BULAN - 1

17 2 0
                                    

Bulan mengelap sisa coklat yang di sudut bibirnya dengan selembar tisu, diteguknya botol air putih yang ada disampingnya dengan perlahan, pandangannya beralih melihat sampah 'sisa' donat coklat buatan Buk Jen dengan miris, penyesalan memang selalu datang terlambat.

Bulan Indah Purnama, Si cewek yang memiliki badan 'lumayan' lebar, bercita-cita ingin kurus tapi sayangnya Tuhan belum memberikan mukjizatnya kepada Bulan.

Cewek mana yang gak mau punya badan langsing dalam artian 'gitar spanyol' bukan 'tembok cina', Terkadang lelah hatinya menjadi bulan-bulanan para mahasiswa Elektronika setingkat dengannya, mulai dari sebutan 'perut karet' hingga sebutan yang antimainstream seperti 'gentong spanyol' pernah ia dengar, lelah hati ini.

Ok fix!

Bulan mengumpulkan sampah sisa tadi kedalam plastik yang lebih besar beserta dengan botol air yang sudah ia remukan, lalu melemparkan nya ke arah tong sampah besar yang tidak jauh dari dirinya.

Wajahnya tiba-tiba berseri-seri ketika melihat layar ponselnya menyala, mengapa begitu? Tentu saja! Pasalnya ia baru saja men-uploud foto terbarunya di N-- Instagram, jadi bahwa yang tadi itu notif dari postingan fotonya.

Dahinya berlipat-lipat ketika melihat komenan yang menyebabkan layar hapenya hidup, ia sama sekali tidak mengenal orang itu, apa ini sebuah pertanda?

"Itu betis apa paha? Gatau bedanya tuh" Bulan mengumamkan kembali komenan yang ditulis seorang (fanas fanastik) di fotonya.

Bulan binggung ingin membalasnya bagaimana, dan akhirnya memilih untuk mengabaikannya.

Pandangannya beralih kepada layar laptopnya, ia terus memikirkan bagaimana cara menentukan judul yang bagus untuk skripsinya, mungkin konsul dengan guru pembimbingnya itu hal yang terbaik.

Dengan cekatan ia merapikan laptopnya lalu bergegas bangkit meninggalkan kantin yang sudah semakin sesak.

Rambut hitamnya beralun mengikuti pergerakan angin ditaman kampus, ya Bulan berada ditaman kampus sekarang. Tadi ia memang berpikir untuk menemui dosen pembimbingnya tapi sekarang ia urungkan niat itu, kenapa? Tentu saja! Bulan pastinya tidak ingin disemprot oleh Miss Lela karna konsul tanpa janji.

Lamunan Bulan buyar ketika melihat Handphone No*ia tinattinut nya berdering, ada satu panggilan masuk dari adik laki-lakinya, Bintang.

"Halo Bintang?"

"Halo, maaf permisi apakah anda mengenal Bintang Pratama Abdi? Kami menghubungi anda karena
Hanya nomor anda yang paling banyak dihubunginya, kami dari pihak rumah sakit XXX, ingin mengabarkan kalau Bintang mengalami kecelakaan lalu lintas yang parah, bisakah anda datang kemari untuk mengurus adminstrasinya dan keperluan lainnya?"

Sekejap, serentetan kalimat itu hampir meruntuhkan dunia Bulan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BU(a)LANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang