Six

1K 157 37
                                    

Friendly reminder, kalo di sini umur Guanlin 20 tahun dan Jinyoung 17 tahun ✌🏻

•••

Melupakan sejenak beribu permasalahan hati yang sempat mengusik, Jinyoung sudah menjalani pelatihannya sebagai seorang putri mahkota di Paviliun Kristal Salju. Ditemani dengan Dayang Seo serta Dayang Jo—seorang sanggung yang sudah dipercaya oleh Ibu Suri untuk melatih Putri Mahkota demi mempersiapkan upacara pernikahan yang akan datang.

Dimulai dari yang paling sederhana, Jinyoung harus mengenakan jeokui selama latihannya berlangsung, hal ini bermaksud untuk membuatnya terbiasa mengenakan pakaian formal kerajaan ini. Jeokui sendiri adalah jubah atau pakaian resmi yang hanya bisa dipakai anggota kerajaan seperti Ratu atau Putri Mahkota, biasa dipakai di acara formal kerajaan seperti pernikahan atau upacara lainnya.

Bahkan gaya rambut Jinyoung juga tidak bisa lepas dari protokoler istana, rambutnya ditata sedemikian rupa dengan beberapa rambut palsu hingga membentuk gaya rambut tteoguji meori. Lehernya pun sedari tadi serasa kebas karena kepalanya kini dihiasi sebuah tteoguji yang terasa sangat berat, membuatnya tidak tahan untuk mengangkat sedikit kepalanya demi mengurangi pegal yang mendera. Namun saat melihat tatapan tajam sanggung senior yang melatihnya, Jinyoung pun segera mengurungkan niatnya.

Bukan hanya lehernya yang terasa sakit, pundak dan lengannya pun mulai menunjukkan penolakan akan latihan saat ini. Kedua tangannya yang dibuka selebar bahu ditangkupkannya di bawah dagu sembari memegang sebuah batangan giok hijau, atau paeok. Kali ini Jinyoung sedang berlatih dari yang paling dasar, yaitu memberi hormat dengan benar untuk para tetua istana.

Latihannya terdengar cukup mudah, ia berdiri di depan beberapa buah lilin yang menyala, kemudian ia harus merundukkan tubuhnya perlahan hingga terduduk dengan sempurna lalu memberi hormat kepada para tetua istana. Ia juga dibantu oleh beberapa dayang junior untuk memegangi lengannya agar tetap berposisi lurus di bawah dagu dengan kedua tangan tertutupi lengan dari jubah kerajaan yang ia pakai.

"Seperti yang pernah saya jelaskan sebelumnya, kali ini bingoong mama akan memulai pelatihan untuk upacara pernikahan yang akan datang." Dayang Seo mulai berbicara, wanita itu kemudian mendekati Jinyoung yang masih terduduk dengan posisi kaku menahan beban di atas kepalanya. "Sebelum mama berlatih hal yang lain, mama akan mempelajari hal-hal dasar terlebih dahulu. Dimulai dari memberi hormat kepada anggota tetua istana, kita akan berlatih itu hari ini."

Jinyoung mendengarkan dengan saksama, membiarkan beberapa dayang mulai membantunya untuk berdiri. Ia juga melihat dayang lainnya membawa tiga lilin untuk ditaruh tepat di hadapan Jinyoung, membuat pemuda manis itu menghela napas pasrah akan waktu-waktu sulit yang akan ia lewati sehabis ini.

Dengan mengikuti instruksi Dayang Seo, Jinyoung mulai berdiri dengan anggun sembari menundukkan sedikit kepalanya, lengan atas kanan dan kirinya tetap dipegangi oleh dua dayang agar posisinya tidak berubah. Lalu perlahan ia mendudukan dirinya, menahan napas sedemikian rupa agar ia tidak mematikan api dari lilin itu dikarenakan pergerakannya yang terlalu terburu-buru.

Hampir ia bisa bernapas lega karena bahkan saat lututnya hampir menyentuh lantai, lilin tersebut tidak padam. Namun seketika ia kehilangan kontrol akan bagian bawah badannya menyebabkan terguncangnya keseimbangan tubuhnya dan berimbas ia yang terlalu terburu dalam bersimpuh lalu sekejap kedua lilin tersebut padam.

Jinyoung menarik napas tidak nyaman, hiasan kepalanya sedikit miring akibat guncangan tadi dan menimbulkan rasa yang sedikit menganggu, terlebih kini lehernya harus tetap berada di posisi tertentu agar hiasan kepalanya tidak terjatuh. Dayang Seo yang melihat itu terburu membenarkan hiasan kepala Jinyoung lalu membantu majikannya berdiri untuk kembali berlatih memberi hormat setelah menyuruh beberapa dayang lain untuk menyalakan lilin.

Royalty, Snow That Never WithersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang