All Is Well

1.3K 129 9
                                    

Harry teringat dengan janjinya waktu itu, bahwa ia akan mempertahankan persahabatannya dengan Hermione apapun yang terjadi dan sekarang ia telah merusak itu semua. Seorang Sahabat yang baik adalah ia yang selalu memaafkan atas kesalahannya dan berusaha membenarkan apabila kita salah. Hermione berusaha membenarkan cara Harry mengerjakan soal dan Harry justru menangkisnya dengan meluapkan segala emosi.

"Harry ada apa, kenapa aku mendengar teriakan?" Tanya Petunia menghampiri Harry.

"Keluarga Granger akan pindah ke Pranciss besok dan aku marah sekali dengan Hermione." Harry merasa salah atas segalanya, ia merasa konyol karena mengeluarkan kemarahannya pada Hermione.

"Kau merasa kesal karena akan kehilangan dirinya?" Petunia mendudukkan diri bersama Harry dan menggenggam tangan kecil Harry.

"Aku harus meminta maaf kepadanya." Suara lirih dan sedih yang terpukul tidak bisa Harry sembunyikan untuk keluar.

"Tentu itu harus Harry, ini hanyalah masalah yang tengah Tuhan berikan padamu. Dalam persahabatan kita selalu dihadapkan dengan masalah dan jangan sampai masalah itu justru merusak tali persahabatan. Tuhan sengaja memberi kita masalah tersebut agar kau dan Hermione terlatih bisa menghadapi masalah dengan tetap bersama dalam persahabatan. Jangan biarkan kemarahan menguasaimu Harry!"

"Kau benar mom, lebih baik aku ke rumah Hermione sekarang." Harry buru – buru bangkit meninggalkan ibunya yang usai mengucapkan, "Semoga berhasil!"

Tampak langit begitu gelap, sinar bulan tertutup awan bintang pun tersembunyi di baliknya. Di bawah itu, Harry melangkah menuju Privet Drive No. 7 dengan cepat. Saat memasuki halaman rumah Hermione, ternyata pintu gerbang terbuka. Harry langsung masuk dan ia melihat sosok gadis duduk murung di jendela lantai atas rumah. Itulah Hermione yang sama sedihnya dengan Harry.

"Hermione!!!" Teriak Harry yang sekarang sudah dekat dengan teras rumah di bawah Hermione sedang bernaung.

"Harry, kau kah itu?" Hermione terkejut dan menatap ke bawah ke arah Harry yang untuk pertama kalinya setelah beberapa hari lengkungan bibirnya terpatri jelas.

"Aku ingin minta maaf padamu! aku ..." Sebelum Harry sempat melanjutkan kata – katanya, Hermione sudah lebih dulu masuk kedalam, apakah ia benar – benar marah padanya sehingga tidak menggubris dirinya? Hal itu terjawab begitu melihat Hermione buru-buru keluar dari rumah menghampirinya dengan lengkungan bibir yang sama.

"Aku benar – benar menyesal sekali, aku tidak bisa mengendalikan emosiku dan ... "

"Harry, jika kau terus bicara, sampai pagi kau tidak akan berhenti mengungkapkan sesalmu, oh tidak." Hermione berpaling.

"Hei kau benar akan hal itu, jangan berfikir kau merasa sok tahu, oke, akulah yang tidak tahu apa – apa!"

"Aku tentu memaafkanmu Harry tapi apa yang kau ucapkan itu benar – benar menunjukkan bahwa aku memang seperti yang kau katakan."

"Hermione sudahlah, kau memang tahu, aku yang terlalu sok tahu menilaimu seperti itu, kumohon Hermione lupakan hal buruk yang pernah ku katakan padamu."

"Terima kasih Harry!" Hermione berbalik lagi untuk menatap Harry. Kau benar – benar berusaha mempertahankan persahabatan kita."

"Tentu saja, aku bahagia bersamamu dan aku tidak ingin kehilangan kau, jadi perasaan tersebut mengendalikanku."

"Aku mengerti dan aku perlu meminta maaf pula akan hal itu. Tetapi kau tahu, ayah dan ibuku tidak jadi pindah besok, well walau aku tidak bisa berjanji untuk bisa tinggal lama disini."

"Itu bagus, tidak apa – apa Hermione aku harus terima jika kau memang harus pergi, tapi ingatlah persahabatan kita tidak akan hangus hilang lantaran kita terpisah jauh."

#1 Harry Potter And The Beginning Of Magic (Harry Hermione Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang