Enam

1.8K 134 3
                                    

Hari ini tak ada yang berbeda dari hari kemarin. Seolah-olah telah jadi sebuah kebiasaan untuk Adit, tiap pagi ia harus mengantarkan dan memastikan Safira ke kampus sebelum dirinya berangkat ke kantor Indra.

Setelah Safira pulang, Adit juga yang harus menjemput dan memastikan Safira pulang tanpa membawa masalah apapun.

"Gue mau balik lagi ke kantor," ucap Adit yang terlihat berjalan mendekati Safira yang baru saja merebahkan tubuhnya di kasur.

"Iya.." jawabnya singkat.

"Lu hati-hati dirumah, jangan kemana-mana!"

Namun, ketika Adit hendak pergi setelah ia menyimpan kunci mobil milik Safira di atas meja rias, langkah kaki Adit terhenti dan kedua matanya menatap layar handphone Safira yang disimpannya tak jauh dimana ia membaringkan tubuhnya di kasur.

Layar handphone itu menyala diiringi bunyi khas Line. Belum sempat Adit membaca nama yang tertera pada pesan tersebut, Safira keburu menyadari datangnya notife pemberitahuan pada handphone-nya.

"Mau tau aja.." Safira medekatkan layar handphone-nya ketubuhnya sehingga menutup seluruh layar.

"Yaelah.., siapa juga yang mau tau." balas Adit yang langsung beranjak pergi menjauhi Safira.

Safira yang menyadari sosok Adit telah menghilang dari balik pintu pun, akhirnya membuka pesan tersebut.

Willy Agustian : Fira, gue perlu ketemu sama lu. Gue tunggu di taman biasa.

"Willy ngapain lagi, segala ngajak gue ketemuan?" Safira bertanya pada dirinya sendiri, saat setelah membaca isi Line yang dikirim Willy kepadanya.

"Masih jam dua sore, Adit ngga akan tau juga kalau gue pergi sekarang.."

Pandangan Safira beralih pada kunci mobil yang tadi sempat disimpan Adit diatas meja riasnya dan terlihat sudut bibir Safira mengembang simetris dikedua sisi.

💞💞💞

AUTHOR POV

"Gimana seneng buat orang khawatir..??" sindir Adit yang menyadari kedatangan Safira tanpa memalingkan pandangannya pada buku yang dibacara.

Safira yang baru memasuki kamarnya terlihat kaget dan menatap Adit yang tengah duduk diatas ranjang sambil membaca bukunya, lalu menghampirinya.

"Nanti dulu dehhh.., ada yang aneh. Lu ngga abis ngelakuin hal aneh, kan..??" tanya Adit memastikan saat melihat Safira telah duduk dihadapannya, sementara Safira hanya tetap diam.

Adit yang penasaran, akhirnya menutup bukunya dan menatap Safira serius.

"Kenapa??"

"Adit.., jangan bilang ayah ya. Dit.., pliss!!" ucap Safira memohon.

"Maksud lu..??"

"Tadi gue ngga sengaja nambrak mobil orang terus sekarang mobil ditahan di kantor polisi, pliss bantuin tapi jangan sampe ayah tau Dit." ungkap Safira sambil jari-jarinya memainkan ujung bajunya.

"Kalau ayah tau, ayah bisa marah." sambungnya.

"Yahhh, pliss!!! Cuma lu harapan gue." Rengek Safira.

Adit hanya tersenyum sinis mendengarnya, seolah-olah mengabaikan permintaan Safira.

"Tunggu dulu!" ucap Adit.
Kan yang bawa mobil lu trus itukan mobil lu, kenapa gue yang repot??" sambungnya yang melepaskan tangan Safira dari tangannya lalu bangkit dari ranjang dan berjalan menjauhi Safira.

"Polisi minta wali buat tebus mobil,lagian kan lu yang megang semua uang dari Ayah.." ungkap Safira dengan suara rendah

"Bantuin ya, gue akan ngelakuin apa aja. Asal lu mau bantuin, ya Dit..."

Sementara Adit hanya diam dan trus berjalan kearah pintu kamar, tak menanggapi lagi ucapannya.

Safira yang melihat kepergian Adit terlihat putus asa, karena Adit yang tak memperdulikannya.

