BAB 8: ISTANA AKAR

21 3 0
                                    

Krystal mulai melihat cahaya-cahaya terang setelah melewati perjalanan yang cukup lama. Sesuatu yang unik dilihatnya. Ada banyak pohon dengan buah yang bercahaya hijau dan merah berjejer tak jauh di depannya. Begitu pula banyak orang yang berkerumun di bawah masing-masing pohon.

"Istana ada di depan sana," ujar Putri Sooroya.

Krystal tak henti-henti mengamati orang-orang yang begitu banyak berkerumun di bawah pohon. Dia tak tahu apa yang sedang mereka lakukan.

"Tuan Putri," sapa salah seorang yang berada di antara kerumunan. Sambil membungkukkan badannya dia menghormat pada Putri Sooroya.

Krystal melihat semua orang di sana kini tertuju padanya, atau dia dan Putri Sooroya, Saphina juga Kentago.

"Ayo, masuklah," ajak Putri Sooroya.

Krystal tidak menemukan gerbang kayu besar ataupun dinding batu kokoh yang membentengi istana di sana. Yang dia temukan justru rajutan akar-akar dan batang sulur yang sangat cantik menjadi dinding istana yang disebut Putri Sooroya. Daun-daun kecil ikut menjadi ornamen hiasan dinding istana itu.

Ruangan dalam istana itu agak gelap. Krystal seperti merasa berada di tengah hutan seperti sebelumnya. Namun, tiba-tiba saja secercah cahaya mulai menerangi istana itu. Seperti fajar yang terbit di pagi hari.

Berangsur-angsur cahaya ruangan menjadi lebih terang. Krystal kagum pada hal itu.

Tak berhenti di situ, Krystal terpukau ketika memasuki ruangan utama yang berlantaikan rumput hijau nan lembut. Tepat di tengahnya terdapat kolam yang cukup besar. Permukaannya memantulkan cahaya tipis yang mulai menerangi ruangan itu Semua sudah tampak jelas di sana. Ada banyak bunga-bunga yang menempel di dinding. Dan tiap-tiap bunga itu memancarkan cahaya lembut yang menenangkan.

Saat sampai di ujung ruang utama, ada sebuah singgasana yang terbuat dari batang pohon terukir. Di bagian sandarannya terdapat daun lebar berwarna hijau muda yang melapisi kayu.

"Ini indah sekali." Krystal terpukau pada istana Putri Sooroya.

"Kamu perlu istirahat. Mari, kutunjukan kamarmu," kata Saphina yang hendak menarik tangan Krystal.

"Saphina," panggil Putri Sooroya. "Biarkan dia berada di ruanganku saja," tambah sang Putri sambil menyongsong Krystal.

Kemudian mereka bertiga menaiki tangga yang terbuat dari kayu. Seperti deretan batang pohon yang dipotong berbeda tinggi. Mereka sampai di balkon lantai dua, tepat di seberang singgasana. Dari atas sana Krystal bisa melihat kolam dan rerumputan di ruang utama. Lalu ada tangga rata yang menuju ke atas.

Krystal mengikuti Putri Sooroya yang berada di depan. Di tangga rata itu suasananya sudah tak seperti di dalam istana lagi. Lebih terlihat menyatu dengan hutan di luar. Di kiri kanan terdapat bunga-bunga yang memancarkan cahaya terang.

"Istirahatlah di sini."

Sebuah ruangan dengan lantai kayu ada di depan Krystal. Ruangan itu tampak seperti rumah pohon yang sangat indah. Jendela yang seharusnya berada di atas ranjang diganti dengan jalinan batang sulur yang sangat rapi, ditumbuhi bunga-bunga kecil, seperti kembang ilalang.

"Wow!" gumam Krystal.

Dia tak sepenuhnya mengerti apa yang sedang dialaminya. Dia hanya ingat, dia baru saja merasakan kekecewaan akibat ajang pencarian berbakat. Dan sekarang dia telah berada di sebuah ruang istana yang indah di sebuah negeri antah berantah yang bernama Vairylana.

Krystal sungguh yakin baru kali ini dia mendengar nama negeri itu. Bahkan berdasarkan pengetahuan geografinya, tidak ada negara dengan nama Vairylana. Dia yakin hal itu.

"Beristirahatlah. Ketika kamu bangun nanti, kita akan membahas banyak hal," kata Putri Sooroya.

Kemudian dia dan Saphina mempersilahkan Krystal agar segera beristirahat. Mereka pergi dari ruangan itu.

Jujur, Krystal tidak mengantuk sedikit pun. Apalagi ditambah dengan penasarannya pada tempat yang baru didatanginya ini, matanya tak mau terpejam. Lalu dia memilih menuju jalinan batang sulur yang menjadi pengganti jendela. Dari atas sana dia bisa melihat kerumunan orang-orang di sekitar pohon di pelataran istana.

Ada pertanyaan besar yang muncul dalam benaknya. Apa yang sesungguhnya orang-orang itu lakukan? Mereka tampak sangat menginginkan buah-buah bercahaya itu. Bukankah malam yang gelap seperti sekarang mereka beristirahat. Apa mereka tak butuh tidur?

Dari pertanyaan itu Krystal penasaran jam berapa sekarang. Dia berusaha mencari jam di dinding atau di manapun di ruang itu. Namun, sama sekali dia tak menemukannya.

FIREFLIES WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang