Malam ini aku menginap di salah satu rumah temanku yang bernama Reno. Aku masih tidak sudi pulang ke rumah setelah Papa mengungkapkan perjodohan itu.''Terima aja lah. Siapa tau bohay.'' Kata Reno yang otaknya memang otak mesum. Aku memang sengaja menceritakan permasalahanku padanya. Ya Reno memang cocok kujadikan tempat berbagi.
''Ah males. Palingan biasa aja.''
''Gue yakin bro kalo pilihan bokap lo tepat. Tapi kalo lo masih ragu, mending lo siksa aja dia.''
''Gue nggak bakat nyiksa orang.''
''Ah elah! Kayak gitu mah nggak usah pake bakat. Lo tinggal kasarin dia setiap hari. Kalo dia nggak betah sama lo, otomatis dia bakal minta cerai. Kalo dia betah sama lo, itu artinya dia cewek yang tangguh dan patut dipertahankan.''
Reno benar. Lebih baik aku terima saja perjodohan itu daripada Papa terus memaksa, lalu kusiksa dia. Akan kubuat hidupnya sama seperti di neraka.
Selesai, kan? Aku cuma memenuhi janji para orang tua itu.
***
Dan kini, aku sangat menyesal karena mengikuti saran dari Reno.
Reno pun turut menyesali ucapannya kala itu. Reno tak menyangka jika aku benar-benar melakukan itu, bahkan lebih dari perkiraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Rangga
Short StoryTentang seseorang yang terlambat mencintai. Yang menebus kesalahan dengan penyesalan teramat dalam. . Boleh kita membenci sesuatu, tapi kita akan sangat merasa kehilangan jika sesuatu itu benar-benar pergi dari kita. .