TKO Part 3 : Part Author View Willy

3 2 0
                                    

Willy berdiri di tengah keheningan malam di halte bis seorang diri. Dimana tak ada siapa pun disana selain dirinya dan juga tempat itu.

"Ini berat sekali."

Keluh Willy menjatuhkan tatapannya pada aspal yang sekilas nampak licin,namun ternyata begitu kasar. Tak ada cara lain untuk membuat Miley menyukainya. Sudah 2 tahun lamanya Willy berusaha. Itukah jawaban atas dirinya?

Flashback on

Mungkin ini saat bagi Willy untuk mengungkapkan perasaannya. Sedikit ragu,tapi harus ia coba. Kemungkinan kecil Miley pun merasakan perasaan yang sama terhadapnya,tapi ia malu untuk mengungkapkannya pada Willy? Siapa yang tau?

Willy memaksakan kedua tangannya untuk meraih tangan Miley yang saat itu tengah melihat lihat sekitar tempat ini dan meletakkan kedua tangannya dengan payah di atas meja.

"Miley,"

Miley mengalihkan pandangannya dan menjatuhkannya pada kedua tangan Willy yang kini berada di atas kedua tangannya. Miley menaikan kedua bola matanya dan menatap wajah Willy penuh tanya.

"Aku akan mengatakan sesuatu padamu,aku harap kau tidak akan terkejut atau marah atau akan membenciku setelah ini,aku hanya ingin mengatakannya padamu hari ini agar semua terasa ringan,aku ingin"

Willy merasa dunia akan berakhir baginya jika Miley tak sependapat dengannya kali ini.

"Aku rasa ini makan siang yang sangat baik. Aku suka suasana restauran ini,ku rasa kau pun begitu?"

Ujar Miley seraya menyunggingkan senyumnya dan menggeser posisi duduknya.

"Tak ada yang berubah,ada Paul atau tidak,kantor masih tetap dingin. Butuh waktu banyak untuk menghibur diri."

Lanjut Miley,nampak berusaha mengalihkan pembicaraan. Namun Willy tetap teguh mempertahankan niatnya untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Miley.

"Kau tau? Aku suka kopi."

Ujar Miley,dengan segera Willy meraih tangan Miley dan spontan berhasil mengambil perhatiannya.

"Apa yang terjadi?"

Tanya Miley dengan kedua mata yang membesar. Sementara Willy menundukan wajahnya sejenak untuk mempersiapkan diri.

"Oke baiklah. Aku siap."

Bisik Willy pada dirinya sendiri. Ia pun mulai mengambil nafas sambil mengangkat kepalanya dan menatap Miley datar. Ia menghembuskan nafasnya dan berdehem sebelum ia memulai rangkaian kata katanya.

"Aku ingin mengajakmu kencan,apa kau mau kencan denganku?"

'Ooh boy,kata kata yang sangat bodoh.' Ujar Willy dalam hati. Sementara Miley masih dalam keadaan yang sama,yaitu menatap Willy sambil membesarkan kedua bola matanya.

"Wil,katakan padaku apa yang terjadi?"

Tanya Miley memastikan apa yang terjadi pada Willy sampai harus menggenggam tangannya dengan erat. Willy mengambil nafas dan kembali menghembuskannya dengan kasar.

"Sekali lagi,aku ingin mengajakmu kencan denganku,apakah kau mau berkencan denganku? Untuk siang ini saja?"

"Willy,aku kemari bukan untuk kencan,tapi hanya sebatas makan siang."

Ujar Miley menarik kedua tangannya hingga terlepas dari genggaman tangan Willy. Willy pun menatapnya kecewa.

"Jadi.. kau menolakku? Itu artinya tidak ada kencan?"

Dengan bodoh Willy mengatakan pertanyaan itu terhadap Miley. Miley tak mampu berkata kata,ia hanya diam dan mengalihkan pandangannya ke sudut lain.

The Killed OrderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang