"Astaghfirullah!!!"
"YaAllah!!!"
"Aduh melting guee!!"
"Allahuakbaarr!!"
"Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan, wahai kaum hawaa!"
"Aduh-aduh, gw udah cakep belom?!"
"Eh gue kebelet pipis asyuu!!"
"Omg-omg!!!"
"Yaloordd heellpp?!"
"Oksigeenn!! Oksigen menipiss!! Ah tidaak!!"
..........
Selalu saja begitu, setiap kali sosok Axel menampakan wujud sempurna nya di sepanjang koridor kelas. Heboh, histeris, pekikan yang tak tertahan, jeritan sana-sini, bahkan panas dingin di tubuh mereka, itu semua sudah mereka rasakan. Efek dari kehadiran Axel memang luar dari biasanya.
Ia memang jarang sekali untuk keluar kelas. Bahkan kedatangan nya kesekolah pun tidak terlihat, ia sengaja berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari keramaian. Jam istirahat nya? Ia habis kan didalam kelas. Bukan berarti dia penyendiri atau menyukai kesunyian, ia hanya menghindari keramaian mulut-mulut cewek yang mencari perhatiannya.
Dan kejadian seperti ini memang sangat langka, dimana seorang Axel berjalan disepanjang koridor kelas saat jam istirahat. Mungkin ia juga terpaksa, biasanya hanya keperluan penting.
"Oh my God!! Kak Axeell!!!"
"Gilaa, gilaaa mau nyamperin gue kali yaa?!"
"Astagaahh, calon imam guee!!"
Heboh, lagi dan lagi. Kali ini Axel masuk ke kelas 11 ipa 2 dan disambut dengan kehebohan siswi didalam nya.
Ia melangkah masuk dengan tenang,tatapan nya datar namun matanya sangat dalam dan tajam. Wajah nya dingin, seolah hidup nya tak tersentuh. Matanya tidak menghiraukan sekeliling, hanya lurus kedepan.
"E..eh kak?"
"Ini laporan jurnal kemaren. Ketik yang rapih, jangan lupa data nama anggota yang meliput." Ujar Axel kepada adik kelasnya, Allisha.
"Siaap boss!! Nanti sore pasti selesai! Tunggu di perpus kan? Hehe.." Allisha membalas ucapan Axel dengan antusias dan senyum yang merekah.
Axel hanya menarik sedikit ujung bibir sebelah kanan sambil mengangguk. Setelahnya ia langsung pergi keluar dari kelas itu.
Allisha dan Axel memang berteman sejak kecil, pertemanan mereka terjalin sejak mereka duduk dibangku sekolah dasar. Rumah mereka juga berdekatan, ditambah lagi ibu mereka adalah teman baik sejak masa SMA. Jadi tak heran kalau Axel terlihat akrab dengan Allisha.
****
"Javern Axel Diosius.." gumam Allisha sambil mengetik nama Axel di naskah jurnalnya.
"Selesaii!!!" Allisha mengembangkan senyum nya, lalu merapihkan peralatan sekolah kedalam tas.
Tok-tok-tok!
"Masuk aja, gak dikunci.." seru Allisha yang sedang berada di perpustakaan.
"Permisi.." Sapa seorang perempuan membuat Allisha menoleh kebelakang.
"Eh? Valerie?? Kenapa??"
"Gw mau cari ketua club jurnal." ujar perempuan yang bernama Valerie dengan nada datar.
"Oo... Sebentar lagi juga dia dateng. Emang ada perlu apa?? Gw biasanya yang ngurusin orang-orang yang mau cari dia, hehe.. Siapa tau gw bisa bantu??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Axellarie
Teen FictionValerie, seorang cewek cuek dan galak. Parasnya cantik, memiliki wajah tegas dengan iris mata berwarna abu-abu. Namun siapa sangka, seorang Valerie bisa mengembalikan dunia Axel. Axel, cowok yang tidak banyak bicara dan sama cueknya dengan Velerie...