Niall POV
"Aku ada di mana? Perasaan tadi aku tidur di kamar deh, tapi kenapa tiba-tiba aku bisa ada di tempat ini?" gumamku setelah menyadari jika ini bukan kamarku.
Design kamar ini sangat aneh dan sangat berbeda dengan design kamarku. Aku berniat ingin keluar dari kamar ini, tetapi di saat akan berjalan ke arah pintu, tidak sengaja aku melewati sebuah cermin. Dan aku melihat pantulan diriku di dalam cermin itu. Aku tersentak kaget, pasalnya saat ini aku memakai pakaian ala kerajaan padahal tadi sebelum tidur aku memakai baju tidur. Bukankah hal ini sangat aneh?
"Sebenarnya aku ada di mana, sih? Aku yakin banget jika ini bukan rumahku."
Saat aku sedang dilanda kebingungan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Dan tak lama kemudian, pintu pun terbuka. Nampak seorang pria tua yang memakai pakaian prajurit kerajaan dengan busur panah yang disimpan di belakang punggungnya. Walaupun sudah tua, tetapi pria itu masih terlihat gagah bahkan sangat gagah.
"Maaf mengganggu waktumu, Pangeran. Saya diperintahkan oleh Paduka Raja memanggil Pangeran untuk segera menghadap kepadanya," ucap pria tua itu dengan ramahnya.
Sepertinya pria ini adalah seorang Patih di kerajaan ini. Eh, wait! Apa tadi di memanggilku dengan sebutan Pangeran? Apa aku tidak salah dengar?
"Pangeran? Paduka Raja? Anda memanggil Saya Pangeran? Memangnya Saya seorang Pangeran? Bahkan Saya pun tidak tahu ini tempat apa dan di mana," jawabku apa adanya, karena aku benar-benar tidak tahu keberadaanku sekarang di mana.
"Pangeran ini bicara apa? Apa Pangeran sedang mengigau, Ya? Ini adalah rumah Pangeran, Kerajaan Humanis yang dipimpin oleh Ayah Pangeran sendiri. Apa Pangeran lupa?" jelas pria itu sambil terkekeh kecil. Dia pikir aku sedang bercanda kali, ya?
"Apa benar Saya ini adalah seorang Pangeran di kerajaan ini?" tanyaku dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan.
"Untuk apa Saya berbohong kepada Pangeran? Sebaiknya Pangeran segera menemui Paduka Raja. Karena beliau sudah menunggu Panrgeran di singgah sana."
Aku menganggukan kepalaku, walaupun masih dalam keadaan yang bingung atau mungkin sangat bingung.
"Baiklah, Saya akan menemui Ayahanda sekarang," balasku.
Setelah nendengar perkataanku, pria itu langsung berjalan keluar dan aku pun mengikutinya dari belakang.
Di sana, di singgah sana aku melihat seorang Raja sedang duduk dengan damainya. Dia seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Dan aku yakin, orang yang sedang ditunggu oleh Sang Raja adalah aku, Sang Pangeran. Sampai di sana, aku memberi hormat kepadanya. Setelah itu, aku mulai membuka pembicaraan. Jujur saja, aku bingung harus berkata apa. Karena apa? Karena aku itu Niall bukan Pangeran. Jika aku adalah seorang Pangeran berarti Sang Raja yang sedang berada tepat di hadapanku saat ini adalah Ayahku. Namun, faktanya dia bukan Ayahku, aku sama sekali tidak mengenalnya. Bahkan namanya pun aku tidak tahu.
" Ada apa, Ayahanda?" tanyaku sok polos.
"Ada hal penting yang ingij Ayah sampaikan kepadamu, Putraku."
"Hal penting apa, Ayah? Apa penting sekali?"
"Iya, ini sangat penting, Nak. Ini menyangkut tentang kerajaan kita," jawab Sang Raja tegas sambil berjalan ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery OF The Empty House [COMPLETED]
FanfictionThe goodboys sebuah grup detektif yang terdiri dari 10 laki-laki tampan, berusaha untuk memecahkan kasus tentang misteri rumah kosong yang selalu mengambil korban di setiap minggunya. Yang dimana rata-rata korban yang diambil adalah remaja berusia a...