❤Budayakan Vote&Komen❤
*
*
Happy Reading💘
*
*"Woy Jepren!" Panggil seorang cowok bermata sipit sambil menepuk pundak Axel.
"Hm..?" Axel menaikan sebelah alis nya.
*fyi : Jepren (dibaca : Jepreun-dengan logat sunda-) panggilan khusus dari teman terdekat Axel, diambil dari nama depannya yaitu Javern. Entah sejak kapan mereka lebih nyaman dengan sebutan itu.
"Kok lu gak kaget sih?!" Tanya Rico, cowok keturunan Indo-Thailand.
"B aja si. Lo dateng pagi, pasti ada tujuan tertentu. Misalnya, menyalin pr gua." Sahut Axel sambil berjalan beriringan dengan Rico.
"Ah! Kakak Axel mah suka gitu deh.. he..he" Rico mencolek dagu tegas milik Axel.
"Najis lo!" Axel bergedik geli, lantas menoyor lengan Rico agar menjauh.
Axel berjalan sedikit cepat, agar tidak terlihat seperti sepasang homo karena berjalan berdampingan dengan Rico, walau keadaan sekolah masih sangat sepi karena jam menunjukan 06.20 pagi.
"Axel!" Rico sedikit berteriak dan menyamakan langkah nya dengan Axel.
"Ganteng!" Axel tersenyum miring bila nama 'Axel' terlontar dari ucapan temannya, lalu ia menatap sombong kearah Rico.
"Idih!" Kini Rico lah yang geli dengan tatapan sombong teman nya yang memang benar-benar 'Ganteng' itu.
Sesampai keduanya tiba dikelas, Rico dengan cepat menyalin tugas milik Axel.
Jam pun berlalu, sampai pukul 06.45 kelas Axel, 12 Ipa1 masih belum terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang disana.
"Kak Axel!" Sapa Allisha yang dengan santainya berjalan mendekati Axel yang terlihat sedang fokus dengan macbooknya.
"Waduh Jepren, pagi-pagi udah disamper doi aja! Minggat ah! Takut dinyamukin nih gw! Kuy Co!" Ujar Farhan, mengajak Rico pergi.
"Yang ada juga kita yang nyamuk nya, blo'on!" Rico menoyor jidat Farhan sambil menutup bukunya.
"Weeh! Biasa aja dong! Masih pagi, udah nyolot aja! Mau ngajak ribut?" Farhan berujar dengan dramatis meniru iklan produk permen yang sering ia lihat di tv.
"Najis, alay." decih Rico yang beranjak dari kursinya.
"Yee, baper aja si jenglot!" Farhan pun menyusul. Dengan mulutnya yang tak henti mencibir Rico.
Allisha hanya terekekeh dengan ucapan teman-teman Axel. Allisha memang sosok ceria dan ramah terhadap sekitarnya tak heran bagi kalangan perempuan, dan kalangan banyak lelaki dia amat disenangi. Beda dengan kalangan cewek rempong yang tergila-gila dengan Axel, justru Allisha sangat dibenci dan tak habis-habisnya dihujat. Tapi Allisha tak mengubris hujatan mereka, bagi Allisha mereka hanyalah "Orang yang kurang beruntung, dan kurang bersyukur."
"Nih kak.." Allisha menyerahkan sekotak tempat makan, berisi sandwich rasa daging, rasa cokelat dan rasa selai kacang.
"Kok berisi..?" Ujar Axel yang mengalihkan perhatiannya ke tempat makan berwarna dongker, dengan tutup putih transparan.
"Gak papa, sengaja aku buat. Anggap aja ucapan terimakasih karna udah minjemin tempat makan itu." Allisha tersenyum tulus.
"Oke deh, makasih ya." Axel tersenyum simpul sebagai tanda menghargai, lalu ia fokus lagi ke macbooknya.
"Aku ke kelas ya kak, have nice day!" Allisha melambaikan tangan singkat, lalu beranjak pergi.
Allisha tau tidak ada gunanya menunggu balasan Axel, karena ia tau Axel adalah sosok yang baik, asik, perhatiaan dengan sekitar, namun sedikit kaku dengan setiap cewek. Walau hubungan nya terlihat akrab dengan Axel, tapi tetap saja masih dibatasi sikap kaku Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Axellarie
Teen FictionValerie, seorang cewek cuek dan galak. Parasnya cantik, memiliki wajah tegas dengan iris mata berwarna abu-abu. Namun siapa sangka, seorang Valerie bisa mengembalikan dunia Axel. Axel, cowok yang tidak banyak bicara dan sama cueknya dengan Velerie...