Amazing Love Story (Part 2)

77 8 0
                                    

Mentari baru saja beranjak dari singgasananya. Semburat kemerahan melukis panorama pagi yang menyejukkan. Suara adzan dari tempat beratap kubah dan bertenggerkan bulan sabit itu baru saja lenyap. Yang tersisa hanyalah sunyi.

Aku terbangun dengan piyama berwarna pink yang kukenakan semalam. Sungguh, pagi ini aku ingin kembali terlelap dan bersembunyi di balik selimut, lagi. Udara dingin di musim pancaroba membuatku malas beranjak dari ranjang. Sepersekian detik aku memejamkan mata, indera pendengaranku menangkap gelombang suara dering ponsel.

"Good morning, nenek sihir!" sapanya di seberang sana.

"Yaaaa!!! Jangan memanggilku nenek sihir! Haruskah aku mengajarimu seperti anak TK, hah?!" ucapku sambil berteriak.

"Bla bla bla bla. Kamu cerewet." balasnya. Ah, dasar Hendi sialan!

"Ini hari pertama masuk sekolah lagi. Jadi berhentilah menggangguku dan bersiaplah. Aku tak ingin hari pertamaku hancur karenamu." jelasku sembari masih di atas ranjang.

"Oke. Jangan merindukanku, ya. Aku nanti akan menjemputmu, kok."

Tanpa menjawab kalimat terakhirnya, aku langsung menutup telepon. Kulangkahkan kaki menuju kamar mandi dengan malas. Berharap waktu dapat mengurangi kecepatannya saat berputar.

***
Aku sudah berada di ruang tamu saat tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Dengan hati yang dihujani rasa penasaran, aku langsung keluar menuju sumber suara. Benar saja, di depan rumahku sudah terpakir dengan rapi sebuah mobil alphard berwarna hitam. Seketika mulutku menganga dan hampir saja berteriak kaget saat mengetahui sosok dibalik jendela di kursi pengemudinya.

"Hei, apa yang kamu lakukan? Itu mobil siapa?" tanyaku padanya.

"Bisakah kau mengecilkan volume suaramu, nenek sihir? Tentu saja kita akan berangkat sekolah dengan mobilku ini." jawabnya sambil menepuk-nepuk mobil yang hitam legam itu.

"Tapi, Hendi, bagaimana bisa.."

"Sstt.." telunjuknya merapat di bibirku. "Kamu nggak mau terlambat kan? Jadi ayo masuklah!" dia menarik tanganku dan membukakan pintu untukku.

Keterkejutanku tak berhenti sampai di situ. Saat aku masuk ke dalam mobil, mataku menangkap sosok lelaki berambut hitam tipis dengan poni rata tengah di jok belakang. Ia masih asyik mendengarkan musik lewat earphone miliknya sambil tertidur. Aku mengamatinya lebih lama. Seragam yang dikenakannya sama persis dengan seragam sekolahku. Artinya...

"Daddy membawanya ke sini. Ia tiba kemarin lusa." kata Hendi saat mulai menggerakkan kemudi.

"Jadi.. Fikri juga masuk ke 101 School?" tanyaku berhati-hati. Ia hanya mengangguk.

Aku tahu ini berat bagi Hendi. Dia dan Fikri adalah kakak beradik, tetapi saat orangtua mereka bercerai ia dan adiknya itu harus berpisah. Hendi hidup bersama Daddy-nya, sedangkan Fikri bersama Mommy-nya. Hingga pada akhirnya, tiga tahun yang lalu om Budi memutuskan untuk menikah lagi dengan tante Heni. Sepengetahuanku sejak saat itu mereka hidup bahagia dan Hendi mendapatkan kasih sayang ibu yang telah lama hilang.

""Aku kangen Fikri..." bisikku. Hendi mengalihkan pandangannya dan menatapku. Ada senyum tipis di wajah dinginnya itu

"Ahhhh.." suara menguap seseorang tiba-tiba memecah keheningan. "Udah sampai, kak?" tanyanya.

Aku menatapnya.

"Kak Nina?!?!" teriaknya. Aku terkekeh. Lucu sekali melihat wajah terkejutnya.

"Iya, ini kakak. I miss you so much, my cutie boy!" ujarku.

Fikri memelukku. Erat. Erat sekali.

"I miss you more, kak."bisiknya. "Kakak kenapa nggak bangunin aku dari tadi, sih!" ucapnya pada Hendi.

 "Kakak kenapa nggak bangunin aku dari tadi, sih!" ucapnya pada Hendi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hendi yang sedang fokus menyetir seketika memasang wajah cemberutnya. Aku sekali lagi tertawa. Ada rasa haru sekaligus bahagia menyelinap dalam batinku. Aku bersyukur dipertemukan kembali secara utuh dengan dua saudara laki-lakiku ini. Terimakasih.

Thank you for waited me so well. I really, really miss
you.

Amazing Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang