january 4th

86 2 0
                                    

January 4th,Yebusa High School

Pagi ini,aku menjalani kehidupanku seperti biasa. Kali ini tanpa ada laki-laki yang biasanya selalu bersamaku,Ravi.

Iya,Ia sudah tiada. Ia meninggal karena kecelakaan yang tidak ada seorangpun menduganya. Akupun sebagai pacarnya kaget setengah mati mendengar kabar tersebut.

Ia biasanya setelah selesai kelas selalu menungguku di luar kelas,untuk mengajak makan bersama. Atau ya kalau sedang rajin,belajar bersama untuk ulangan di hari esoknya,misalkan.

Rasanya punya namja seperti Ravi?

Aku tidak bisa berkata-kata. Ya kalau misalnya aku gambarkan dengan kata-kata,yang hanya bisa kukatakan untuknya adalah,

Ia ada orang yang membuat sedih dan senang menjadi satu. Kadang juga rasa cinta bisa ada dalam dirinya.

"Jane,selamat siang!" sapa guruku,Ryu sonsaengnim. Ia adalah sonsaengnim terdekat,karena ia wali kelasku saat aku kelas 11. Sekarang aku di kelas 12.

Ngomong-ngomong,Ravi adalah sunbaeku. Ia dulu kelas 12,sementara aku kelas 11.

"Siang Ryu sonsaengnim" balasku ramah.

"Kau tidak apa-apa? Aku turut berduka atas Ravi"

"Gwenchana sonsaengnim. Aku perlu ke perpustakaan sebentar"

"Baiklah. Sampai bertemu besok" balasnya lagi. Aku tersenyum.

(flashback on)

Gawat! Jika buku ini tidak kukembalikan hari ini,aku akan kena denda! Duh bagaimana ya

"Permisi Yura eommonim! Aku harus mengembalikan buku ini ya? Kalau tidak salah,deadline nya hari ini kan?" tanyaku gugup.

"Terlambat! Kau harus bayar 3000 won" seru Yura eommonim. Hish,eommonim satu ini,sudah tua,makin rese lagi. Sudah tau aku masih kelas 10,baru masuk SMA ini,belum begitu kerasan dengan peraturan disini malah disuruh bayar,telat beberapa saat doang juga.

"Pagi eommonim" ucap orang disebelahku dengan suara beratnya.

"Eh,Ravi! Bantu aku merapikan buku-buku di rak ini! Kau setiap hari telat terus!" seru Yura eommonim.

"Hehe.. mian" kata Ravi sunbae lalu hendak masuk ke rak-rak buku,namun langkahnya terhenti karena melihatku sedang merogoh kantong di seragamku.

"Tampaknya kau ada masalah" ucapnya.

"T-tidak sunbaenim" jawabku gugup.

"Sudah sana kembali ke kelas. Biar aku urusi"

"Tidak sunbae,aku-"

"Kembali sana sudah. Ia sering lupa dengan denda peminjaman buku di perpustakaan" tegasnya sambil mengambil buku yang tadi kupinjam.

"Kansahamnida,Ravi sunbaenim" ucapku sambil menunduk.

(flashback off)

Setelah dari perpustakaan,aku pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Eomma,ini aku Jane" ucapku sembari mengetuk pintu.

Eomma-ku lalu membukakan pintu dan aku masuk ke dalam rumah.

Aku langsung menuju ke kamar dan melemparkan tubuhku ke kasur. Huft,enaknya kasurku.

"Jane"

"Park Jane"

Hah? Ada yang memanggilku?

"Park Jane,ini aku,chagiya"

Suara... Kim Ravi?

Saat aku bangun dari kasur,dan tepat sekali.

Aku melihat Kim Ravi berdiri di depan pintu.

"Astaga. Oppa?" tanyaku antara senang-gugup-takut.

"Aku tahu mungkin kau tidak percaya,namun ya ini aku Jane" ucapnya.

Aku berlari menghampirinya,namun...

Yang kudapatkan,tidak ada. Tangan-nya menembus tanganku.

Aku lalu langsung terjatuh dan menangis. Mungkin aku terlalu stress memikirkan Ravi oppa sehingga sampai-sampai aku melihatnya di depan mataku.

"Jane,ayolah jangan menangis.." ucapnya sambil berjongkok dan berusaha menyentuhku.

"Aku hanya berkhayal! Ini bukan kau!" seruku.

"Ini aku! Aku Kim Ravi! Dengar jane,aku diberi waktu 40 hari di dunia ini,10 hari terakhir aku bisa menyentuh berbagai macam yang ingin kusentuh,namun setelah itu aku harus pergi.." katanya.

Aku masih lanjut menangis.

"KENAPA KAU HARUS MENINGGALKANKU!" seruku.

"Aku minta maaf,tidak seorangpun tahu kematiannya,kan?" tanya Ravi oppa.

"A-aku merindukanmu.." jawabku.

"Aku juga merindukanmu,Park Jane. Semakin cepat kau merelakanku,semakin cepat pula kau bisa melihatku dan menyentuhku. Dan hanya kau yang bisa melihatku,tidak ada seorangpun yang bisa melihatku kecuali kau" jelasnya.

spirits ; (kim wonshik)Where stories live. Discover now