Iya gaes Guanlin-nya nyasar dari Qing ke Joseon.
•••
Hiruk pikuk keramaian pasar tak kunjung membuat niat seorang pemuda bangsawan untuk menghabiskan waktunya dengan berkeliling ditempat itu surut. Matanya berbinar cerah, menatap keramaian yang menyambutnya sepanjang jalan, aura hangat terpancar dari dirinya.
Dayang perempuan yang menemani pemuda itu hanya tersenyum maklum, pemuda tersebut selama tujuh belas tahun hidupnya hanya sesekali keluar dari rumah megah yang mengurungnya, dikarenakan jadwal belajar dan beberapa kewajiban yang diembannya sebagai anak dari seorang mentri istana.
Maka dari itu, tidak ada salahnya dia membiarkan tuan muda yang dia layani ini menikmati waktu senggang yang hanya sesekali bisa ia rasakan. Namun semakin diikuti, semakin gemas pula ia melihat tuan mudanya hanya mengitari pasar tanpa ada niatan untuk membeli satu barangpun, maka dari itu dayang muda tersebut memutuskan untuk bertanya, "Tuan muda, sebenarnya apa yang sedang anda cari?"
Pemuda itu menoleh, menampilkan senyum cerahnya, "Aku tidak tahu, aku hanya ingin melihat-lihat. Jarang sekali eomeonim memperbolehkanku keluar, aku ingin menikmati udara segar disini."
Dayang bernama Jung Yein itu mengangguk kecil, paham akan keinginan tuan mudanya. Namun dia ikut menghentikan langkahnya ketika sang tuan muda berhenti didepan tenda yang menjajakan aksesoris.
"Ada apa, tuan muda? Apa ada yang ingin tuan beli?" Tanyanya sesopan mungkin, menatap heran raut tuannya yang memperhatikan beberapa aksesoris yang dijajakan ditenda tersebut.
Tangannya mengambil hiasan rambut berbentuk bunga warna ungu muda lalu menunjukkannya kepada dayang pribadinya, "Bagaimana? Apa menurutmu ini bagus?"
Yein hanya mengangguk, karena memang menurutnya hiasan rambut tersebut sangatlah indah, dirinya menatap wajah menawan sang tuan muda- yang bernama Bae Jinyoung sambil memasang gestur sopan, "Ye, tuan muda, menurut saya hiasan tersebut sangat indah. Apa tuan ingin membelinya?"
"Apa menurutmu akan bagus jika aku yang menggunakannya?"
Yein hampir saja tersedak saking gemasnya akan pertanyaan sang tuan muda, lagi-lagi gadis itu mengangguk, "Tentu saja akan terlihat bagus jika anda yang menggunakannya tuan, memangnya ada apa? Ada yang mengusik perasaan tuan?"
Jinyoung menggeleng kecil, tangannya mengambil beberapa hiasan rambut yang lebih mewah dibanding yang tadi lalu memberikannya kepada Yein, "Aku akan membeli ini, yang lebih besar itu aku akan berikan kepada eomeoni. Tolong bayarkan ya, Dayang Jung."
Yein mengangguk lalu bergegas membayar belanjaan sang tuan. Selagi menunggu, Jinyoung dengan iseng membaca pengumunan yang ditempel disekitar pasar sambil berdesakkan dengan orang lain. Satu pengumuman dari istana berhasil menarik perhatiannya, dia membaca satu bersatu abjad yang ditorehkan dikertas tersebut lalu merengut penasaran setelahnya.
Isi pengumuman tersebut adalah, akan diadakannya seleksi Putri Mahkota beberapa minggu lagi diistana, itu artinya istana dalam akan menjadi sangat sibuk mempersiapkan pemilihan Putri Mahkota tersebut. Jinyoung sibuk berpikir untuk meredakan rasa penasarannya terhadap pemilihan tersebut sebelum sebuah suara milik seorang gadis membuatnya terlonjak.
"Halo, Jinyoung-ah! Sedang apa kau disini?"
"Oh, Jihoon-ah!" Jinyoung membulatkan matanya, tak percaya bahwa yang dilihatnya saat ini adalah teman masa kecilnya, "Aku hanya berjalan-jalan disini menikmati waktu istirahat yang diberikan eomeonim. Kau sendiri sedang apa?"
"Aku sedang membeli beberapa meter kain untuk kujadikan chima, aku akan bertemu dengan calon suamiku minggu depan." jawab Jihoon sambil tersenyum manis, mau tak mau Jinyoung ikut tersenyum melihatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/121757914-288-k153438.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Royalty, Snow That Never Withers
Fanfiction[ON HOLD] Guanlin, hanyalah pemuda naif yang terikat dalam takdir kerajaan Joseon, dirinya memuja begitu dalam sosok gadis bernama Jihoon, cinta pertamanya. Namun saat takdir malah menyatukannya dengan Jinyoung, seorang pemuda malang yang menjadi ko...