Siang itu, aku menemui Yoga di rumahnya. Karena menganggur, Yoga selalu di rumahnya sendirian. Kedua orang tuanya berada di Jakarta untuk bekerja. Yoga adalah pria yang sangat memenuhi kriteria pria idamanku.
Tubuhnya tinggi tegap dan agak kekar, matanya besar dan hidungnya mancung, kulitnya putih dan berkepribadian humoris. Aku menceritakan semuanya pada Yoga, aku menduga ia akan keberatan tapi ... "Oh gitu, yaudah gapapa, turutin aja apa kata abah. Bagus kan kalo gitu kamu jadi punya kesempatan buat lanjut kuliah ke Amerika?" ujar Yoga.
Jawaban yang sangat tidak aku duga. Tadinya kukira Yoga akan keberatan dan memintaku menolak permintaan abah. Syukurlah kalau ia setuju. Aku mencium pipinya kemudian mengambil HP nya dengan maksud untuk mengambil foto selfie dengannya sebelum berangkat ke pondok dan tidak bertemu selama tiga bulan.
Setelah mengambil beberapa foto, aku tidak sengaja membuka riwayat panggilan telfonnya. Tidak ada yang aneh kecuali tumben sekali sahabatku, Rosa, menelpon Yoga. "Eh, Ocha nelpon kamu? Ada apa?" tanyaku penasaran. Setahuku, Yoga tidak begitu dekat dengan sahabat-sahabatku.
"Oh, dia nanyain kamu lagi sama aku nggak kemarin. Ya aku jawab aja enggak" balas Yoga singkat. Yoga kemudian memelukku dan meraba-raba punggungku. "Bakalan kangen sama kamu, nih. Mumpung sempet, main dulu yuk" ucap Yoga yang sudah aku pahami maksudnya "main" itu adalah sesuatu yang hanya menyenangkan dirinya saja.
Namun karena didorong rasa sayangku padanya, hari itu kuturuti lagi kemauannya. Setelah urusanku dengan Yoga selesai, aku pulang ke rumah dan langsung menemui abah untuk memberitahu keputusanku. Tentu saja abah sangat senang. Aku tahu ini hanya akal-akalan abah agar aku tidak menemui Yoga di saat rumah sedang kosong. Tapi demi impianku, aku akan berusaha sekeras apapun itu.
Hari keberangkatan abah dan umi pun tiba. Tidak seperti anak yang lain, aku tidak meneteskan setetes air matapun saat melepas kepergian abah dan umi. Justru umi yang sempat berpikir untuk membatalkan kepergiannya karena khawatir padaku.
Namun pada akhirnya, umi tetap berangkat atas bujukan abah. Sesampainya di rumah, aku melihat seorang pemuda yang mungkin seusiaku dengan baju koko merah dan celana jeans. Harus kuakui ia lebih tampan dari Yoga, namun hal itu tidak menggoyahkan perasaanku pada Yoga.
"Assalamualaikum, Eliza ya?" suaranya imut sekali, membuatku agak kaget, mengingat wajahnya yang imut itu lebih pantas jika ia memiliki suara yang macho. "Walaikumsalam, iya, saya Eliza. Anda ada perlu apa, ya?" tanyaku padanya.
"Oh, saya Yusuf, anaknya ustadz Arifin. Bapak gak bisa nyusul langsung karena ada urusan lain. Makanya saya diminta nyusul kamu" ujarnya dengan nada lembut dan sikap yang sopan sekali. Tunggu ... "Whaaat!? Cowok ganteng ini anaknya ustadz Arifin? Ustadz Arifin yang mukanya lucu itu?" pikirku dalam hati, setengah tidak percaya.
"Oh iya, yaudah, tunggu sebentar ya kak. Saya ambil barang-barang saya dulu" sahutku pada Yusuf. Aku segera mengambil barang-barangku dan memasukkannya ke mobil dengan bantuan Yusuf. Kami pun langsung menuju pondok pesantren yang dikelola ustadz Arifin.
"Semua keperluan kamu udah kita siapin kok. Jangan khawatir" tampaknya Yusuf berusaha membuatku nyaman dengan memulai obrolan ringan. "Kak Yusuf, bisa mampir sebentar di minimarket depan situ?" tanyaku.
Aku memang agak haus dan sialnya, aku lupa membawa minuman dari rumah. "Oh, boleh. Jangan panggil kak, ya. Panggil Yusuf aja atau Ucup juga boleh. Kita seumuran kok" jawabnya menyanggupi permintaanku sambil tersenyum.
Aku turun dari mobil. Sebelum turun aku berniat membelikannya sesuatu karena merasa tidak enak sudah merepotkannya. "Yusuf, rokokmu apa?" tanyaku. Yusuf tertawa kecil lalu menjawab "Saya nggak ngerokok. Kalopun ngerokok, hari ini insyaallah puasa" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehilangan Tuhan [END]
SpiritualEliza Firdaus, seorang mahasiswi yang baru saja akan melanjutkan studinya ke Amerika, mendapat penolakan keras dari ayahnya. Sang ayah, Zainal Firdaus, akan berangkat haji dalam waktu dekat dan berencana menitipkan Eliza di sebuah pondok pesantren m...