Hai selamat siang.
Gimana dengan cerita Afterglow? Mungkin kah nggak sesuai ekspetasi kalian?
Aku banyak mendapat komen dan inbox yg bilang kalau endingnya kurang greget dan endingnya Zahya nggak sama Panca.
Sekarang aku mau kasih penjelasan. Pertama membuat cerita Afterglow, aku ingin buat cerita yang sedikit berbeda dari cerita yang pernah aku buat. Di mana tokoh utama happy ending dengan tokoh yang dia cintai. Lama-lama membuat cerita seperti itu kadang membuatku bosan. Dalam kehidupan nyata nggak semua kan orang yang kita cintai berakhir bahagia sama kita?
Kalian pernah nggak ngerasain cinta seseorang, tapi seseorang itu malah nggak mau sama kalian? Lalu ada orang lain yang mencintai kalian tapi kalian nggak mencintainya?
Nah atas dasar itulah aku membuat cerita Zahya. Dimana orang yang kita cintai belum tentu berakhir dengan kita.
Lalu soal Panca yang menghilang, kan aku sudah jelasin kalau Panca pergi untuk menata hidup baru. Aku memfokuskan akhir cerita dari point of view Zahya karena dari awal memang point of viewnya cuma Zahya.
Kalau mungkin kalian tetap nggak suka dengan ending cerita ini, nggak masalah karena ini semua tergantung soal selera. Tapi pesanku satu, aku nggak suka terlalu disetir sama pembaca. Ada pesan masuk yang berisi tentang "harusnya tuh kakak buat endingnya kayak blablabla. Bukan kayak blablabla." please kata "harusnya" seolah-olah memerintah. Kalau misal cerita ini nggak sesuai dengan bayangan kalian, cobalah kalian buat sendiri cerita yang sesuai bayangan kalian. Itu lebih baik dari pada memerintah ini itu. Karena setiap orang beda pemikiran.
Oke deh itu aja bahasan tentang ceritaku. Sampai jumpa dicerita Justin yang mulai update minggu depan.
See yeah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterglow
General Fiction[TERSEDIA DI DREAME] Rutinitas Zahya setiap sore adalah duduk di taman komplek di sebuah bangku kayu yang telah usang sambil mendengarkan musik. Usai mengenang pujaan hatinya dengan sebuah lagu, Zahya akan menatap cahaya kemerahan di langit senja. D...