DARI SORE ( SEASON 1 )

EPISODE 2

Malam minggu di Jalan Lengkong besar , Kota Bandung , masih ramai oleh lalu lalang kendaraan , ada yang memakai motor , ada yang memakai mobil , tapi dari banyaknya orang yang berkendara sebagian  adalah orang – orang yang akan pulang kerumahnya , karena orang – orang yang malam ini baru saja mau pergi, apalagi tujuannya ke daerah Dago tidak akan melalui jalan ini.

Ramainya jalan raya oleh polusi kendaraan yang tak terlihat  namun  terasa membuat malam ini terasa lengkap hidup di besarnya kota,  Disalahsatu Cafe di lengkong besar  Sore , Sandria , Lita, Anton dan Zadir berniat menghabiskan malam minggu bersama - sama. 

Banyaknya suara lalu lalang dari kendaraan disebelah kanan mereka,  menjadi latar suara. Suara itu tidak lagi mereka dengar , mereka tengah asik oleh sebuah percakapan , percakapan tentang segala hal seputar komunitas dan sesekali sandria selalu menanyakan pada Sore tentang kejadian tadi siang di Asia afrika.  Episode sebelumnya sedikit banyak membahas penyebab sore menjadi tak lebih baik dari sebelumnya , sebab itu , tak lain karena kisah asmaranya. Malam minggu biasanya menjadi waktu yang berkualitas bagi para Remaja untuk menghabiskan waktu bersama kekasihnya , tetapi " kekasih " malam ini sedang tidak mengasihi dan memberi perasaan positif pada Sore. 

Sesekali Zadir memberikan masukan pada Sore , tetapi solusi itu dibuatnya seperti suara kendaraan di malam ini , " Ada tetapi tak dianggap keberadaannya '' , Solusi Zadir bukan tidak berkualitas, bukan tidak masuk akal , atau tidak cocok dengan keadaan Sore , 

Tetapi perempuan yang sedang merasa tidak baik , membutuhkan seseorang untuk mendengarkan  ceritanya , tapi hingga saat ini Sore tidak berani menceritakan keadaannya pada siapapun , Karena untuk saat ini Sore hanya bisa menceritakan semuanya pada Fajar dan Dia. 

Masalah yang melanda sore adalah masalah klasik , masalah klasik tentang sebuah percintaan , bukan tentang di tinggal nikah,  karena ia masih berstatus pelajar , bukan karena tidak disetujui oleh orangtuanya, karena seorang pelajar belum ketahap melibatkan orangtua dalam proses pacarannya , orangtua hanya cukup tau saja, tapi ini tentang Fajar dan Sore yang selalu bersikukuh untuk mempertahankan keegoisannya dengan cara tetap menjalin cinta - cintanya.

Malam semakin larut membuat mereka semakin terbuai oleh suasana , ditengah kehangatan mereka, seseorang datang meghampiri mereka , seseorang itu tak lain adalah Fajar yang berniat menemui Sore untuk membereskan masalah denganya dan Fajar segera mengajak Sore ke Tempat parkir cafe :

" Sore : jar , plis ya , bisa ga kalo sekarang jangan bahas masalah dulu, nanti aja ya bahasnya " Sore pun meninggalkan fajar, tapi fajar menahannya, 

" Fajar : re , dengerin dulu dong, jangan egois gitumain pergi – pergi aja ", Sore pun akhirnya kembali kehadapan Fajar yang memintanya untuk tetap disana 

" Sore : oh ... jadi kamu tetap mau bahas itu sekarang ? gini – gini , Coba kamu liat mata aku deh , masih merah kan ? mau bikin merah lagi emang ? " 

Sore menyatakan itu dengan menujukan kondisi matanya pada Fajar.

" Fajar : Aku tau ga akan ada cewe yang gak nangis kalo masalahnya kaya gini, tapi kan nangis mah bukan solusi atuh re , pake dong logikanya, jangan perasaan mulu yangdi pake " ,

" Sore : apa apa ? pake logika ? dari dulu kali aku pacaran sama kamu pake logika , tapi tetep aja kelakuan kamu banyak yang ga masuk akalnya , jangan sosoan misahin perasaan sama logika deh jar , udah tau setiap orang dikasih pikiran sama perasaan tuh bukan hanya menjadi pilihan, lagian dengan aku menangis bisa sedikit membuat aku lebih baik"

" Fajar : yaudah orang pintar ga akan nunda masalah , orang pintar pasti pengen masalahnya cepet di beresin "

" Sore : Aku tau, ga baik kalo masalah ini ditunda , tapi aku gak mau membuat sebuah keputusan dalam keadaan yang tidak baik, jadi logikanya, kalo kamu pake logika kamu harus ngerti dong , tapi okay kalo kamu pengen cepet – cepet masalah ini selesai, boleh malam ini tapi aku bakal minta anter sandria "