"Baiklah,pemirsa Salt Lake TV di mana saja anda berada,sekarang saya bersama rekan saya berada di sekitar Gedung Reischtag di Berlin.Sesaat lagi di gedung ini akan diadakan Konferensi Besar PBB.Kembali ke Dylan di studio".
"Ya, Rayne.Kami tunggu kabar selanjutnya".
Siang menjelang sore itu,konferensi pun dimulai.Seluruh wartawan mengacu kameranya ke meja-meja panjang yang melingkar.Salju masih berguguran satu demi satu di luar gedung.Salah satu tim reporter dari Amerika masuk.Mereka terdiri dari seorang reporter bernama Rayne,kameramen bernama Frank,dan audiomen bernama Ben.
"Kita sudah masuk,dimana tempat kita?"tanya Frank.
"Itu! Di sana bertulisan Salt Lake News,"ucap Rayne sambil menunjuk kursi merah yang terlihat empuk dan nyaman untuk diduduki bertuliskan nama tempat kerja mereka.
"Waw, VIP! Bos baik sekali,aku jadi sangat betah kerja di perusahaan ini".
"Sudahlah Ben,ayo kita duduk".
Jack Feldmann, selaku Perdana Menteri Jerman dan juga tuan rumah konferensi ini memulai acara. Pembicaraan pun terhenti,semuanya terpusat kepada Jack dengan bola matanya yang biru,kumisnya yang tipis,dan rambutnya yang pirang dengan susunan rapih.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh".ujarnya membuka acara.
Semuanya hening tanpa gelombang bunyi, menatap dalam-dalam apa yang baru saja diucapkan kepala pemerintahan negeri nazi itu, ada hati yang sangat senang mendengarnya,tetapi ada juga hati yang begitu sedih, begitu kecewa saat Jack mengucapkan kalimat itu.
"Kau membuatku murka, Jack,"ujar Peter Wilson,Presiden Amerika Serikat menghentak pelan.
Dia pun berdiri mengambil secangkir kopi di hadapannya dan melemparkannya ke arah Jack. Semua yang berada di sekitar Jack panik dan berusaha melindunginya. Tetapi Jack berhasil menghindar dan cangkir beserta isinya itu jatuh ke lantai.
"Ada apa, Peter? Kau marah aku masuk Islam, sedangkan negaramu mendukung kebebasan beragama dan kau yang mengusung ide itu?"tanya Jack.
"Sudahlah Peter,Jack,diamlah!" Zainuddin Mustafa,Presiden Turki melerai.
"Dasar pecundang! Hah!" Peter mengamuk, vas bunga di depannya dijatuhkan dari mejanya, kain untuk alas meja diobrak-abrik olehnya.
"Petugas!Bawa orang ini keluar beserta seluruh warga Amerika di negeri ini dan bawa dia pulang langsung ke Amerika.Suruh juga orang-orang Jerman di sana pulang ke sini,tanpa alasan!"suruh tuan rumah itu.
"Baik, tuan!" jawab petugas itu sambil memegangi Jack hingga mereka keluar.
"Apa apaan kau ini,kau mengusirku dan seluruh rakyatku?Kunyatakan perang melawan Jerman mulai hari ini dan ikhlaskanlah darah rakyatmu yang mengucur di sana,"ancam Peter.
"Peter!Hentikan!Tutup mulutmu sembari keluar atau kubunuh kau!"teriak Utsman Mustafa.
Jack kembali duduk,"Maaf,kejadian tadi dan lupakanlah!Sebaiknya kita tunda konferensi ini paling lambat hingga besok siang.Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh".
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh".jawab Fahd bin Turki,Raja Saudi Arabia.
Satu per satu para pejabat dan wartawan pun keluar.Sementara di bawah Presiden Jack dan seluruh preiden dari negeri-negeri Islam terlihat menyalaminya.Karpet hijau yang lembut memisah deretan kursi para wartawan.Sementara sebuah lampu di tengah-tengah masih menyala dengan terangnya.Tangga dari kayu jati dilapisi karpet hijau yang berjejer mempersilahkan orang-orang menaikinya hingga sampai di pintu keluar sana.
Di utara gedung itu,sekelompok wartawan keluar di tengah-tengah sekelompok wartawan yang masih duduk dan berbincang-bincang.Salah satu anggotanya tak sengaja menginjak reporter wanita yang masih duduk di kursi itu.
YOU ARE READING
ARMAGEDDON
Ficción GeneralFase demi fase telah kulalui Zaman tiap zaman kusinggahi Waktu-waktu tak pernah berhenti Menunggu yauma akhir yang dinanti Oleh para penghuni kubur yang dijanjikan surga abadi Siapa yang tak bosan hidup di dunia Di dalamnya kesenangan dan bahagia ti...