Kalo kalian gak nyaman dengan karakter Jinyoung disini, bayangin aja kalo dia juga gs HAHAHA aku juga berusaha untuk membuat fic ini senetral mungkin, jadi kalau kalian sedikit gasuka Jinyoung jadi uke... Gampang, visualisasikan saja orang lain, hehe.
(((kemudian authornya diamuk massa)))
np; taeyeon ft sunny - this must be love
lagunya sangat enak, kalian harus coba denger, menurutku liriknya pas banget buat ngegambarin perasaan Jinyoung ketika dia baru masuk istana <3
•••
Sudah beberapa hari terlewat dari putaran pertama pemilihan Putri Mahkota. Hari ini Jinyoung sedang bersantai di kediamannya sambil membaca buku, ketika Yein dengan langkah berisik memasuki kamarnya, gadis itu terengah-engah dan napasnya tak karuan dengan chima yang diangkat- tanda dia habis berlari. Jinyoung hanya mengernyit melihat pemandangan itu.
"Ada apa, Yein-ah? Kau itu seorang gadis, jangan berlari sambil mengangkat chima seperti itu." komentar Jinyoung sembari menutup bukunya, matanya menilai penampilan Yein yang sangat berantakan, bahkan kepang rambutnya hampir lepas.
Sontak Yein membungkuk meminta maaf, gadis itu kemudian mendekati Jinyoung dan memberikan pemuda itu gulungan berwarna merah. Jinyoung menatap penasaran gulungan yang terlihat mewah tersebut, "Apa itu? Sebuah surat?"
"Ye, tuan. Ini surat dari jungjeon mama. Silahkan anda lihat sendiri." Jinyoung mengulurkan tangannya, meraih gulungan yang diberikan oleh Yein. Dadanya berdentum, rasanya dia sedikit gugup untuk membukanya. Kemudian kedua netranya menelusuri tulisan yang tertoreh di gulungan tersebut, namun semakin ia baca semakin pula ia menggumamkan kata tidak mungkin.
"Ada apa tuan? Apa anda lolos putaran pertama?" tanya Yein penasaran, bahkan kepala gadis itu sudah melongok untuk melihat apa isi dari gulungan tersebut. Jinyoung menatap Yein dengan pandangan kosong lalu memberikan gadis itu gulungan tersebut, Yein sontak mengambil gulungan itu lalu membaca isinya.
Beberapa menit berlalu, Jinyoung dikejutkan oleh suara teriakan Yein. Pemuda itu menoleh mendapati Yein sedang menatapnya dengan tatapan senang—atau malah euforia? Gadis itu terlihat sangat gembira, tangannya merengkuh gulungan tersebut seolah benda itu sangat berharga, "Tuan, selamat! Anda lolos putaran pertama! Ah, saya sudah harus memanggil anda dengan sebutan agasshi ya saat ini?"
Gadis itu terkekeh, lalu mengembalikan gulungan tersebut kepada Jinyoung. Jinyoung hanya menggelengkan kepalanya kecil, sembari membaca ulang tulisan yang tertera digulungan tersebut, "Aku hanya tidak mengerti, kenapa jungjeon mama harus menuliskan surat pribadi kepadaku untuk memberitahukan bahwa aku lolos putaran pertama? Bukankah itu agak sedikit berlebihan?"
Yein hanya mengendikkan bahunya tanda tidak tahu. Gadis itu kemudian duduk di lantai kamar Jinyoung, lalu membereskan beberapa buku yang sedikit berserakan disana, "Mungkin, jungjeon mama terkesan dengan anda pada saat pemilihan pertama dilaksanakan. Maka dari itu dia lebih memilih mengirim anda surat pribadi daripada surat resmi dengan stempel kerajaan."
Jinyoung hanya diam mendengarkan celotehan Yein. Kemudian perhatiannya teralihkan ketika gadis itu menyeret alat sulam kehadapannya, keningnya mengernyit, "Ada apa? Apa eomeonim menyuruhku berlatih lagi?"
Yein mengangguk lalu memberikan Jinyoung sebuah jarum dan benang, gadis itu kemudian memasang kain pada alat sulam tersebut. Jinyoung hanya menghela napas kecil, namun tangannya meraih alat tersebut, sedikit mendekat agar kegiatan menyulamnya menjadi sedikit lebih mudah. Dia mengambil benang berwarna kuning lalu memasangkannya ke dalam jarum, Yein hanya memperhatikan sembari menggumam bahwa ia kagum dengan keluwesan Jinyoung saat menyulam—sebab dulunya pemuda itu selalu berantakan ketika menyulam.
![](https://img.wattpad.com/cover/121757914-288-k153438.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Royalty, Snow That Never Withers
Fiksi Penggemar[ON HOLD] Guanlin, hanyalah pemuda naif yang terikat dalam takdir kerajaan Joseon, dirinya memuja begitu dalam sosok gadis bernama Jihoon, cinta pertamanya. Namun saat takdir malah menyatukannya dengan Jinyoung, seorang pemuda malang yang menjadi ko...