Chapter 2

2.2K 278 47
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Renjun tidak tahu kenapa ia bisa terjebak dalam suasana seperti ini. Di depannya ada Mark, di samping Mark ada Jeno, di sampingnya ada Jaemin. Sungguh hanya pemuda sehebat Jaemin yang bisa membuat dua manusia paling populer di SOPA duduk di meja yang sama serta makan bersama. Padahal dua orang itu seperti musuh abadi yang siap membunuh satu sama lain jika bertemu.

Renjun sendiri takjub dengan Jaemin yang bisa membuat keduanya seperti ini. Pantas saja dia disebut Malaikat Penakluk SOPA karena ia bisa mendinginkan suasana tegang di antara api dan es yang ada di SOPA.

"Bagaimana makanan hari ini Renjun ?", tanya Mark pada Renjun.

"Ini, enak. Tapi aku tidak terbiasa makan di kantin", seru Renjun.

"Bagaimana mau terbiasa kalau waktumu dihabiskan di atap dan perpustakaan", seru Jeno datar.

"Kau sepertinya tahu banyak soal Renjun. Jeno-ya", sahut Jaemin.

Renjun melirik Jeno sebentar tapi pemuda itu bahkan tak melihatnya.

"Hanya kebetulan terlihat", balas Jeno seadanya.

Mark melirik Jeno sebentar lalu beralih melihat Renjun yang menunduk. "Apa perkataanmu itu tidak terlalu kasar Jeno-ssi ?", sahut Mark.

"Urusi saja urusanmu Sunbae", balas Jeno.

Mark mengernyit entah kenapa pemuda di sampingnya ini punya kepribadian yang sangat dingin. Saking dinginnya hanya Jaemin dan teman sebangku Jeno bernama Kang Chani yang bisa mendekati pemuda itu. Dia punya kepribadian yang tidak peduli pada sekitar tapi kenapa ia tahu banyak tentang kegiatan Renjun di jam istirahat.

"Kau ini dingin sekali Jeno", sahut Jaemin.

"Tapi tidak ada yang salah kan ?", tanya Jeno datar.

"Tidak ada sih tapi kadang-kadang kau bebicara sambil menusuk hati orang", sahut Jaemin.

"Aku tidak merasa seperti itu", balas Jeno.

"Oh, suatu hari kau pasti akan dibalas oleh seseorang", gerutu Jaemin.

"Biar saja, aku tidak peduli", seru Jeno

PLAAAK

"NA JAEMIN !!!", seru Jeno kesal karena pemuda itu memukul kepalanya.

"Itu balasan untukmu !", balas Jaemin sengit.

Renjun terperangah melihat Jeno dan Jaemin bertengkar seperti itu, ia tidak pernah melihat siswa berjulukan Pangeran Es itu berinteraksi seperti ini. Bertengkar dengan seseorang dengan nada datar tapi tidak ada kata-kata tajam di sana. Ia melirik Mark yang memasang wajah datar melihat interaksi anatara Jeno dan Jaemin.

Entah hanya Renjun atau memang benar bahwa ada rasa cemburu di mata Mark. Renjun mengerti bagaimana perasaan Mark ketika melihat seseorang yang disukai berinteraksi akrab dengan orang lain. Karena Renjun mengalaminya sendiri, ketika ia melihat Mark dan Jaemin bebicara dengan akrab sekali dan tidak ada dinding pembatas. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai meski mereka mendeklarasikan bahwa hubungan mereka hanya sebatas sahabat. Siapa yang tahu ?

Cover It Up !Where stories live. Discover now