Chap 4

9 3 0
                                    

.
.
Happy reading:)

Saat bel istirahat berbunyi, semua murid pada keluar kelas dan menuju tempat yang mereka sukai. Terkecuali dengan Randi, Felly dan juga Harfan. Mereka sedang berbincang-bincang tentang masa lalu mereka, saling bercanda dan tertawa. Namun, Randi hanya bengong menatap Harfan sinis. 'Ada apa dengannya?'- tanya Harfan dalam hati.

"Kau kenapa?, menatapku sampai segitunya. Ada apa?", tanya Harfan menyenggol tangan Randi, yang terkejut karenanya.

"Tidak, aku hanya berpikir. Apa kau masih sama dengan kau yang dulu?", tanya Randi, yang ditatap hanya bingung begitu juga dengan Felly.

Harfan tertawa ringan "apa maksudmu?, tentu saja ini masih aku", jawab Harfan.

"Hei, dia ini masih sahabat kita sampai sekarang, jangan berpikir yang aneh-aneh tentangnya. Ayolah, kita mulai semua dari awal kembali", ajak Felly sebagai pemecah suasana.

Mereka hanya bisa mengiyakan, tetapi Randi tidak mudah untuk menerima jawaban yang Harfan berikan padanya. Entah kenapa ia sangat yakin pada firasatnya, yaitu Harfan pasti menyembunyikan sesuatu dan itu pasti berkaitan dengan Felly.

"Oh iya, kudengar kau mempunyai pacar disini, apa itu benar?", tanya Randi penasaran, yang membuat Felly juga Harfan terkejut.

Felly merasakan sakit dibagian dadanya saat Randi menanyakan hal itu pada Harfan, apakah itu benar?,Siapa pacarnya Harfan?, Harfan tidak pernah bercerita hal ini pada Felly. Itulah yang muncul dipikiran Felly saat ini.

Sedangkan ekspresi Harfan saat ini terkejut, darimana Randi mengetahuinya?, padahal Harfan masih menyembunyikan hubungannya dengan Anna rapat-rapat.

Dan Randi juga sengaja menanyakan hal itu saking penasarannya dengan Harfan, karena ia ingin membuktikan apakah benar Harfan dan Anna mempunyai hubungan.

"Hahaha, tentu saja. Darimana kau tahu itu?", tanya Harfan balik sambil tertawa ringan.

'Yesss, benarkan dugaanku. Pacarnya itu pasti adalah Anna'- ucap Randi dalam hati. "Ada deh, apakah pacarmu di kelas ini juga?, aku rasa aku tahu banyak tentang pacarmu", goda Randi pada Harfan.

'Apakah Randi benar-benar tahu jika aku punya hubungan dengan Anna?, jika ia tahu, aku tidak akan tinggal diam karena rencananya pasti akan gagal,- pikir harfan dalam hati. "Wahhh masa sih?, Sudahlah jangan bahas itu dulu", ucap Harfan tertawa mengalihkan pembicaraan.

~Felly POV~

Hei, apa-apaan ini. Apakah Harfan benar sudah mempunyai pacar??, siapa dia??, mereka membicarakan hal itu, lalu mereka tidak mikir perasaanku bagaimana disini??. Sakit, orang yang kusuka selama ini ternyata telah mempunyai pacar.Aku bingung, siapa yang mereka bicarakan. Untuk kali ini kalian bisa bilang bahwa aku egois, tapi kalian juga harus tau sakit yang aku rasakan saat ini.

Karena aku merasa hanya nyamuk bagi mereka, aku pergi meninggalkan mereka. Aku merasakan mataku memanas dan cairan bening mulai mengalir lewat ujung mataku, melihat Harfan sebahagia itu ketika ia berbicara tentang pacarnya dengan Randi. Untung saja tidak ada yang menyadarinya, aku ingin pergi dari sini rasanya.

"Aku ke kamar mandi sebentar", ucapku tiba-tiba yang membuat mereka berhenti sejenak dan mengangguk. Tidak lama aku pergi, mereka langsung melanjutkan pembicaraan mereka.

Sesampainya di kamar mandi, aku melepaskan kacamataku dan menangis sekuat-kuatnya. Menumpahkan rasa sakit yang baru saja terjadi, jujur aku sebenarnya orang yang sangat lemah kalian tau itu. Tetapi kenapa dada ini sangat sesak?. Suara pintu terbuka membuatku terkejut, dan refleks mencuci mukaku.

"Kau menangis?", tanya seseorang dibelakangku. Aku menengok dan kulihat Anna yang tersenyum. Anna tidak bersama teman-temannya, dia sendirian.

"Tidak", jawabku singkat.

I'm HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang