Akhirnya aku mau dijodohkan dengan anak teman Papa. Tentu saja Papa sangat senang mendengar jawabanku. Tanpa menunggu lama Papa dan Mama langsung mengajakku ke rumah teman Papa untuk membicarakan proses selanjutnya.
Aku? Pasrah saja.
Seorang laki-laki seumuran Papa menyambut kedatangan kami dan langsung mempersilakan duduk. Tak lama seorang wanita seumuran Mama muncul.
''Asih, lama tidak bertemu.'' Lalu kemudian Mama dan wanita itu cipika-cipiki dan basa-basi ala ibu-ibu. Sementara Papa dan laki-laki yang kuperkirakan ayah dari si dia, sudah bernostalgia. Aku hanya cukup menyimak saja, dan tentu saja bosan.
Hingga tak lama datanglah seorang gadis berhijab seraya tangannya membawa nampan berisi gelas minuman. Awalnya aku sedikit terpana melihat parasnya, namun cepat-cepat kualihkan pandanganku ke tempat lain.
''Ini lho anak saya. Namanya Anggie.'' Wanita yang mengobrol dengan Mama memperkenalkan gadis itu sebagai anaknya. Dan dia hanya menundukkan kepalanya.
Tentu saja aku menampilkan sikap yang baik dihadapan mereka. Aku pun mengulurkan tangannya.
''Rangga.''
Bukannya menyambut uluran tanganku dia justru menangkup tangannya. ''Anggie.''
Malu. Aku segera menurunkan tanganku. Dan untuk pertama kalinya ada yang menolak bersalaman denganku. Biasanya perempuan langsung terpesona melihatku walau hanya kedipan mata, bahkan ada yang tak segan bergelayut manja dibahuku.
Jadi, aku akan menikah dengan gadis polos macam Anggie?
***
Anggie, namamu akan selalu kusimpan di sini, bersama dengan jantungmu yang berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Rangga
ContoTentang seseorang yang terlambat mencintai. Yang menebus kesalahan dengan penyesalan teramat dalam. . Boleh kita membenci sesuatu, tapi kita akan sangat merasa kehilangan jika sesuatu itu benar-benar pergi dari kita. .