04.

63 5 2
                                    

Gadis dengan tampilan acak-acakan berjalan di koridor yang sepi seakan tak ada tanda-tanda kehidupan disana. Yah, gadis itu adalah PricillaPricilla Palvin Orlandho mengerutu kesal karena dia harus menjalankan hukumannya lagi hari ini. Hukuman membersihkan halaman sekolah yang kemarin belum kelar, dan parahnya lagi hukuman ini ia jalani bersama sang musuh yaitu Davino Ginde Fernandhess.

Pricilla harus memegang sapu dan menghabiskan tenaganya di pagi hari ini hanya untuk menyapu halaman sekolah yang dipenuhi sampah-sampah yang berserakan sampai bersih.  Sedangkan Davino, ia memungguti daun-daun kering  yang berguguran kedalam karung.

" Duh.... Capek banget gue. " Ucap Pricilla sambil duduk ditanah.

" Payah... Lo kerja dikit aja udah capek! " Sahut Davino.

" Lo sih enak cuma mungutin aja, lah gue.... Capek bro." Sahut Pricilla tak terima.

Pagi ini Pricilla lupa untuk sarapan terlebih dahulu dikarenakan ia terburu-buru, alhasil perut Pricilla laper dan ngeluarin bunyi.

" Tu... Tadi perut lo? " Tanya Davino.

" Kepo lo. " Sahut Pricilla.

" Muka lo pucet, lo sakit? " Tanya Davino sambil memegang jidat Pricilla.

" Lo apa-apaan sih pegang-pegang!!  Gausah sok perhatian  deh. " Bentak  Pricilla.

" Cewek emang repot ya, kalo ga diperhatiin salah... diperhatiin salah...pusing gue, " Keluh Davino.

" Idih.... Kapan gue minta lo perhatiin gue? Gak pernah tuh " Sahut Pricilla.

" Kok gue jadi  perhatian gini sama nih anak? Ada apa nih sama gue, " Batin Davino.

" Terserah." Ucap Davino kesal.

Siswa siswi sudah mulai berdatangan satu persatu. Pricilla kesal banyak siswa dan siswi yang menertawakannya karena ia dihukum.

Haha... Hahaha...

" Lo kenapa ketawa hah!!! " Bentak Pricilla.

" Udah dihukum masih aja belagu!! " Sahut salah satu siswa.

" Lo tadi ngomong apa hah!!??" Sahut Davino.

" Cuma bercanda kok gue... " Ucap siswa tadi ketakutan.

" Bercanda?? Pergi lo... " Usir Davino.

Pricilla sangat kesal karena hukumannya dari tadi belum kelar juga, ditambah kepalanya sekarang terasa pusing dan perutnya sakit.

" Lo kenapa kok diem?  " Tanya Davino.

" Bukan urusan lo. " Jawab Pricilla.

" Lo sakit ya?  " Tanya Davino khawatir.

" Paan sih lo. " Sahut Pricilla.

Keringat Pricilla  mulai bercucuran, dan kepalanya makin pusing.

" Gue anter ke UKS  ya? " Ajak Davino.

" Gue gapapa. " Jawab Pricilla.

" Lo keras kepala banget sih. Udah ah gue anter lo ke... " Ucapan Davino terputus. Pricilla ambruk.

" Cill.... Cill.... Pricilla.. " Ucap Davino  sambil menepuk-nepuk pipi  Pricilla.

Wajahnya seratus kali lipat lebih indah dilihat saat kayak gini dibanding wajah Pricilla saat dalam kondisi sadar.

" Harusnya lo tidur selamanya deh, supaya gue bisa lihat lo kayak gini, " Batin Davino.

Dengan sigap kedua tangan kuat Davino itu mengangkat tubuh Pricilla dengan bridal style.

PriCillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang