Desa itu cukup besar, namun tersembunyi sehingga banyak masyarakat luar yang tidak mengenalinya. Lima bulan berlalu sejak kejadian aneh menimpa desa Little Hangleton ini. Beberapa keluarga mendapati anggota keluarga mereka meninggal tanpa sebab, mereka tergeletak begitu saja dengan mata melebar tidak ada nyawa menempati tubuh mereka. Kejadian janggal tersebut terus terjadi secara misterius dan membuat publik geger hingga kini menjadi pembicaraan banyak orang, bahkan beritanya telah menyebar ke seluruh pelosok negeri . Pada akhirnya berbagai kisah horor menyelimutinya.
Sebagian besar penduduk Desa Hangleton memutuskan untuk pergi ke luar kota bagi yang memiliki keluarga lain disana, tetapi mereka yang hidup sebatang kara dan tak punya keluarga jauh tetap bertahan di tempat. Mereka hanya berasumsi bahwa meninggalnya para warga akhir-akhir ini hanyalah kecelakaan atau keracunan, dimana ratusan polisi saja yang bodoh tidak bisa menemukan penyebab kematian mereka. Anggapan itu membuat mereka bertahan dan berusaha mengabaikan cerita-cerita horor yang disangkutkan dari kejadian tersebut.
"Ini benar-benar pembantaian!." Salah satu pelayan kedai minuman dengan begitu prihatin ia tampakkan sembari menghantar minuman ke pelanggan. Kedai itulah satu – satunya tempat berkumpul yang masih bertahan, tempat-tempat lain yang biasa ramai dikunjungi kini sepi. Tak heran banyak warga berdesakan untuk saling mengungkapkan apapun itu dengan ditemani secangkir teh ataupun susu cokelat. Tak ada lagi bir atau minuman keras lainnya. Atas kejadian mengerikan itu banyak yang berubah menuju jalan Tuhan dan meninggalkan hal-hal yang dianggap buruk.
"Dan menurutmu, pembantaian yang bagaimanakah itu?" Seorang pria menerima 5 cangkir minuman hangat dari pelayan wanita. Satu persatu diberikan kepada 4 orang yang duduk disampingnya.
"Aku tak bisa lagi mengabaikan kisah horor dari berbagai sumber." Dengan resah pelayan wanita duduk di depan pria itu.
"Kapan semua ini akan berakhir?" Pria lain menyahut sembari menyeruput cokelat panasnya selagi masih hangat.
"Tapi dari sekian banyaknya sumber, aku hanya yakin satu hal." Satu perempuan menyusul sambil menunjukkan jari telunjuknya dengan serius menatap mereka. "ini pasti perbuatan para penyihir – penyihir jahat."
"Sejak kapan kau tahu bahwa di desa kita ada penyihir Lut?" pelayan wanita dengan tegas bertanya pada perempuan bernama Lut.
"Selama berabad-abad manusia selalu bermusuhan dengan penyihir, lagi pula sepanjang sejarah, kejadian seperti ini oleh orang – orang dulu selalu dikaitkan dengan bangsa penyihir yang menuntut balas dendam terhadap kita karena kita bangsa manusia sering kali membakar mereka hidup-hidup." Lut menjelaskan panjang lebar tanpa tersendat.
"Jadi kau berspekulasi bahwa di desa kita pernah menggelar pembakaran penyihir hidup – hidup?" Pria bernama Yedi berhenti dari meminum cokelat panasnya.
"Yeah, aku belum pernah dengar sih."
"Kalaupun benar, sejarah atau legenda atau entah apa pasti akan menulis itu, itu hanya tahayul yang tersebar dari angin satu ke angin yang lain."
"Itu tidak mungkin terjadi di desa kita. Aku belum pernah mendengar cerita tentang penyihir di desa kita ini."
"Jika memang tidak kenapa bangsa penyihir membantai desa kita, bukannya ke desa lain yang pernah mendirikan gerakan pembasmi penyihir?"
"oh begitu kah, kau benar – benar percaya dengan tahayul seperti itu menimpa desa kita!."
"Aku tahu Yed, keluargamu adalah keluarga suci yang selalu taat terhadap Tuhan, tapi ..."
Mereka saling bertukar anggapan mengenai pendapat Lut sampai tak sadar malam sudah begitu larut. Semua warga keluar dengan berbarengan meninggalkan kedai menuju tempat tinggal mereka masing - masing. Malam adalah suatu hal yang buruk, maka mereka semua melangkahkan kaki secepatnya.
"Bagaimana jika besok kita ke gereja untuk berdoa?" Seorang wanita mengajak temannya yang berjalan bersama dengannya. Wajah temannya itu penuh sirat kesedihan.
"Yeah, tapi suamiku besok juga ingin berdoa di masjid. Jadi mungkin aku akan sedikit terlambat." Jawab temannya.
"Yah tidak apa- apa, kau bisa segera menyusul nanti." Kemudian wanita itu menoleh pada temannya yang lain, namun temannya yang lain itu justru diam melongo dengan nafas berat. Sang wanita bahkan yakin mendengar detak jantungnya berdebar begitu keras. Maka ia panik dan takut karena tahu temannya itu memiliki jantung yang saat ini dalam kondisi tidak baik. Segera saja panik dan takut itu tergantikan dengan ketakutan yang lebih besar, membuatnya melupakan temannya yang tergeletak lemas tak berdaya.
Makhluk hitam mengerikan melayang – layang di udara. Ada beberapa orang yang juga berbalutkan jubah hitam dengan topeng aneh terpampang. Teriakan keras meluncur menebarkan ketakutan yang kini sepenuhnya menggerogoti para warga. Makhluk hitam berkerudung itu seakan menghisap sedalam mungkin jiwa korbannya. Diselingi lagi oleh kobaran api yang bermunculan dari berbagai sudut. Orang – orang bertopeng aneh dengan jubah berkelebatan muncul semakin banyak menambah histeris tingkat tinggi, mereka muncul tiba – tiba entah dari mana, yang pasti orang – orang itulah yang menyebabkan kekacauan. Para warga yang histeris terpecah belah bahkan tak sengaja meninggalkan keluarga mereka sendiri.
Sinar rembulan menangis tak kuat melihat para warga itu meninggal dengan mengenaskan. Sinar api yang kini membakar rumah – rumah lebih terang di banding sinarnya. Asap – asap menjulang ke langit, mengundang awan untuk menenangkan sang bulan yang kini menangis namun mau bagaimana lagi, ia tetap harus melihat semua itu. Sang awan datang menutupi sang bulan. Kegelapan sepenuhnya menjalari tempat itu. Langit yang dikelilingi awan menumpahkan kesedihan bersama sang bulan yang tertutupi. Kesedihan mereka terungkap dengan jutaan air mata turun bersama menghentikan kebakaran dan setidaknya perlahan – lahan menghentikan pembantaian.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Harry Potter And The Beginning Of Magic (Harry Hermione Story)
FanficCerita ini, hasil reinkarnasi dari penggemar yang jatuh hati dengan dunia fantasi Harry Potter. Cerita asli milik JK ROWLING. Penulis hanya ingin menebar senyum senang dengan menulis cerita ini. Cerita yang sedikit berbeda dari cerita asli. Harry te...