Sesampainya aku di rumah aku mendengar suara laki-laki paruhbaya,Tuan Conor Ozgun.
"Ayah...!!" aku berlari menghampiri ayah dan memeluknya.
"Halo,anak ayah." Ayah mendekapku seraya mencium kedua pipiku.
"Iyalah anak ayah,yakali anak tetangga,ada ayah bunda di anggurin ya." kali ini bunda menimpali percakapan antara ayah dan anaknya dengan nada sewot.
"Hehehe... Enggak kok Bun."
"Ayah kapan pulang kok gak kasih tau Anet? Terus ayah tadi sampai jam berapa? Ada oleh-oleh gak buat Anet,Yah?'' rentetan pertanyaanku yang hanya di jawab dengan kekehan ayah. Menyebalkan
***
Setelah makan malam selesai aku membantu bunda untuk membereskan meja makan sisa makan malam tadi. Setelah selesai membantu bunda akupun berpamitan pada bunda untuk pergi ke kamar. Baru kulangkahkan kakiku ke anak tangga pertama namun ada suara ayah yang mengintrupsiku. Ku urungkan niatku untuk pergi ke kamar."Anet? Sini duduk. Ada yang ingin ayah dan bunda bicarakan sama kamu sayang." ucap ayah seraya menepukkan sofa di hadapannya.
Akupun mengikuti yang di perintahkan oleh ayah dan duduk dihapadannya. Kini aku sudah berada dihadapan ayah dan bunda . Entah kenapa perasaanku jadi tidak enak. Bunda dan ayah saling berpandang-pandangan dan dapat kulihat air wajah bunda yang berubah sulit untuk kuartikan.
"Ehemm... Jadi ayah dan bunda sudah sepakat untuk menikahkan kamu dengan rekan kerja ayah sayang."
DEGGG
Jantungku seketika berhenti berdetak saat itu juga,apa aku gak salah dengar? Apa aku gak sedang bermimpi? Atau ayah sedang mengujiku? Kejadian itu terulang lagi dan bedanya sekarang adalah AKU.
"Apa?! Apa ayah gak salah? Kenapa ayah?" Air mataku mulai mengalir. Aku masih berusaha mencerna kata-kata ayah berharap-harap ini adalah mimpi.
"Engga Anet,ayah serius. Ayah rasa kamu sudah waktunya untuk menikah. Ini lebih baik ayah yang melakukan sebelum oma kamu yang menjodohkan kamu,ayah sudah memberikan kamu kesempatan untuk kuliah sebelum akhirnya kamu menikah. Ayah gak mau kamu rusak karena pergaulan yang saat ini para remaja sudah tidak bisa mengontrol batas kenalan mereka."
Aku tahu ayah sangat serius kali ini,ya memang aku berhasil tidak menikah sampai aku kuliah tapi aku belum menyelesaikan kuliahku benar-benar diluar dugaanku.
"Enggak ayah! Anet gak mau dan gak akan pernah mau menikah muda."
"Anet mohon ayah,biarkan Anet selesaikan kuliah dan biarkan Anet menentukan masa depan Anet sendiri. Anet mau menikah di saat Anet sudah sukses dan sudah siap untuk menjadi istri bagi calon suami Anet." kupelankan suaraku harap-harap ayah mau mendengarkan dan mau membatalkan pernikahan ini."Maaf Anet,keputusan ayah sudah bulat. Jika alasan kamu karena belum selesai kuliah,kamu masih bisa kuliah setelah menikah."
Aku benar-benar tidak mengerti dengan ayahku ternyata belum juga jerah dengan apa yang dulu pernah terjadi.
"Bunda,tolong Anet. Anet gak mau menikah bunda." mohonku pada bunda.
"Maafkan bunda sayang,bunda gak bisa menghalangi ayahmu." kali ini kesabaranku mulai habis berbicara baik-baik pada mereka.
"TERSERAH! Anet sudah katakan Anet gak mau menikah muda. Apa ayah dan baunda lupa apa yang sudah kalian lakukan ke Kak Aletta?,hah?!"
"Apa ayah dan bunda belum puas sudah menghancurkan masa depannya Kak Aletta?!" PLAKKK dengan keras ayah menamparku tapi tidak sebanding dengan perasaanku yang hancur akibat ulah kedua orang tuaku.
"AYAHHH...!" teriak bunda diselingi memelukku.
"CUKUP ANET,AYAH SAMA BUNDA GAK PERNAH NGAJARIN KAMU UNTUK BICARA TIDAK SOPAN DENGAN ORANG TUA!" Ayah sangat marah karena aku membentak mereka,tapi aku juga tidak mau melakukannya.
"Ayah dan bunda sendiri yang meminta Anet untuk melakukannya. Justru itu selama ini Anet selalu menuruti kemauan ayah dan bunda. Apa yang tidak Anet turuti setiap kemauan ayah dan bunda? Kenapa ayah tega melakukan ini pada Anet? Pokoknya Anet gak akan mau MENIKAH!"
Aku sengaja menekan kata menikah sebagai tanda aku benar-benar tidak ingin menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Kita Bertemu Lagi
RomanceAku bahagia setiap pagi kau selalu menyapaku dengan sinarmu yang indah di jendelaku. Aku selalu menununggu saat sinar itu datang. Aku melihat di balik awan,matahari terbit dan tersenyum padaku. Aku berterima kasih pada ibumu yang telah melahirkanm...