Pacar pura-pura sakit bukan mendengarnya, kenapa harus pacaran jika itu semua pura-pura atau hanya sebuah sandiwara. Tidak dilandasakan dengan rasa kasih sayang dan cinta, apa akan berjalan baik? Pasti akan berjalan baik jika mereka mempunyai sikap professional layaknya seorang aktor papan atas yang sedang berakting.
Ini adalah hari pertamanya Dina dan Dino berpacaran eh ralat maksudnya pura-pura,mereka pergi sekolah bersama, berpegangan tangan layaknya sepasang kekasih tapi itu semua hanya PURA-PURA
Plisss Al, berhenti membuat semua ini seperti nyata ,jangan berperlaku seolah-olah aku ini benar-benar pacarmu batin Dina pada saat tangannya di genggam oleh Dino sambil menuju kelas
Mereka berdua berjalan menuju kelasnya, pasti sepasang mata menyorot kepada mereka berdua
"Itu kak Aldino sama siapa?"
"Apa mereka pacaran?dan siapa perempuan itu, aku kok belun pernah liat"
"Gila cocok banget yang satu ganteng yang satunya lagi cantik"
"Berani-beraninya dia ngerebut Dino dari tangan gue"
"Oh jadi ini anak barunya, cantik juga yaa"
Semua sindiran dan pujian itu terdengar samar-samar di telinga mereka berdua
*setibanya di depan kelas
"Dino!!!" Teriak seorang laki-laki yang berkulit putih sambil memeluk Dino
"Eh lo udah balik, gimana sekolah kita menang ga?" Tanya dino
"Lo kok datar banget, ga kangen apa sama gue" ujar laki-laki itu
"Nggak! Malah gue berharap lo nggak balik lagi" ujar dino sambil diselangi tawa
"Jahat lo Din" ujar laki-laki itu
"Btw, kenalin nih pacar gue,namanya Dina" ujar Dino yang memperkenalkan Dina
"Oh haii, kenalin gue Alvin ,gue sahabat Dino dari smp"ujar Alvin sambil menyondorkan tangan
"Gausah modus" ujar Dino yang langsung menepis tangan Alvin
"Pacar lo sih cantik,btw dia kelas berapa?" Tanya Alvin
"XII MIPA 2" Ujar Dino
"XII MIPA 2? Eh berarti kelas ini dong, gue kok belum pernah liat"ujar Alvin
"Pacar gue ini anak baru,udah ah jangan ngomongin dia mulu, nanti kalo lo naksir, gue tampol lo" ujar Dino
"Iyaiya"ujar Alvin
Dino pun langsung menggenggam lagi tangan Dina sambil berjalan menuju bangku yang mereka duduki
"Eh Al, gue duduk sama fanny aja ya, kan udah ada alvin jadi lo duduk sama alvin aja" ujar Dina sambil menahan rasa sakit hatinya
"Ohh yaudah" ujar Dino dengan singkat
Kirain gue lo bakal maksa supaya gue duduk satu meja lagi sama lo, udah Dina jangan terlalu berharap batin Dina
"Fan gue duduk sama lo ya?" Tanya Dina pada fanny
"Sini!" Ujar fanny yang langsung menepuk bangku yang kosong disebelahnya
"lo pacaran bukan sama Dino?" Tanya fanny
Dina hanya mengangguk dengan ragu
"Selamet yaa lo bisa dapetin Dino, gue aja yang udah lama nyimpen perasaan ke dia, dianya malah cuek" ujar fanny
"Jadi lo suka sama Dino?" Tanya Dina
"Iyaa gue suka sama dino dari kelas 10" ujar fanny
"Maaf yaa" ujar Dina
"Buat?"
"Ngerebut dino dari lo"
"Santai aja kali din hehehe"
*bel istirahat pun berbunyi
"Din ayo ke kantin" ujar Dino
"Emm gue ke kantin bareng fanny" ujar dina dengan ragu
"Eh nggak ko al, gue nggak ke kantin. Dina lo bareng dino aja" ujar Fanny
"Ayo" ajak Dino yang langsung menarik tangan Dina
"Lepasin" teriak Dina pada saat di perjalanan ke kantin
"Enggak!" Ujar Dino
Kebetulan mereka berdua bertemu ivan
"Haii Dina Dino" sapa ivan
"Haii" ujar Dina sambil tersenyum
"Mau kemana?" Tanya Ivan
"Ke kan--"
"Cepetan yang, aku laper" ujar Dino sambil merangkul Dina dengan nada manja
"Udah dulu ya van, gue sama dino pergi dulu'' ujar Dina
"Sial ! Kayanya mereka udah pacaran, tapi gue gabakal nyerah no,sebelum janur kuning melengkung dina masih berhak jadi milik gue" gumam ivan sambil menatap sinis
*setibanya di kantin
''Dino apa-apaan sih lo!'' Bentak Dina
"Maksud lo?" Tanya Dino
"Plis lo nggak usah semesra gitu depan ivan'' ujar Dina
"Kenapa, lo kan pacar gue" Ujar Dino
"Lebih tepatnya pacar pura-pura" tambah Dina dengan menekannkan kalimat akhir
"Lo kenapa sih?" Ujar Dino dengan bingung
"Lo pura-pura nggak ngerti atau gimana sih, plis jangan rusak masa depan gue"
"Maksud lo? Masa depan? "
"Berhenti sok mesra di depan Ivan! Karna ivan masa depan gue!" Bentak Dina
"Jauhin ivan" ujar Dino dengan dingin
"Hah?siapa lo?"
"Jauhin dia Dina!" Bentak Dino
Dina pun terdiam baru pertama kalinya dina dibentak seperti ini
"Gue ga pernah di bentak!" Ujar dina dengan mata yang berkaca-kaca yang langsung berlari ke kelas"Maaf" ujar Dino
*bel pulang sekolah berbunyi
"Dina" panggil Dino
Dina pura-pura tidak mendengarnya karna dia masih marah atas kejadian tadi
Dino pun berhasil memegang tangannya tapi dengan cepat ia tepis
"Maafin gue Din"ujar Dino
Dina masih mematung
"Iya gue tau gue salah, tapi sekali lagi gue minta maaf, gue cuman gak mau lo deket-deket sama cowok penghianat itu" jelas Dino
"Denger ya Dino! Lo boleh benci sama Ivan tapi lo juga jangan libatin gue terhadap masalah lo" ujar Dina membuka suara
"Dan berhenti membuat semua ini nyata Dino!" Ujar Dina yang langsung meninggalkan Dino
"Gue anter lo pulang"
"Gausah! Lo ga ngerti apa yang gue tadi bilang 'berhenti membuat seolah-olah ini nyata'Dino!" Ujar Dina
Karna gue takut kalo gue beneran suka sama lo, dan gue belum siap buat sakit hati sambungnya dalam hati
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🌟Bersambung🌟
Nantikan part selanjutnya
Jangan lupa Voment yaa 😉
Srzwylstn
KAMU SEDANG MEMBACA
Second
HumorPenulis cerita @shellaylstn_ Menceritakan seorang gadis yang terlalu berharap pada satu pria anak baru sekelasnya dan akhirnta harus mengalami patah hati yang berkepanjangan