[3] - Tunangan?

8.2K 104 8
                                    

Setelah melewati ruangan yang penuh canda tawa serta suara-suara nyanyian dari para penyanyi cafe yang sungguh terdengar memanjakan telinga, sang pegawai itu pun berhenti tepat di depan pintu yang bertuliskan;

'Yariesta Private Room 1'

Kira Gaby ia takan bisa lebih tercengang lagi setelah melihat dalamnya cafe Yariesta ini saat dari pintu masuk tadi, ternyata, ruangan yang terpapar jelas di depannya kini membuat mata Gaby lebih tak bisa berkedip sedetik pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira Gaby ia takan bisa lebih tercengang lagi setelah melihat dalamnya cafe Yariesta ini saat dari pintu masuk tadi, ternyata, ruangan yang terpapar jelas di depannya kini membuat mata Gaby lebih tak bisa berkedip sedetik pun.

Mata Gaby terus menjalar pada setiap sudut ruangan, mengamati rak-rak buku, lukisan-lukisan, serta peralatan mahal lainnya sampai---hell! Jantung Gaby seolah berhenti saat matanya menangkap sosok yang berada dibalik pintu ruangan yang lebih kecil di dalam ruangan itu, sosok pemilik manik mata abu yang sedang terduduk ditemani satu orang lainnya yang berdiri.

Mata Gaby terus menjalar pada setiap sudut ruangan, mengamati rak-rak buku, lukisan-lukisan, serta peralatan mahal lainnya sampai---hell! Jantung Gaby seolah berhenti saat matanya menangkap sosok yang berada dibalik pintu ruangan yang lebih kecil ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Itu matanya merah karena efek flash kamera ya hahahah)

"Apakah anda selalu setelat ini saat akan melakukan suatu pertemuan, Ms. Gabriella?" Dengan tak harus melihat sosoknya pun, jelas Gaby tau siapa pemilik suara serak yang bahkan hanya dengan mendengarnya saja sudah membuat panas di tubuh Gaby tersulut begitu mudah.

Oh ayolah, ini bukan mimpi kan?!

Ponsel Gaby pun bergetar diiringi desiran gejolakan darahnya dengan mata yang masih tetap terpaku kearah laki-laki itu. Lalu Gaby menutup sejenak matanya, kembali terbayang bagaimana bibir rakus Azcha yang mencium rakus bibirnya malam itu.

Dengan nafas berderu serta suhu tubuh yang tiba-tiba bergemuruh, Gaby berani membuka mata untuk membaca pesan yang masuk itu dengan sekuat tenaga menahan keinginan tubuhnya untuk menghampiri Azcha dan menanggalkan begitu saja satu per satu pakaiannya agar laki-laki itu dapat lebih mudah menyentuh liar tubuhnya.

No Gaby no!!!

'Azcha Deano CEO dari Denao Coal, perusahaan yang bakal jadi calon partner kita. Duhh kaya mimpi banget loh ini Gab rasanya mereka mau kerja sama dengan majalah mainstreem kaya kita.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang