Bab 5

29 1 0
                                    

Ali pov

"Ayo li.. Kejar aku" ucap seorang perempuan yg telah lama kunanti dan kutunggu kedatangannya. Aliya, mengajakku bermain kejar - kejaran dengan senyum yg menghiasi wajah cantik nya

"Awas yaa.." Ucapku terengah - engah karna berlari mengejarnya dan mencoba meraih tubuhnya.

"Aaa.... Iya ampun - ampun... Hahaha...geli..." Mohonnya saat tanganku meraih & menggelitik pinggangnya

Kemudian kupeluk tubuhnya yg selalu membuatku nyaman, kuhirup wangi tubuh nya yg selalu membuat pikiranku tenang.

Nafas terengah - engah nya mengelitik leherku, senyum yg ku kulum menandakan bahwa aku sangat bahagia saat ini.

Aku berdoa semoga waktu berhenti saat ini juga, dan kalaupun ini nyata ku mohon agar waktu terhenti saat ini juga. Dengan aliya yg berada didalam pelukkan ku

Tiba - tiba aku merasakan bahu aliya bergetar. Tunggu apakah aliya menangis? Tapi mengapa dia menangis?

Sedikit tak rela saat ku paksakan diriku tuk melepaskan pelukan hangat ini, dan betapa terkejutnya diriku saat melihat sungai kecil diwajah cantik milik aliya

"Hey... Kamu kenapa, hmm?, kok nangis?" Ucap ku sambil mengusap air mata nya

"Kamu jangan lupain aku.." Ucap nya sambil mengusap air mata nya yg masih mengalir, aku pun bingung dibuatnya, apa maksud nya?

"Maksud kamu apa sih?" Ucapku dengan raut muka bingung. " Kamu ngomong apa sih? Nih ya, aku tuh gak bakal lupain kamu, kamu orang kedua setelah orang tua ku yg gak akan mudah aku lupain" ucapku menenangkan aliya yg menangis semakin tersedu.

Ya tuhan, apa lagi yg harus ku terima dan ku lewati. Pada kenyataannya aliya lah yg melupakan ku lalu sekarang ia menangis tersedu - sedu dan mengatakan 'jangan melupakan dirinya' harusnya itu yg akan aku katakan padanya.

Aku ikut sedih hanya karna melihat nya bersedih. Apakah aliya akan menangis seperti ini jika apa yg dia katakan akan menjadi kenyataan. Tidak! Aku tak mau melupakan sedikit pun tentang dia, tentang aku dan dia, yg akan menjadi KITA suatu saat nanti. Aku yakin akan hal itu.

Tiba - tiba tubuh aliya menipis sedikit demi sedikit dan aku mulai tak bisa menyentuh nya, seperti bayangan, ia mulai memudar dan menghilang.

"Aliya...aliya..." ucapku setengah berteriak karna aliya mulai menghilang dari pandangan ku.

"Aliya....!" Teriakku yg terbangun dari tidur. "Apa barusan itu mimpi?" Tanyaku pada diri sendiri sambil mengatur deru nafasku yg seperti mengalami sesak nafas dan mengusap keringat yg bercucuran di kening ku.

Sinar matahari mencoba masuk dicela jendela kamar ku, saat ku lirik jam dinding ternyata... Aku terlambat ke sekolah, hampir saja aku terjatuh saat turun dari tempat tidur, tak ku pungkiri jika aku memang sering kesiangan karna sering begadang dan sering memimpi kan aliya, bahkan aku pernah tak masuk sekolah karna terbangun pada siang hari. Jangan salahkan aku salahkan saja aliya yg selalu hadir di mimpi - mimpi ku.

Setelah bercermin untuk memastikan penampilan ku sekaligus memuji hasil karya dari sang pencipta, aku pun keluar kamar dan disambut oleh pandangan yg sering terjadi, iya benar! keadaan rumah sepi & sunyi selalu seperti ini. Papa & mama sibuk kerja jadi akhir pekan lah yg sering kami tunggu untuk berkumpul bersama.

Eh tunggu dulu.. Suara gaduh terdengar dari arah dapur siapa lagi kalo bukan ulah Bibi Inah. Bik inah adalah seorang wanita terhebat yg ada didunia yg pernah kutemui, tapi yg paling terhebat nomor satu pastilah mamaku!, bik inah sudah hadir dihidup ku sejak umurku 5 tahun, beliau lah yg sering membantu mama dalam mengurus diriku jadi bik inah sudah hafal luar dan dalam tentangku. Hehe! Abaikan, bik inah juga tau tentang aliya. Betapa bahagia nya aku saat bersamanya dan betapa sedihnya aku saat ia pergi meninggalkan ku. Tapi bik inah belum mengetahui jika aliya telah kembali, nanti saja ku beritahu. Bik inah telah berkeluarga, suaminya bernama Pak Joko dan pak joko ini adalah supir pribadi keluarga kami. Mereka juga memiliki anak namanya Kak anton, yap! Betul kak anton lebih tua dariku 3 tahun, sekarang ia sedang duduk dibangku perkulihan dan keren nya lagi ia mendapat beasiswa penuh karna prestasi nya, memang ku akui kak anton orang nya pintar & cukup dewasa, kak anton bisa menjadi kakak sekaligus teman bagiku dan kami sering menghabiskan waktu bersama. Mereka juga tinggal denganku maksudnya diatap yg sama

Bik inah keluar dari dapur sambil membawa nampan yg berisi segelas susu lalu berjalan menghampiri ku.

"Loh, aden udah siap toh... Baru aja bibi mau bangunin. Ehh, tau nya udah bangun" ucap bik inah

"Ya udah bangun lah bik. Kak anton udah berangkat?, makasih bik" tanyaku seraya mengambil dan meneguk habis susu yg dibawa bik inah

"Iya den, anton mah, ayam belom berkokok aja udah pergi" ucap bik inah dengan raut wajah kesal bercampur sedih

"Sama dong kayak aku" jawab ku yg merasa nasib bik inah sama seperti ku yg selalu merasa sepi, lalu aku tersenyum "Ya udah bik aku pergi dulu ya" ucap ku sambil menyalim tangan bik inah

"Ehh, udah mau pergi aja den. Ya udah hati - hati dijalan ya den" ucap bik inah yg ku balas dengan anggukkan

Aku merasa masih berada dalam dunia mimpi. Bertemu aliya, berbicara dengan aliya dan bisa melihat tingkah aliya setiap hari dll. Rasa benar-benar seperti mimpi tapi sekarang mimpi itu menjadi kenyataan mungkin ini namanya rezeki orang ganteng. Hehe, abaikan.

Aku mengendarai motor andalanku. Kenapa aku mengatakan 'andalanku' bukan 'kesayanganku' karna sayang ku hanya untuk aliya seorang. Hehe, lebay nya diriku, Abaikan.

Saat dijalan tak sengaja aku bertemu seseorang yg kukenal dia sedang bersama orang yg dicintainya. Siapa lagi kalo bukan Ryan dan Cindy. Hem... Kadang aku sering berkhayal kapan aku dan aliya akan seperti mereka dan kalo bisa aku dan aliya lah yg lebih romantis, serasi dan bahagia dibanding mereka. Haaah.. Sungguh membuat orang iri saja pagi ini, dasar pasangan dimabuk cinta

Aku berpikir untuk mengerjai mereka dengan membunyikan klakson agar mereka terkejut tapi melihat raut bahagia mereka berdua membuatku mengurungkan niat untuk mengerjainya. Aku coba mengingat-ingat Ryan dan Cindy itu sudah lama bersama-sama.

Ya, awal mereka bertemu karna Ryan berusaha menarik aku dari keterpurukan yg disebabkan aliya yg pergi meninggalkan ku saat itu, tapi nasib baik menimpa Ryan dia bertemu cindy, dari awal mereka sangat cocok dan kompak lama-kelamaan mereka menjadi sangat dekat dan keluarga mereka pun saling tau hingga sekarang. Entah kapan mereka meresmikan hubungan mereka, aku pun tak tau, aku merasa seperti cupid untuk mereka berdua. Ya sudah lah ngapain juga aku memikirkan tentang kisah mereka yg harus kupikirkan ialah kisah ku dengan aliya. Iya benar kisah ku dengan aliya yg selalu happy sampai ending. HARUS

Tbc

 Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang