Chap 1

55 4 0
                                    

.
.
"Kau yakin bisa melindungi kedua orang tuamu?"tanya pria berjaket hitam dan memakai topi, hingga mukanya tidak terlihat serta keadaan yang gelap disana.

"Siapa kau? Apa urusanmu dengan kedua orang tuaku?" tanya Felly balik.

Pria tersebut malah terkekek mendengar pertanyaan Felly, dan sedikit berjalan mendekati posisi Felly. "Aku? Kau bisa menanyakannya pada orang tuamu itu. Apa kau tau?" "Mereka Adalah Pembohong Besar" sinis pria itu sambil menekankan kalimat terakhirnya.

Felly terkejut tidak mengerti apa yang dibicarakan orang didepannya, "apa maksudmu?" tanyanya penasaran.

Lagi-lagi pria tersebut malah tertawa mendengar pertanyaan Felly, "kau akan mendapatkan jawabannya setelah aku kembali nanti" ucap pria itu tersenyum licik dan smakin mendekat ke posisi Felly.

04:45~

Felly baru saja terbangun dari tidurnya, karna bermimpi buruk. Apakah ia lupa membaca doa sebelum tidur semalam? Atau ia hanya kecapean saja?, tapi mimpi apa yang dialaminya saat ini? Apa itu benar ada hubungannya dengan orang tuanya? Lalu siapa orang itu?.

Pertanyaan tentang mimpinya mulai bercampuran memenuhi otaknya. Kebetulan ini sudah kedua kalinya, pria itu slalu datang dalam mimpinya. Sayangnya Felly tidak dapat melihat wajahnya sedikit pun.

Sedangkan orang tua Felly, tidak pernah memikirkannya. Mereka hanya sibuk dengan pekerjaan di perusahaan yang mereka bangun belum lama ini.

Jika dibilang orang tuanya adalah pembohong besar, Felly tidak mengetahuinya. Karna ia tidak pernah ikut campur urusan orang tuanya.
Kebohongan apakah itu?..

Tiba-tiba alarmnya berbunyi menunjukkan pukul 05:00, waktunya terbuang hanya untuk memikirkan mimpinya tadi. Segera ia bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Seperti biasa, saat Felly ingin berangkat ke sekolah. Orang tuanya lebih dulu berangkat ke kantor, mereka hanya meninggalkan sarapan untuk Felly pagi ini.

Felly sudah terbiasa dengan hal itu, hanya malam hari Felly dapat bertemu dengan orang tuanya. Bagaimana sehariannya?? Felly hanya berdiam diri di rumah ataupun bermain dengan temannya diluar jika bosan.

Namun ia tidak mempermasalahkannya, karna teman dekatnya slalu siap menemaninya kapan saja. Teman dekatnya ini, sama saja teman kecilnya Felly. Rumahnya tidak jauh dari rumah Felly, hanya berjeda 3 rumah saja.

Namanya Randi, iyaa dia memang laki-laki. Tetapi Felly bersyukur, karna ia masih mempunyai seseorang yg ia percaya setelah orang tuanya. Atau bisa saja Randi orang satu-satunya yg Felly punya, setelah ia mengalami mimpi tersebut.

Felly segera mengambil sarapan yg telah disiapkan Ibunya, dan memakai sepatu lalu berangkat ke sekolah. Oh iya, ia juga slalu bareng dengan Randi kok. Sambil menunggu Randi datang, ia menghabiskan sarapannya.

"Felly", teriak seseorang diluar dan itu adalah Randi.

"Iya bentar", balas Felly. Ia segera membuka pintu, berkaca sebentar merapikan poni yang menutupi matanya lalu bergegas berangkat.

"Hai", sapa Randi.

"Hai", balas Felly "ayok brangkat", ucapnya lagi.

"Udah siap emang?", tanya Randi.

"Udah dong", "ayoo", jawab Felly sambil menarik tangan Randi agar cepat berangkat karna hari mulai siang.

Mereka berjalan kaki menuju sekolah, karena jarak rumah dengan sekolah hanya 4m. Tidak jauh bukan??, yaa mungkin.

"Ran, aku memimpikannya lagi. Apa kau merasa bahwa itu sungguh nyata?", tanya Felly mengingat mimpinya semalam.

Randi hanya tersenyum mendengarnya, "aishh kau ini, mimpi itu hanya sebuah khayalan saja atau imajinasi dri pemilik mimpi tersebut. Jadi jangan mengira itu adalah benar" jelas Randi panjang lebar.

Felly hanya mengangguk mengerti, memang masuk akal. Tetapi Felly masih tetap meragukannya, "bagaimana jika itu benar?", tanyanya penasaran.

"Jika itu benar, kebohongan itu akan terbongkar baik cepat ataupun lambat. Dan apakah kau berpikir seperti pria itu juga?", tanya balik Randi.

"Entahlah, aku merasa tidak enak jika tidak mempercayainya. Ada yang mengganjal, dan menunjukkan bahwa itu benar" jawab Felly.

"Sudah lahk, jangan dipikirkan. Sejahat-jahatnya orang tua kita, mereka tidak akan pernah menyakiti kita. Jadi jangan mencoba nyalakan api jika kau tidak ingin terkena percikannya, paham?", jelas Randi.

Felly tersenyum dan mengangguk mengerti, sedangkan Randi membalas senyumannya dan memegang kepala Felly. Itulah yang membuat Felly bersyukur mempunyai Randi, ia sangat perhatian, bijak, dan selalu mengajarkan Felly tentang kebaikan.

Akhirnya mereka sampai di sekolah, setelah menempuh jalan. Untung saja mereka sekelas, jadi mereka tidak ribet memilih tangga yang ada.

Oh iyak, mereka kelas XI jurusan Ipa di SMA 12 Jakarta. Entah kenapa mereka bisa sekelas selama 11 tahun belajar, mungkin Felly dan Randi akan mendapatkan record temen seperjuangan. (Author berlebihan_-).

Baru saja mereka duduk ditempat masing-masing, tidak lama kemudian bel masuk berbunyi. Semua murid masuk ke kelasnya, dan bersiap memakan materi yang diterangkan para guru.

Bel istirahat berbunyi~

Semua murid berhamburan keluar kelas, dan menuju keberbagai tempat. Seperti taman, perpustakaan, kantin, dan lainnya.

Tiba-tiba Anna dan teman-temannya mengajak Felly untuk keluar kelas. 'Ada apa ini?, tumben sekali mereka mengajakku, sejak kapan mereka dekat denganku?, apakah ada sesuatu yg disembunyikan olehnya?'-pikir Felly dalam hati.

Anna, Lisa, dan Binka adalah geng yang bisa dibilang famous di sekolah tersebut. Mereka dikenal oleh siapapun di sekolah, karna paras mereka yang cantik. Tetapi orang yang bilang mereka cantik, hanya memandang sebelah mata saja. Orang-orang tersebut tidak tahu sifat mereka yang aslinya.

"Ly, anterin aku yuk", ajak Anna.

"Eh, kemana?", tanya Felly.

Anna tersenyum, "udah ikut aja ayuk", tarik paksa tangan Felly. Dan Felly hanya menurutinya saja.

Dibalik itu, ada Randi dan seseorang yang memperhatikan tingkah Anna dan teman-temannya membawa Felly keluar kelas. Ada perasaan tidak enak yg dirasakan mereka ber-2. Akhirnya dengan kompak, mereka mengikuti kemana perginya Anna. Tetapi mereka tidak mengetahuinya satu sama lain.

Bughh....
"Aahhk...", Felly menatap sikutnya yang berdarah akibat dorongan kuat dari Anna, dan tubuhnya terbentur tembok yang masih setengah jadi (kyk bata merah, trus ada semennya gitu).

Anna dan teman-temannya hanya tertawa puas melihat Felly kesakitan akibat luka disikutnya. Dibalik itu, tidak jauh dari posisi mereka. Seseorang sedang mengepalkan tangannya menahan amarah, melihat kejadian tersebut.

"Apa mau kalian?", tanya Felly yang masih terduduk, ia merasakan nyeri dibagian sikutnya dan bahunya.

Anna menunjukkan senyuman liciknya, dan menyamakan posisinya dengan Felly. "Bukankah aku sudah pernah bilang, menjauhlah darinya. Tpi kau malah bermain-main denganku", ucap Anna menjambak rambut Felly.

Felly meringis kesakitan karenanya, "menjauh dari siapa? Aku tidak tau", tanyanya.

Anna semakin memperkuat jambakannya, sedangkan Felly semakin kesakitan. "Tidak usah pura-pura, aku yakin kau mengetahuinya. Jika kau tidak menjauh, aku akan melakukan yang lebih dari ini paham?", Anna melepaskan jambakannya, tertawa licik, dan meninggalkan Felly yang masih merasakan nyeri dibagian sikut, bahu, dan kepalanya.

Felly menangis kecil, membenarkan kacamatanya yang miring. 'Siapa yang harus kujauhi?, aku benar-benar tidak tau hiks... Tuhan tolong bantu aku'- ucapnya dalam hati, sedangkan mulutnya menahan suara tangisan agar tidak kedengaran murid lainnya.

Bersambung.....

Fiuhh~ Annyeong haseyo~
Author udh coba bkin berkali2 cerita, tpi baru ini yang jadi. Mudah2an readers menyukainya.

Gimana?? Seru gk?? Klo gk suka, jgn dilanjutin bacanya yaa. Nah lo, apa kebohongan yang disembunyikan orang tua Felly??, trus Felly harus jauhin siapa tuh, sedangkan Felly saja tidak tau??, oh iya siapa yang mengikuti Felly kecuali Randi??, trus yang ngepalin tangannya krena amarah siapa yaa??.

Author brisik nih,,, okok baca terus aja yaa. Kasih dukungan jga biar author semangat ngetiknya, dadah....

I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang