Chap 7

9 3 0
                                    

.
.
------Happy Reading------

Dengan cepat Randi menarik kerah Harfan hingga yang punya berdiri paksa.

Buggh..

Satu pukulan mendarat dipipi Harfan, dan itu menyebabkannya mengeluarkan darah disudut bibirnya. Harfan hanya tersungkur meraba bibirnya yang mengeluarkan darah dan tersenyum kearahnya, sedangkan Anna hanya berteriak dan berusaha menolong Harfan namun tangannya ditepis kasar.

"Apa maksudmu dengan ini?" tanya Harfan menunjuk pipinya sendiri.

"Kemarin kau bawa Felly kemana?" tanya balik Randi. "Felly tidak masuk hari ini, karena ia tidak keluar dari kamarnya dari kemarin dan hanya kau yang mengetahuinya. Apa maksudmu hah?!" jelas Randi yang langsung memegang kerah Harfan, sedangkan Harfan hanya memikirkan sesuatu.

Drrttt..... Drrttt...

Dering handphone Randi berbunyi membuatnya harus menghentikan kegiatannya dan segera mengangkat telepon. Dan itu adalah dari Ibu Felly, 'ada apa ini?, Tumben sekali menelepon',- ucap Randi dalam hati.

"Halo Bu, ada ap--",

"....."

"Hah!?!? Bagaimana bisa ia?",

"....."

"Aishh, baiklah aku segera kesana".

Pip...

Randi menatap Harfan penuh amarah, sedangkan Harfan hanya menunggu penjelasan apa yang terjadi dengan Felly. Karena ia tau itu pasti dari Ibu Felly. Randi hanya tersenyum licik melihat ekspresi Harfan saat ini.

"Jika terjadi sesuatu dengan Felly, aku yang akan membalasnya. Oh iya nanti jika kau mati, aku harap mukamu seperti ini. Penuh dengan rasa penasaran," ucap Randi langsung bergegas menuju rumah Felly dan meninggalkan Harfan dan Anna.

Harfan terduduk berpikir kosong, sedangkan Anna hanya mengikutinya duduk. "Apakah ia masih memikirkan apa yang dikatakan mommy kemarin?" Tanya Harfan entah pada siapa, tapi yang jelas disampingnya ada Anna.

"Biarkanlah, Harfan ingat rencana awal yang kau buat. Kau tidak boleh jatuh dengannya ataupun Randi, jika itu terjadi rencanamu akan gagal. Dan aku tidak akan tinggal diam," ucap Anna memegang tangan Harfan.

Harfan tersenyum licik, dan memegang sudut bibirnya yang terluka akibat pukulan yang diluncurkan Randi. "Aku tahu orang yang aku hadapi saat ini, dan untuk Randi ia masih saja keras kepala. Jadi kau tenang saja," jelas Harfan tersenyum kearah Anna yang jga tersenyum.

(Aishh, ingat mereka itu sangat licik 😡)

......

Randi yang sudah sampai langsung menaruh sepedanya di garasi rumah Felly dan segera masuk membantu Ibu. Ingat mereka teman dari kecil, wajar saja Randi menganggap rumah Felly seperti rumahnya sendiri.

"Halo Bu, ada ap--"

"Randi tolong Felly, didalam kamarnya terdengar bunyi gelas pecah. Ibu takut terjadi sesuatu dengannya," jelas Ibu panik.

"Hah!?!? Bagaimana bisa ia?"

"Entahlah Ibu tidak tau, cepat kesini Ran,"

"Aishh baiklah, aku kesana sekarang,".

Randi langsung pergi kelantai 2 menghampiri Ibu Felly yang jga berada di sana dengan perasaan panik dan memohon seolah menyuruhnya untuk cepat.

"Ibu mundur, aku akan mendobrak pintu ini," ucap Randi bersiap mendobrak menggunakan bahunya, sedangkan Ibu melakukan apa yang diminta Randi.

I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang