuda yang mendarat mulus dengan lutut kanan dan kedua kakinya sebagai tumpu. Aidan berdiri dan membersihkan debu-debu yang menempel di seragam putih abu yang dia pakai. Kemudian berjalan santai dengan menenteng tas di bahu kanannya.

Aidan bisa mendengar komandan upacara yang berteriak menyiapkan barisan saat dia berjalan di koridor kecil sebelah ruang UKS. Terlambat? Aidan tidak peduli. Dia bahkan tak ada niatan untuk ikut berdiri panas-panasan di lapangan. Aidan berbelok ke kanan. Tangannya menggeser pintu ruang UKS, masuk ke dalam dan menutupnya.

Tidak ada seorang pun yang berjaga. Satu ranjang tertutup oleh tirai, menandakan ada orang lain disana. Aidan melangkah ke ranjang kosong di sebelahnya. Dia menutup tirai dan membaringkan dirinya setelah meletakkan tasnya di lantai.

Aidan memejamkan matanya mencoba tidur. Tapi suara tirai dan kemudian pintu ruang UKS yang digeser membuatnya terganggu. Apalagi pintu itu tidak ditutup kembali karena Aidan hanya mendengar suara geserannya satu kali. Aidan mendengus kesal.

Dia turun dari ranjangnya dan membuka tirai. Dilihatnya gadis berkuncir kuda berdiri di depan pintu. Gadis itu bergerak-gerak seperti sedang menahan sesuatu. Detik selanjutnya gadis itu berlari ke arah kiri.

Aidan mengangkat sebelah alisnya heran. Jika ingin buang air kecil seharusnya dia ke arah kanan. Tapi gadis berkuncir kuda tadi malah belok ke arah kiri. Dan Aidan menyadari sesuatu.

"Dia mau merokok?"

Aidan menggelengkan kepala mencoba menghapus pikiran anehnya. Dia tahu betul kalau belakang sekolah itu sarangnya perokok. Aidan sering kesana bersama teman-temannya. Untuk merokok tentu saja. Bukan Aidan, hanya teman-temannya. Senakal-nakalnya Aidan, dia hanya hobi berkelahi dan membolos. Merokok? Tidak. Dia tidak mau memperpendek umurnya dengan benda itu.

Tapi ini berbeda. Dia seorang perempuan. Dan perempuan itu mau merokok. Yang benar saja.

Aidan keluar dari ruang UKS. Dia berjalan mengendap-endap ke belakang sekolah. Dia harus memastikan kecurigaannya.

"..tolong!"

Samar-samar Aidan mendengar suara itu. Suara pintu yang ditendang pun terdengar dari arah toilet ujung. Tapi kemudian hening kembali. Aidan mengerutkan kening. Apa dia salah dengar?

Aidan memerhatikan toilet di ujung sana. Gadis tadi tak terlihat dimanapun. Aidan berjalan pelan. Suara gedoran pintu kembali terdengar.

"Tolong! Tolong saya!"

"Siapapun disana, saya mohon, tolong saya.."

Aidan membulatkan matanya. Apa mungkin gadis itu..

Aidan berlari ke arah toilet. Dan saat dia sudah dekat, gedoran pintu itu terdengar jelas walaupun suaranya lebih lemah. Aidan bisa mendengar isakan tangis dari dalam toilet.

"Tolong.. Tolong saya.."

Suaranya terdengar putus asa. Aidan menggedor-gedor pintu toilet dari luar.

"Ada orang di dalam?"

"Tolong! Tolong saya! Saya mohon! Keluarkan saya dari sini!"

Aidan bisa mendengar nada panik di suara itu. Apa yang harus dia lakukan?

"Mundur! Jangan di dekat pintu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MémoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang