"Kemarin malam Darrel datang, katanya mau ketemu kamu. Kenapa cuma di dalam kamar?"
Seolah tuli, Bee mengabaikan pertanyaan kakaknya itu. Manik mata Jesy menatapnya dingin, dan Bee tahu Darrel sudah mengadukan hal yang tidak-tidak kepada Jesy. Pria itu, sehari saja tidak mengusik sepertinya akan mustahil.
"Bee, gue bicara sama loe. Loe nggak bisu kan?"
Sepotong sandwich yang baru saja akan dilahap bibir kecil itu mendadak mengudara tanpa gerak. Bee menatap Jesy malas.
"Kris nggak bilang apa-apa. Darrel juga nggak kasih kabar."
Meletakkan garpu kembali ke atas piring, Bee meraih gelas susunya. Membuat aroma vanila yang di sesap menyeruak hingga ke dalam pernafasan.
Bee tersenyum kecil. Anne pernah mengatakan vanila itu Bee dan Bee itu vanila. Seperti manusia susu yang manis.
"Bohong banget sih Bee. Kris bilang kamu nolak ketemu Darrel. Kenapa?"
Jesy melipat tangannya di atas meja. Lalu menatap adik semata wayangnya itu serius. Ia memang tidak selalu berada di rumah, karena pekerjaannya yang sebagai desainer membuat waktunya tersita begitu banyak.
Belum lagi rencana pernikahannya yang akan dilakukan tiga bulan ke depan. Semua membuat kepala Jesy nyaris meledak.
Tapi sekalipun ia tidak pernah berada di dekat sang adik, Jesy memiliki puluhan mata-mata. Salah satunya adalah Kris. Atau lebih tepatnya Kristina, asisten pribadi yang ditugaskannya untuk menjaga Bee saat ia tidak bisa kembali hingga tengah malam.
Beberapa saat yang lalu wanita itu mengatakan jika sejak semalam Darrel,--pria yang dekat dengan adiknya itu berulang kali datang untuk menemui Bee. Namun gadis bersurai hitam itu justru menolak bertemu, dengan alasan ia mengantuk. Sementara Darrel dan Jesy hapal tabiat buruk Bee yang tidak akan terpejam jika waktu belum menunjukkan pukul sepuluh malam.
Jadi, apakah masuk akal jika Bee mengatakan Kris tidak mengatakan apapun?
Stupid. Bahkan orang bodoh pun tahu jika pukul tujuh adalah waktu bertamu yang paling baik hingga pukul sembilan malam. Jesy tidak tahu apa yang melatar belakangi kebohongan Bee, tapi demi apapun ia tidak suka adiknya itu mulai berbohong.
"Bee, kakak lagi bertanya dek." tegur Jesy, saat Bee tidak menanggapi pertanyaanya dan justru menghela napas berat. Kentara sekali jika gadis itu tengah menyembunyikan sesuatu.
"Kakak kan tahu Darrel udah punya pacar. Adele nggak suka kalo Bee deket-deket Darrel."
Pacar??
Jesy mengerutkan dahinya sejenak, lalu tersenyum menyadari kalimat lirih bernada manja adiknya itu.
Oke, seminggu yang lalu teman dekat adiknya itu memiliki kekasih. Tapi apa yang salah? Apa Bee cemburu? Karena biar bagaimana pun selama tiga tahun belakangan hanya Darrel saja pria yang bertahan di sisinya.
Jesy juga ingat, Bee berubah sejak ayahnya gila bekerja dan mulai meninggalkan mereka. Saat itu adalah saat yang paling buruk di dalam hidupnya.
"Kenapa memangnya? Kamu nggak suka Darrel kan dek?" goda Jesy.
Jesy tersenyum lebar ketika Bee mengembungkan pipinya tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spally Baby
Fantasy↔ Pastikan anda berada di zona usia yang tepat!! Ujian tersulit yang ia hadapi bukanlah ketika ia menjalani ujian sekolah, tetapi mempertahankan cintanya. Flo terlampau polos untuk memahami getaran ketika Darrel berada di dekatnya. Sikap Darrel yang...