Kuroko Tetsuya: 24 years old
Readers: 23 years old
Disclaimer © Tadatoshi Fujimaki
In Izuki's House...
(Reader's POV)
Kau menghela napas jenuh. Musim gugur kali ini begitu membosankanmu. Saat ini kau tak ada kerjaan, kakakmu malah pergi entah kemana, meninggalkanmu sendirian dirumah.
Kedua orangtuamu dan Izuki Shun, kakakmu, telah meninggal akibat umur yang telah mencapai batas. Kau dan kakakmu telah merelakan dengan lapang dada kepergian mereka berdua disertai senyuman. Kini kau hanya tinggal berdua dengan kakakmu.
"Shun nii-san kemana, sih?" gumammu, mengeluh. Kini kau sedang bosan setengah mati karena tak ada pekerjaan. Acara televisi sama sekali tidak menghiburmu. Kau sedang membutuhkan kehadiran kakakmu untuk menghiburnya, meskipun candaannya selalu tak lucu.
Kau merenung didalam ruang tengah, memandang keluar jendela sambil menerawang. Kau sedang duduk diatas sofa dengan mengenakan mini dress berwarna merah muda lembut dengan corak helaian kelopak bunga Sakura putih disana. Kau sengaja memakai mini dress yang tipis itu karena hari entah kenapa terasa panas, diluar terlihat terik.
Kuroko Tetsuya... itulah nama yang terbayang olehmu saat melihat langit biru nan cerah diluar sana. Warna biru langit yang sama seperti surai lelaki yang telah menjadi kekasihmu selama enam tahun.
Matamu menerawang jauh keatas sana, seakan-akan sedang melihat Kuroko dilangit sana. Raut wajahmu terlihat letih, psikismu letih.
Kadang kau merasa ketakutan bila kasus pembunuhan yang dilakoni kekasihmu itu ketahuan. Tapi nyatanya sama sekali tidak ketahuan, bahwa kasus itu sudah ditutup oleh kepolisian karena mereka sudah menyerah mencari pelaku kasus pembunuhan yang sama sekali tidak menemukan titik terang. Mungkin akibat hawa keberadaannya yang tipis sampai-sampai polisi tidak menyadari bahwa pelakunya adalah Kuroko? Atau karena kemampuan Kuroko itulah yang membuat kunci kasus pembunuhan, bukti, beserta semua petunjuk mengenai kasus pembunuhan itu tidak ditemukan?
Hebat sekali.
Kau menghela napas lagi. Hari telah menunjuk jam 10 pagi, kau belum bertemu Kuroko. Kuroko selalu rutin menemuimu bila ia sedang sempat, dan kau tahu bahwa sekarang Kuroko sedang senggang, kapan saja Kuroko bisa mengunjungimu.
Tak dapat kau pungkiri, hatimu mulai terbuka untuknya.
Seharusnya kau tetap membencinya, kan? Lelaki yang telah memaksakan cinta padamu, lelaki yang telah merenggut kebebasanmu, dan lelaki yang telah melakukan dosa pembunuhan... yang dilakukannya untukmu.
Kau menghela napas lagi, entah sudah keberapa kalinya hari ini kau menghela napas.
"Mengapa aku tidak bisa membencimu...?" gumammu.
TING TONG.
Bel pintu rumahmu berbunyi, ada tamu. Kau beringsut dari tempatmu, lalu berjalan menuju pintu depan. Kau membukakan pintunya.
"Ya?" setelah terbuka, kau dapat melihat sosok lelaki berambut biru langit dengan manik mata yang serupa dengan warna rambutnya, berdiri dihadapanmu disertai wajah datarnya seperti biasa. Ia mengenakan kaus berwarna putih yang dibaluti jaket hitam padu biru yang memiliki tudung kepala, dengan celana jeans panjang warna hitam. Kakinya dibaluti sepatu kets warna hitam. Ditangannya, ia membawa suatu bungkusan.
"Tetsuya..." kau tersenyum kepadanya. Kau memberinya ruang untuk masuk kedalam rumah. Kau memanggilnya dengan nama kecilnya atas permintaan Kuroko sendiri. Ia meminta kepadamu untuk memanggilnya dengan 'Tetsuya'. Ia tak mau kau panggil 'Kuroko-kun' karena marga Kuroko adalah margamu juga, begitulang anggapan Kuroko. Kalian memang belum diikat oleh janji suci pernikahan, tetapi Kuroko sudah menganggapmu bahwa marga 'Kuroko' adalah margamu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Blue in The Dark
Fiksi PenggemarPemaksaan, obsesi, kenaifan, dan hasrat cinta yang tak tahu cara mengungkapkannya dalam kata-kata... untuk sekedar membuatmu mengerti tentang Kuroko Tetsuya. Kuroko x Reader Sequel of Rotten