Last Flight With Zenario 5 - END

1.2K 149 47
                                    

Akhirnya aku berbalik, kugendong tubuh Zenario dengan paksa. Lalu balik lagi ke mom sambil tanya, "Where's your car?"

Mom tertegun, dia buru-buru mengambil ransel dan koper Zenario lalu berlari memandu kami ke arah parkiran. Setelah sampai, aku memasukkan Zenario ke dalam bangku penumpang. Mom masuk ke bangku pengemudi. Aku masih berdiri, menahan pintu Zenario dari luar.

Mom keluar lagi begitu sadar bahwa aku nggak kunjung naik ke mobil. "Come in, Xena. Hurry up!"

Aku menggeleng, dan kaca mobil di depanku bergerak turun. Wajah Zen muncul setelahnya. Dia berontak mau ikut keluar tapi aku tahan pintunya. "I'm not going to stay. Just like you two. This is my revenge, Mom. Aku nggak mau sedih lagi, itu pembalasanku untuk diriku sendiri dan untuk keegoisan yang pernah Mom timpakan ke aku. Jadi, lebih baik kalian pergi dan nggak usah hubungin aku lagi. Mom udah biasa nggak ada aku, kan? Jadi, Mom nggak perlu nahan aku demi Zenario."

"Xenario!" Mom berseru, menutup pintu mobilnya lalu mendekatiku. Memelukku dari samping. Dia menangis di pundakku sekarang. Sementara Zenario kelelahan. Tubuhnya bersandar di jok, tapi matanya masih menatap ke arahku. Aku tahu itu.

"Stop, Mom. Jangan pura-pura sedih. Dulu aja nggak. You better hurry up, take him to hospital real fast!"

"Mom udah lama mikirin ini sejak dikasih kabar kalau dad kamu nikah lagi. Mom ingin sekali jemput kamu, ngajak kamu tinggal bareng sama mom dan Zenario. Tapi mom takut kamu benci sama mom. Mom takut kamu nolak. Makanya, Zenario mom suruh liburan di Magelang setiap kali ada waktu. Biar mom bisa punya kesempatan buat ketemu sama kamu saat mom nganterin Zenario sampai Jogja, atau saat kamu nganterin Zenario sampai Bali. Mom hanya nggak ngerti gimana caranya biar hubungan kita membaik kayak dulu.

"Mom hanya masih keingetan betapa kecewanya kamu dulu. Masih keingetan betapa kamu sama sekali nggak mau lihat ke arah mom sambil terus packing barang-barang kamu dan mom masih inget gimana kamu nolak buat bicara sama mom sampai detik terakhir kita berpisah di airport. Mom takut kamu masih benci Mom sampai sekarang. Zenario jangan kamu libatin, please. Xena, please stay, if it's not for me, then just think about Zenario. He needs you."

Aku terdiam. Pantas saja, setiap kali liburan, Zenario nggak berhenti nyerocos menceritakan mom yang begini dan mom yang begitu. Pantas juga, Zenario harus diantar jemput kayak pangeran. Ternyata adikku itu jadi kurir selama ini. Tapi malangnya, kabar yang dibawa dia sebagai kurir, nggak bisa aku terima dengan baik.

Kecewa dan sakitnya terlanjur mengakar di hati. Delapan tahun aku hidup tanpa orang tua. Tanpa teman, karena seluruh teman di Magelang bilang kalau aku ini alien tersesat yang dibuang orang tuanya. Sekarang, saat baik hatiku atau pun kurirnya lagi sekarat, mom baru bilang kalau selama ini dia sayang sama aku? Ah, so funny!

"Get well soon, Zenario. Kamu bakalan baik-baik aja." Aku melepaskan pelukan dari mom. Kalau kelamaan bisa-bisa aku bakalan kemakan sama sayang palsunya lagi.

Zenario menangis, dia terisak sampai mimisan lagi. Aku ingin sekali mengikuti apa maunya. Aku juga menangis sekarang. Sekarang, siapa yang jahat? Dia apa aku? Pasti aku.

Zenario mau menambah lagi daftar hal yang hilang di hidupku dan aku nggak akan membiarkan hal itu terjadi. "Lebih baik sekarang kita nggak usah saling ngasih kabar. Kayak pas awal-awal dad dan mom cerai, Zen."

Iya Zen, biar saat kemungkinan terburuk menimpamu, namamu masih ada di daftar hal berharga yang aku miliki di hidupku!

Zenario menggeleng. Mom menatapku dengan penuh kemarahan. "Kamu akan menyesal, Xena."

Last Flight With Zenario ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang