Disclaimer © Tadatoshi Fujimaki
In Kuroko's House...
(Kuroko's POV)
"Mengapa bisa begini...?" aku mendesah frustasi, jari-jemariku mencengkram helaian surai biru langitku. Mataku tertutup rapat-rapat hingga dahiku sendiri berkerut, berusaha keras mengenyahkan segala memori yang terputar kembali saat digereja kemarin malam.
Malam dimana aku memaksanya... hingga aku, dengan tanganku sendiri, melukainya.
.
Flashback...
"Kumohon... Kuroko-kun, jangan paksa aku." [name] menangis sewaktu aku memaksanya mengatakan sumpah hidup semati dihadapan patung malaikat yang menatap dingin kami bagaikan porselen. Bahkan cahaya harapan sama sekali tidak bersinar untuk menerangi kegelapan gereja yang semakin menyiksaku.
"Kau harus mengucapkannya... kau harus mau." Desisku, putus asa. Air mata yang sedari tadi selalu ingin kutahan, terus saja mengalir sedikit demi sedikit, membasahi kedua pipiku. Kedua tanganku mencengkram kedua tangannya, membawanya ke depan dada kami yang sedang berhadap-hadapan dalam jarak dekat.
[name] menangis hingga menghasilkan cegukan kecil. Aku gemetar putus asa. [name] sama sekali tak mau menikah denganku.
Kenapa, [name]? Kenapa kau tak mau menerimaku? Apakah aku punya suatu kekurangan hingga membuatmu jijik bila diriku berdiri disampingku dengan status sebagai suamimu?
Benar... mungkin itulah alasan [name] hingga tak mau denganku.
"Apakah kau tak mau denganku karena kau membenci suatu kekurangan dalam diriku?" tanyaku padanya. "Katakanlah semua kekuranganku, maka aku akan memperbaikinya. Dengan begitu takkan ada alasan lagi kau meno—"
"Tidak, Kuroko-kun. Bukan itu." [name] cegukan ditengah isakannya. "Aku hanya—"
"Hanya apa, [name]?" tanyaku, tajam. Air mataku berhenti mengalir. "Apakah karena ada lelaki lain masuk dalam hidupmu?"
"Bukan, Kuroko-kun. Aku hanya—"
"Apa karena Izuki-kun melarangmu untuk menerima lamaranku?"
"Bukan itu. Aku—"
"Apa karena kau jijik padaku yang pernah membunuh orang?"
"Tidak! Sungguh, bukan itu—"
"Apa karena aku adalah seorang pendosa?"
"Bukan! Dengarkan aku dulu—"
"Apa karena aku adalah seorang iblis pembunuh yang membuat harimu dimasa lalu memburuk?"
"BUKAN! DENGARKAN AKU DULU, KUROKO-KUN!" bentaknya, kesal dicampuri rasa putus asa.
"JELASKAN PADAKU!" bentakku, tak kalah keras. "JELASKAN SEMUA ALASANMU, MAKA AKU AKAN MEMPERBAIKINYA, AGAR KAU BISA MENCINTAIKU!"
"AKU MENCINTAIMU, TETSUYA!"
Detik itu juga aku terbelalak kaget. Garis mukaku mengeras. Bahuku menegang.
"Aku mencintaimu..." [name] berucap dengan lemah, beda dengan yang tadi. "Aku mencintaimu, sungguh, aku sama sekali tak bohong. Namun aku bingung."
Aku biarkan [name] meneruskan kalimatnya. Ia jeda sebentar untuk menenangkan isakannya.
"Aku bingung... mengapa diriku masih tidak siap menerimamu sebagai suamiku, sebagai lelaki yang akan mendampingiku dimasa depan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Blue in The Dark
Fiksi PenggemarPemaksaan, obsesi, kenaifan, dan hasrat cinta yang tak tahu cara mengungkapkannya dalam kata-kata... untuk sekedar membuatmu mengerti tentang Kuroko Tetsuya. Kuroko x Reader Sequel of Rotten