''Nggak ada jodoh-jodohan!'' pekikku langsung sebelum Papa menyelesaikan ucapannya. Makan malam kali ini memang diisi dengan obrolan Papa tentang jodoh dan rencananya Papa akan menjodohkanku dengan anak teman lamanya. What the hell? Aku ini laki-laki, dan aku bisa mencari pendamping hidup yang menurutku cocok. Lagi pula kini aku sudah menemukannya, jadi kutolak saja rencana Papa itu.''Rangga, Papa kamu sudah membuat janji dengan temannya, bahwa saat kalian sudah dewasa kalian akan dinikahkan.'' Itu kata Mama. Berusaha menenangkanku.
''Tapi aku nggak mau! Aku bisa cari sendiri!'' Aku masih bersikeras menolak.
''Mana? Justru kamu gonta-ganti pasangan. Kamu bilang belum ada yang cocok. Mau sampai kapan? Sampai kamu ubanan pun kamu nggak akan menemukan yang cocok kalau begitu caranya.'' Papa memberikan tausiyah singkatnya tapi bikin kuping panas. Memang kata-kata Papa tidak ada yang salah. Tapi menurutku ini yang namanya penjajakan sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius.
''Terus menurut Papa, pilihan Papa udah bener? Ya siapa tau aja kan cewek yang bakal dijodohin cewek yang nggak bener. Cewek yang hobby-nya morotin duit, cewek jalang—''
''Rangga, jaga ucapanmu!'' kata Papa menginstrupsi.
''Pokoknya aku nggak mau ya dijodohin!''
Itu adalah kalimat terakhir yang aku ucapkan sebelum beranjak dari ruang makan. Biarkan saja kedua orang tuaku itu. Siapa suruh punya perjanjian?
****
Pa, maafkan aku jika dulu menyakiti hatimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Rangga
Historia CortaTentang seseorang yang terlambat mencintai. Yang menebus kesalahan dengan penyesalan teramat dalam. . Boleh kita membenci sesuatu, tapi kita akan sangat merasa kehilangan jika sesuatu itu benar-benar pergi dari kita. .