Senpai;Yoshizawa Ryo

0,2

Senpai : "Udahlah, lu jangan kebawa emosi."

Gue masih diem, nundukkin kepala.  Walaupun senpai itu udah berusaha nenangin ketua osis, tapi gue masih ga sanggup liat wajahnya.

Srakk!!

Tiba-tiba ada secarik kertas yang dilempar dan jatuh tepat di kaki gue.

Ketos : "Tanggung jawab sama formulir itu. Saya tidak mau liat formulir seperti itu lagi. Ryo, tolong tangani lebih lanjut."

Senpai : "Hai'."

Ketua osis itu akhirnya pergi dan lewat gitu aja tanpa ngelirik gue. Gue kek ga dianggap ada. Dan itu sakit:')

Senpai : "Fujita-san da yo ne.."

Senpai itu hampirin gue dan pungut kertas yang ada di bawah kaki gue terus ngeliat gue yang masih nunduk karena terlalu shock sambil senyum.

Senpai : "Soal yang tadi, ga usah dipikirin,"

Senpai nyodorin kertas formulirnya ke gue,

Senpai : "Lain kali kamu jangan buat kesalahan lagi. Disini hal kecil seperti itu dipermasalahkan supaya kamu bisa jadi lebih baik."

Bijaknya bang:)

Gue nerima kertas itu dan gue perhatiin kertasnya,

Tulisannya Nao bangsut.

Gue ngerasa di jailin, gue ngerasa ga dihargain sama temen gue sendiri njir.

Gue malah mewek sekarang:) air mata gue ga bisa berhenti ngalir. Kejadian yang udah terjadi sukses bikin gue sesenggukan.

"Gomen nasai...senpai."

Senpai : "Daijoubu.."

Tangan senpai menjalar ke kepala gue dan usap-usap lembut.

Gue sebenarnya pingin banget ungkapin kalo ini formulir tuh bukan tulisan gue, tapi, udahlah, ntar gue dikira banyak alesan.

"Ah iya.. senpai,"

Gue hapus air mata gue, "ini... formulirnya.."

Gue kasih formulir yang asli ke dia. Dia cuma ngangguk, terus senyum lagi.

Njir cowok kalo banyak senyum jadi nenangin hati yang lagi gundah gulana:)

"Kalau gitu, saya izin pamit duluan..sen.."

Senpai : "Yoshizawa Ryo desu."

"Ah, Yoshizawa-san."

Senpai : "Hati-hati, Lele.."

Anj.