💞💞💞

ADIT POV

"Ada apa, Dit? Kalau masalah kantor, Ayahkan sudah bilang. Jangan kamu biasakan bawa pekerjaan ke rumah, biar kamu bisa istirahat." ucap seseorang dari sebrang telpon.

"Maaf Yah, kalau Adit ganggu. Ini masalah Safira Yah." balasku ragu-ragu, saat mendengar suara Ayah mertuku dari sebrang telpon.

"Safira buat ulah apalagi?" tanyanya sambil menarik nafas kasar.

"Safira nabrak mobil orang."

"Trus orangnya gimana?" tanya indra panik.

"Gapapa sih Yah. Cuma.."

"Cuma apa, Dit?"

"Cuma minta ganti rugi tapi Adit ngga pegang duit soalnya kemarin Adit abis bayar semesteran, Yah.." ungkapku ragu-ragu.

"Yaampun, cuma itu Dit? Ayah kira kenapa." ucap Indra memastikan, "Kenapa kamu ngga pake ATM Safira aja, toh ini kesalah dia."

"Ngga Yah, Safira sekarang istri Adit Yah. Masalah Safira jadi masalah Adit," balas Adit, "Adit Cuma pinjem ke Ayah, nanti Ayah bisa potong dari gaji Adit."

Terdengar tawa dari sebrang telpon "Haha, kamu apa-apaan sih. Yaudah, nanti Ayah kirim lima juta. Kalau kurang bilang aja sisanya di transfer."

"Iya Yah, maaf ya Yah. Adit ngerepotin Ayah lagi." balasku.

"Kamu kayak sama siapa aja sih, Dit. Dan Ayah ngga akan potong gaji kamu," ucapnya.

"Makasih ya Yah, yaudah kalau gitu Adit mau ke kepolisian buat ngurus semuanya."

"Iya, Ayah percayakan semuanya pada kamu.." Ayah pun mengakhiri telponku.

"Ayooo!! katanya mau ambil mobil.." ajakku saat memasuki kamar kembali.

Safira yang terlihat tak percaya, hanya diam, tak berkata apapun. Ia hanya mengikutiku yang ada jauh didepannya.

"Kita naik motor..??" tanya Safira ketika sampai dihalaman rumah, menatapku yang tengah memakai jaket milikku.

"Trus kita mau naik apa..?? Mau nunggu Ayah dulu, trus pinjem mobil ayah gitu..?? kan katanya jangan sampe ayah tau.."

"Yaudah, gue ikut lu aja...." potong Safira pasrah.

"Anak pinter, gitu dong dari tadi. Jadi istri tuh harus nurut apa kata suami..." jelasku dengan tatapan nakal.

"Ayoo naik.."

💞💞💞

AUTHOR POV

"Adit, adit.." panggil Safira dengan nada yang makin meninggi.

Tak ada respon apapun yang diberikan Adit, hanya guyuran sower yang terdengar nyaring dari dalam kamar mandi.

"Ih, dia sendiri yang bilang, kalau gue cewe yang ngga rapih. Lah, ini dia sendiri berantakan.." gerutu Safira saat pandangannya tertuju pada beberapa baju dan celana yang tertumpuk di kasurnya.

Saat ia sedang merapihkan tumpukan itu, sesuatu terjatuh dari salah satu kantong celana.

Safira yang menyadari bahwa dirinya telah menjatuhkan sesuatu, ia langsung membungkukan badannya dan mengambil sesuatu itu.

Ternyata sebuah dompet kulit, berwarna coklat berukuran kurang lebih 17x17 cm.

Dibukanya dompet tersebut, saat dompet tersebut telah berada digenggamannya.

Pandanganya tertuju pada sebuah foto yang terdapat didalam dompet tersebut.

Sebuah foto yang didalamnya terdapat seorang anak laki-laki mirip Adit, mungkin anak laki-laki itu adalah Adit kecil yang sedang bersama seorang gadis kecil. Mereka saling merangkul satu sama lain, tampak terlihat kedekatan mereka dan kebahagian yang terpancar dari kedua sudut bibir mereka.

To be continue..

🐥🐥🐥

Nah lohh.. Kira-kira siapa ya cewe itu? Perlahan konfliknya mulai dimunculin nih guyss, tunggu kelanjutannya ya.. Tinggalkan jejak kalian dibawah sinii.. 👇
Makasihhh...

Salahkah Aku Mencintaimu? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang